BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia secara sadar maupun tidak
sadar memiliki kebutuhan yang sangat banyak dibandingkan dengan alat atau
sumber daya pemenuhan kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dengan alasan itu maka
manusia harus bisa memilih dan menentukan mana kebutuhan yang di anggap paling
penting dan paling utama dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
Ada pepatah kebutuhan pangan
lebih mendesak dan utama dibandingkan kebutuhan papan. Mungkin itu benar dalam
kenyataan bagi beberapa kalangan manusia. Itulah sebagai contoh bagaimana
manusia menyusun skala prioritas. Namun bagaimanapun juga kebutuhan papan
penting untuk menjaga kesehatan.
Setiap orang seharusnya memiliki
skala prioritas yang memang dijalankan dengan baik. Skala prioritas adalah daftar
yang dibuat oleh seseorang dari hal yang paling mendesak sampai hal yang
sebaliknya. Skala prioritas membantu kita menentukan, mana yang harus
dikerjakan lebih dulu.
Dalam membeli suatu barang, kita
dihadapkan kepada banyak sedikitnya dana yang kita miliki, sehingga kemudian
kita harus menentukan barang mana yang akan kita beli terlebih dahulu. Pasti,
pada saat kita memikirkan barang mana yang paling penting diantara
barang-barang yang penting tersebut, akan ada kebingungan ketika kita merasa
bahwa semua barang itu paling penting diantara barang-barang lainnya. Nah,
disinilah skala prioritas digunakan. Dengan skala prioritas, kita dapat
menentukan, apakah barang A sangat diperlukan sekarang atau mungkin
barang B belum urgen (yang mana yang harus didahulukan) untuk digunakan
sekarang sehingga dapat dibeli di lain waktu.
B. Rumusan Masalah
1.
Mengapa kita membutuhkan skala prioritas?
3.
Bagaimana cara kita dapat menjalankan skala
prioritas dengan benar?
C. Tujuan Penulisan
1.
Standar pengawasan, yaitu mencocokkan
pelaksanaan dgn perencanaan.
2.
Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
suatu kegiatan.
3.
Mengetahui siapa saja yang terlibat, baik
kualifikasi maupun kuantitasnya.
4.
Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk
biaya dan kualitas pekerjaan.
5.
Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan
menghemat biaya, tenaga dan waktu.
6.
Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
kegiatan pekerjaan.
7.
Menyerasikan dan memadukan beberapa kegiatan.
8.
Mendeteksi hambatan yang akan ditemui.
9.
Mengarahkan pada pencapaian tujuan
D. Manfaat Penulisan
1.
Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
2.
Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
3.
Membantu Manajer Menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan.
4.
Alat untuk memudahkan dalam berkoordinasi dengan
pihak terkait.
5.
Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
6.
Mempermudah aktivitas atau pekerjaan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Skala Prioritas
Skala prioritas adalah suatu
daftar bermacam macam kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya,yaitu dari yang paling penting sampai dengan kebutuhan yang
dapat ditunda pemenuhannya.
B. Langkah-Langkah membuat Skala Prioritas
1.
Mencatat semua kebutuhan yang ada.
2.
Membuat urutan kebutuhan berdasarkan tingkat
kepentingannya.
3.
Membuat beberapa catatan kebutuhan alokasi dana
yang ada.
4.
Memilih catatan kebutuhan yang paling memberi
manfaat secara optimal.
5.
Belanja sesuai dengan daftar yang telah
ditentukan
C. Contoh Skala Prioritas
Ida seorang siswa SMP Kelas 2
mendapat uang saku setiap bulannya Rp 200.000,- sedangkan kebutuhan Ida setiap
bulan adalah sebagai berikut :
1.
Jajan
2.
Tabungan
3.
Buku Tulis
4.
Foto kopi
5.
Alat Tulis
6.
Transportasi
Kemudian Ida membuat skala
prioritas kebutuhannya dari yang terpenting seperti berikut:
1.
Transportasi
2.
Alat Tulis
3.
Buku Tulis
4.
Fotokopi
5.
Tabungan
6.
Jajan
urutan tersebut dibuat dengan pertimbangan perhitungan
tertentu diantaranya sebagai berikut :
1.
Transportasi penting karena kalau tidak di
utamakan tidak dapat sekolah.
2.
Alat tulis di gunakan untuk alat mencatat yang
perlu dicatat.
3.
Buku tulis untuk catatan materi pelajaran yang
perlu dicatat.
4.
Fotokopi pada urutan ke empat karena bisa dirasa
tidak cukup dananya tidak perlu fotokopi,lebih baik mencatat bisa sambil
belajar.
5.
Tabungan merupakan kebutuhan yang perlu
dipertimbangkan.
6.
Jajan bisa dipenuhi bisa tidak.
