BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
kehidupan manusia pasti mengalami gangguan yang datang dari kontak sosial
maupun yang lain. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan oleh para ilmuwan,
dan akhirnya membuahkan ilmu psikologi yang membahas kejiwaan manusia.
Dalam
psikologi ada banyak macam ilmu, salah satunya adalah psikologi perkembangan.
Psikologi perkembangan merupakan suatu cabang ilmu psikologi yang membahas
perkembangan kejiwaan manusia dari prenatal sampai orang tua.
Makalah
yang tersusun ini adalah mencakup pengertian psikologi perkembangan, objek
psikologi perkembangan, ruang lingkup psikologi perkembangan dan tujuan
psikologi perkembangan.
Dalam rentang
waktu kehidupan itu manusia harus melalui berbagai macam masa
seiring perkembangan usia mereka yaitu masa dari manusia itu lahir sampai
manusia itu mati. Setiap masa memiliki tugas perkembangan masing-masing yang
berbeda antara masa yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
Masing-masing manusia dituntut untuk menyelesaikan setiap tugas di masa Perkembangannya
serta mengetahui ciri dan karakteristik sesuai dengan tahapan masa yang
dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap masa tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa Defenisi dan Konsep Psikologi Perkembangan?
2.
Apa saja ayat beserta terjemahannya yang
berkenaan dengan Psikologi Perkembangan?
3.
Apa Kandungan ayat serta tata cara dalam
konselingnya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui serta memahami Defenisi dan Konsep
Psikologi Perkembangan.
2.
Mengetahui serta memahami ayat beserta
terjemahannya yang berkenaan dengan Psikologi Perkembangan.
3.
Mengetahui serta memahami Kandungan ayat serta
tata cara dalam konselingnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Perkembangan Psikologi
Psikologi
perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri
merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”.
Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche”, yang
berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang berarti Ilmu. Jadi, secara
harfiah “psychology” berarti “ilmu jiwa.[1]
Sedangkan
perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism
menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (Maturation) yang berlangsung
secara sitematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis (Rohaniah).
Yang dimaksud
dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan adalah sebagai
berikut:
1.
Sistematis, berarti perubahan dalam
perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara
bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan yang
harmonis.
2.
Progresif, berarti perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik)
maupun kualitatif (psikis).
3.
Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian
atau fungsi organisme itu berkangsung secara beraturan atau berurutan, tidak
terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.[2]
Menurut Reni
Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada secara keseluruhan proses
perubahan dan potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.[3]
Beberapa definisi Psikologi
perkembangan menurut beberapa Ahli:
1.
Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P.
knoers, dan Prof. Dr. Siti rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah
suatu Ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses
perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan
menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
2.
Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi
anak: psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia yang dimulai dengan masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja,
sampai masa dewasa.
Dari beberapa
definisi yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman yang
lebih sederhana tentang pengertian Psikologi Perkembangan Yakni suatu
cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala-gejala jiwa seseorang, baik
yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa
konsepsi hingga dewasa.[4]
B.
Objek
Psikologi Perkembangan
Ilmu adalah
kumpulan pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu
adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memiliki
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material
dan objek formal.
Objek material
adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki atau suatu
unsur yang ditentukan, sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran.
Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang konkret (misalnya
kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci Objek material pada
fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok yang nyata dipelajari
dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan.[5]
Objek formal
adalah cara memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap
objek materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya. Jadi sudut dari mana
objek material itu disoroti disebut objek formal. Dengan demikian kita bisa
menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan
yang lain.[6]
Jadi intinya,
objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person.
Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah
perkembangan masyarakatnya.[7] Perkembangan
pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang
dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses
yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah
“perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental
psikologis manusia
C.
Ruang
Lingkup Psikologi Perkembangan
Jika dipahami
secara cermat dari penjelasan pengertian tentang psikologi perkembangan
sebagaimana telah dibicarakan di muka, maka dapatlah dimengerti tentang ruang
lingkup dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi perkembangan merupakan:
1.
Cabang dari psikologi
2.
Objek pembahasannya ialah prilaku atau gejala
jiwa seseorang
3.
Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga
masa dewasa
Psikologi
perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1.
Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Sejak bayi
lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia
masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru
lahir ini ialah:
a.
Periode ini merupakan masa perkembangan yang
tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b.
Periode ini merupakan saat penyesuaian diri
untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c.
Periode ini ditandai dengan terhentinya
perkembangan.
d.
Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka
merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari
umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi. Masa bayi ini
dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan
periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu
berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua
sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini
anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada
waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir
masa kanak-kanak atau masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai
umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa
anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek
intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of
accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini
memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
2.
Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi
pemuda)
Masa Puber
merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa
kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai
umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang
sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama
kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki. Ada empat
perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
a.
Perubahan besarnya tubuh.
b.
Perubahan proporsi tubuh.
c.
Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d.
Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
3.
Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa
adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3
periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa
pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut,
dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa
awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas
san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan
masa dewasa madya.
Masa dewasa
madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a.
Masa dewasa madya merupakan periode yang
ditakuti dilihat darin seluruh kehidupan manusia.
b.
Masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan prilaku yang baru.
c.
Masa dewasa madya adalah masa berprestasi.
Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d.
Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap
agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
4.
Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut
atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.[8]
Adapun gejala
jiwa atau perilaku manusia dalam ruang lingkup lain, dibahas oleh
psikolog-psikolog yang lebih bersifat khusus, yang secara ilmiah mendasarkan
pada hasil penemuan-penemuan empiris antara lain:
a.
Psikologi belajar
b.
Psikologi industry
c.
Psikologi remaja
d.
Psikologi pendidikan
e.
Psikologi klinis
f.
Psikologi sosial
g.
Psikologi lingkungan
h.
Dan lain-lain.
Faedah praktis
mempelajari psikologi perkembangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:
a.
Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan,
dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.
Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan
orang lain terutama anak-anak, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka
baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
c.
Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan
berperilaku yang selaras tingkat perkembangan orang lain.
d.
Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan
memberikan bimbingan kepada anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan
berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya. [9]
D.
Tujuan
Psikologi Perkembangan
Menurut
Mussen, canger dan Kagan, dewasa ini psikologi perkembangan lebih
menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan psikologi perkembangan meliputi:
1.
Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan
dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat
umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi
anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2.
Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat
pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
3.
Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan
tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
4.
Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang
dialami seseorang, sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam
fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Sementara itu Elizabeth B.
Hurlock menyebutkan enam tujuan psikologi perkembangan dewasa ini, yaitu:
1.
Menemukan perubahan-perubahan apakah yang
terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat,
dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan.
2.
Menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
3.
Menemukan sebab-sebabnya.
4.
Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi
perilaku.
5.
Menemukan dapat atau tidaknya
perubahan-perubahan itu diramalkan.
6.
Menemukan apakah perubahan itu bersifat
individual atau universal.[10]
E. Ayat dan Kandungan
1.
QS. An Nahl:70
“Allah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu; dan di antara kamu ada
yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Mahakuasa.” (QS. an-Nahl: 70)
Allah Ta’ala
memberitahukan tentang perlakuan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, dan Dialah yang
telah menciptakan mereka dari tiada, dan setelah itu Dia mematikan mereka. Ada
sebagian dari mereka yang Dia biarkan hidup sampai usia tua, yang berada dalam
keadan lemah, sebagaimana yank difirmankan oleh Allah Ta’ala yang artinya:
“Allah, Dialah yang menciptakanmu dari kadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,” dan ayat seterusnya. (QS.
Ar-Ruum: 54)
Telah
diriwayatkan dari `Ali ra, yang dimaksud dengan ardzalul `umur (umur yang
paling lemah) adalah tujuh puluh lima tahun. Pada umur tersebut kekuatannya
melemah, pikun, buruk hafalan, dan sedikit pengetahuan.
Oleh karena
itu, Dia berfirman: likailaa ya’lama ya’lama ba’da ‘ilmin syai-an (“Supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya.”) Maksudnya,
setelah sebelumnya dia mengetahui, menjadi tidak mengetahui lagi sesuatu pun,
yakni berupa kelemahan dan kepikunan. Oleh karena itu, ketika menafsirkan ayat
ini, al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah pernah
berdo’a: “Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, malas, masa tua, umur yang
paling lemah, adzab kubur, fitnah Dajjal, fitnah kehidupan dan fitnah
kematian.”
Kandungan QS. An-nahl (16): 78
2.
QS An Nahl : 78
وَ اللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ
بُطُونِ أُمَّهاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ
الْأَبْصارَ وَ الْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
Kandungan ayat
surah tersebut bahwa Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap
manusia itu dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan.Kemudian
Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati ( qalbu) sebagai
alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Agar manusia sadar bahwa
kesempurnaan fisik dan panca indera yang dimilikinya itu dapat dipergunakan
untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya.
Maksud ayat
ini adalah, Allah mengajari kalian