Berdasarkan uang saku yang diterima
kemudian membuat catatan alokasi penggunaan uang saku tersebut, yaitu sebagai
berikut :
1.
Transportasi :
Rp 90.000,-
2.
Alat
tulis : Rp 10.000,-
3.
Buku
tulis : Rp 20.000,-
4.
Fotokopi : Rp 30.000,-
5.
Tabungan : Rp 20.000,-
6.
Jajanan : Rp 30.000,-
D. Pertimbangan dalam membuat Skala Prioritas
1.
Tingkat Urgensi
bagaimana didalam menentukan pilihan, mana
yang harus didahulukan harus perlu dipertimbangkan seberapa jauh tingkat
kepentingan hal tersebut.
Contoh : Ada
seorang anak yang akan menghadapai ujian, pada malam sebelum hari
ujian ia akan belajar, namun tiba-tiba lampu kamar mati dan dia juga belum
membeli pensil, manakah yang lebih penting dari lampu belajar atau membeli
pensil? Dalam kasus ini hal yang diutamakan adalah membeli lampu kamar sebagai
sarana penerangan belajar, sedangkan alat tulis bisa meminjam kakak atau adik
terlebih dahulu.
2.
Kesempatan yang dimiliki
Apabila suatu kebutuhan hanya dibutuhkan
pada saat itu saja, maka perlu didahulukan. Misalkan dalam suatu kondisi
darurat, keselamatan atau kesehatan merupakan hal yang paling diutamakan. Demi
kesembuhan dan kesehatan maka obat merupakan kebutuhan nomor satu dan yang
paling utama untuk didahulukan dibandingkan hal lainnya yang bisa ditunda dan
dikesampingkan terlebih dahulu.
3.
Pertimbangan Masa depan
Bagaimana jika dalam menghadapai pilihan
yang sulit, maka faktor masa depan juga perlu dipertimbangkan.
Contoh : Ada
berbagai pilihan bidang les yang ingin kita ikuti, namun karena keterbatasan
suatu hal maka kita harus menentukan salah satu dan tidak bisa memilih
keduanya, manakah yang harus kita pilih? Dalam hal ini kita harus
mempertimbangkan mana yang paling bermanfaat bagi masa depan kita? Matematika
atau Bahasa Inggris? Kedua hal tersebut semuanya penting, namun mengutamakan
Bahasa Inggris merupakan pilihan yang paling tepat, sebab kegunaan Bahasa Inggris
dimda depan yang akan datang lebih luas dibandingkan dengan Matematika.
Ini adalah salah satu pilihan yang didasarkan dengan kebutuhan untuk masa
depan.
4.
Kemampuan diri
Hal terakhir yang bisa menjadi bahan
pertimbangan adalah berawal dari sifat manusia yang mempunyai banyak keinginan
dan selalu merasa tidak puas, namun ada hambatan karena keterbatasan kemampuan,
baik dari segi ekonomi maupun yang lain. Maka perlu dipertimbangkan pula
berdasarkan kemampuan yang dimiliki, baik dari segi materi maupun non materi
agar pilihan yang diambil bisa tepat sesuai kemampuan.
Contoh : Di
era jaman sekarang ini, persaingan hidup dikota besar sangatlah ketat dan
memaksa manusia untuk saling berlomba agar tidak tertinggal dengan yang lain.
Dalam kondisi kesemrawutan ini, kadang muncul persaingan yang tidak sehat,
berusaha memaksakan diri agar bisa sama dengan orang lain tanpa
mempertimbangkan kemampuan diri, akibatnya belum tentu akan bertahan lama, bisa
saja malah semakin menderita dikarenakan keterbatasan yang dimiliki.
5.
Berdasarkan waktu pemenuhannya
a.
HAVE TO DO (Penting dan Mendesak)
HAVE
TO DO, sesuatu yang harus dikerjakan sekarang juga karena waktunya sudah mepet
dan kalo gak dikerjakan bisa buruk akibatnya. Contohnya, mengerjakan tugas
kuliah yang dikumpulkan besok pagi atau mengantarkan istri yang mau melahirkan
ke rumah sakit. Coba bayangkan kalo kita gak melakukan itu semua, bisa fatal.
Makanya, hal-hal yang termasuk dalam prioritas HAVE TO DO ini memang harus
dikerjakan saat ini juga.
b.
NEED TO DO (Penting tapi Tidak Mendesak)
NEED TO DO, sesuatu yang harus dikerjakan tapi tidak mendesak karena
masih ada waktu lain untuk mengerjakannya. Namun jika pengerjaannya
ditunda-tunda bisa berubah menjadi HAVE TO DO, dan apabila gak dikerjakan bisa
berakibat buruk. Sebenarnya banyak sekali hal yang termasuk dalam prioritas
NEED TO DO. Contohnya belajar materi untuk UAS meskipun ujian masih dua bulan
lagi, atau menabung untuk biaya kuliah anak yang masih SD. Namun seringkali
penyakit malas dan procrastinate (menunda-nunda) mengubah hal-hal
tersebut menjadi HAVE TO DO ketika sudah dikejar-kejar olehdeadline alias
jatuh tempo.
c.
PROMPT TO DO (Tidak Penting tapi Mendesak)
PROMPT TO DO, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh
seseorang tapi harus dikerjakan sekarang juga. Nah, hal-hal seperti ini bisa
saja kita kerjakan sendiri jika memang gak ada hal lain yang HAVE TO DO atau
NEED TO DO. Namun apabila kita sedang ada sesuatu yang HAVE TO DO atau
sedang banyak NEED TO DO, sebaiknya sesuatu yang PROMPT TO DO ini didelegasikan
kepada orang lain. Kebanyakan hal-hal yang PROMPT TO DO ini adalah sesuatu yang
menyangkut orang lain, bukan hanya diri kita sendiri. Contohnya apa ya?
Misalnya membeli rokok untuk tamu yang sedang ada di rumah. Sebaiknya suruh
saja adik kita yang masih SD untuk membelinya, karena kita sendiri sedang
ngobrol dengan tamu tersebut atau kita sedang ada kerjaan lain yang lebih
penting.
4.
WANT TO DO (Tidak Penting dan Tidak Mendesak)
WANT TO DO, sesuatu yang gak penting dan gak harus dikerjakan sekarang juga.
Ya sebaiknya sih tunda saja, atau gak usah dikerjakan. Tetapi ya namanya juga
manusia, pasti memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang dapat
memuaskan dirinya, meskipun sebenarnya hal itu gak ada manfaatnya sama sekali
dan gak perlu juga untuk dilakukan. Misalnya main game, baca komik, atau nonton
film.
E. Hal-hal yang mempengaruhi prioritas
kebutuhan manusia
1.
Tingkat urgensinya, Yang mana harus di dahulukan
2.
Kesempatan yang dimiliki, Misalnya : obat,
saat sakit menjadi hal utama, yang lain menjadi hal kedua
3.
Pertimbangan masa depan, Agar masa depan
gemilang kita perlu mendapatkan pendidikan maka dari itu pendidikan beserta
pelengkapnya harus di utamakan juga.
4.
Kemampuan diri, Berawal dari sifat manusia yang
mempunyai banyak keinginan dan selalu merasa tidak puas, namun ada hambatan
karena keterbatasan kemampuan, baik dari segi ekonomi maupun yang lain.
5.
Tingkat pendapatan, Alternatif pilihan bagi
seorang yang berpenghasilan tinggi, berbeda dengan orang yang berpenghasilan
menengah atau rendah.
6.
Status sosial, Alternatif yang diprioritaskan
bagi seorang guru berbeda dengan pedagang kaki lima.
7.
Lingkungan. Lingkungan orang-orang kaya
mempunyai alternatif pilihan yang berbeda dengan lingkungan orang-orang biasa.
Dalam memenuhi kebutuhan, manusia mendahulukan kebutuhan yang dianggap penting,
mendesak, dan pokok. Setelah kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi manusia
akan memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya, agar mencapai kepuasan yang
maksimal.
F.
Mengelola keuangan pribadi dengan prioritas
kebutuhan
1.
Membuat perencanaan
Merencanakan pendapatan dan pengeluaran merupakan titik awal mengelola
keuangan. Dengan perencanaan yang baik, kita dapat mengatur kebutuhan dan
menentukan skala prioritas kebutuhan mana yang harus didahulukan untuk
dipenuhi. Meskipun pada prakteknya seringkali tidak sesuai dengan perencanaan
namun setidaknya dengan perencanaan kita akan lebih mudah mencapai tujuan.
a)
Tulis pos-pos rencana Pendapatan dan Pengeluaran
dalam satu bulan
b)
Atur pengeluaran jangan sampai lebih besar pasak
dari pada tiang
c)
Bedakan antara kebutuhan dan keinginan
d)
Buat skala prioritas, mana kebutuhan yang sangat
penting, penting, kurang penting & tidak penting
2.
Catat pengeluaran harian
Mencatat pengeluaran secara detil dapat membantu kita untuk mengetahui
mana pengeluaran yang memang perlu dan merupakan kebutuhan dan pengeluaran mana
yang mana yang kurang perlu dan bisa dikesampingkan di hari kemudian.
3.
Menabung
Dalam hal ini menabung dapat digolongkan dalam 2 bagian yaitu menabung di
dunia untuk berjaga-jaga atas kebutuhan yang mendesak dan menabung untuk
akherat berupa harta yang kita nafkahkan di jalan Allah sebagai investasi kita
untuk masa depan yang abadi. Investasi akherat tidak akan pernah merugi bahkan
akan berlipat ganda tak hanya di akhirat nanti tapi juga akan menambah rizki
kita di dunia. Kedua tabungan ini harus kita usahakan pemenuhannya supaya
ketenangan hidup kita bertambah.
4.
Manajemen hutang
Sebelum memutuskan untuk berhutang, sebaiknya perhatikan lebih dahulu,
untuk apa kita berhutang? Kalau hanya sekedar memenuhi keinginan sesaat saja,
maka sebaiknya jangan berhutang. Keinginan untuk hidup enak sesaat sering
mengabaikan dampak jangka panjang. Akan tetapi hutang yang diambil haruslah
sejalan dengan tujuan masa depan yang telah ditentukan, mesilanya kredit
pemilikan rumah atau mobil.
a)
Teliti sebelum berhutang. Bedakan keinginan dan
kebutuhan.
b)
Untuk apa hutang tersebut digunakan
c)
Berapa besar hutang yang ingin dan mampu di
ambil
5.
Hemat dan sederhana
Hemat tidak sama dengan pelit, sederhana tidak berarti menderita.
Membelanjakan harta secara sederhana berarti membelanjakan harta sesuai dengan
kebutuhan, tidak berlebihan(boros) namun tidak pelit. Sikap ini bersifat
relatif, tidak sama antara satu orang dengan orang lain karena kebutuhan setiap
orang berbeda-beda. Misalnya mobil kijang merupakan barang yang sederhana bagi
seorang ketua MPR, namun bagi seorang pegawai rendahan bisa menjadi benda yang
sangat mewah dan berlebihan. Begitu juga dengan communicator atau IPhone, bagi
seorang eksekutif yang setiap hari harus berhubungan dengan dunia internet
merupakan hal yang wajar. Namun bagi seorang remaja yang masih gaptek dan hanya
membeli HP untuk keperluan nelpon dan SMS maka IPhone merupakan benda yang
sangat mewah. Intinya sederhana atau mewah tidak terletak pada mahalnya harga
suatu barang, namun pada siapa pemiliknya dan apa kebutuhannya.
Sederhana tidak berarti harus mengenakan pakaian yang usang dan
bertambal, HP yang sudah sering drop atau mengendarai motor yang jago mogok.
Sepanjang kita mempunyai dana maka tidak terlarang untuk membelanjakan harta
untuk membeli hal yang memang kita perlukan. Rasulullah mempunyai seekor unta
merah yang hebat, sekelas dengan mobil mewah Jaguar. Rasulullah juga mempunyai
sebuah pedang yang bagus dan kuat. Namun hal ini tidak mengurangi kesederhanaan
Rasulullah karena memang beliau membutuhkannya. HP sering drop bisa menghambat
dakwah karena susah dihubungi, motor yang sering mogok malah berbiaya tinggi
karena harus sering keluar masuk bengkel, Pakaian yang sudah usang bisa menjadi
bahan omongan orang. Jadi tempatkanlah segala sesuatu dengan sebagaimana
mestinya.
6.
Ukur kemampuan diri
Jangan bergaya hidup mewah padahal kita tidak mampu. Bahkan Rasulullah
selalu hidup sederhana meskipun beliau bisa hidup mewah jika beliau ingin.
Tidak perlu gengsi karena barang-barang kita tidak bermerk, murahan atau
sedikit kuno sepanjang masih bisa berfungsi dengan baik dan bisa menunjang
kegiatan kita it’s OK.
7.
Cari penghasilan sampingan
Gali
dan kembangkan keahlian dan hobi yg kita miliki, jadikan sebagai peluang untuk
mendapatkan maisyah/penghasilan. Tidak perlu mengeluh karena kekurangan modal.
Sepanjang ada kemauan untuk maju, maka Allah pasti akan memberikan jalan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan menentukan skala prioritas
kita akan tahu mana yang harus dikerjakan lebih dahulu, sehingga nantinya tidak
akan berdampak buruk pada diri sendiri.
B. Saran
Kita harus menerapkan manajemen
waktu yang baik. Membuat skala prioritas bukan hanya tentang merencanakan
agenda-agenda mana yang harus didahulukan, tapi juga tentang durasi setiap
agenda sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://fachrirezakusuma.wordpress.com /skala-prioritas/
http://felixprayogo.blogspot.com
skala-prioritas-ketika-bingung.html
http://syifaiqbal.blogspot.com teknik-manajemen-waktu.html
http://www.galeripustaka.com
bagaimana-menyusun-skala-prioritas.html
http://sosbud.kompasiana.com
skala-prioritas-dahulukan-yang-utama-468798.html
Komentar
Posting Komentar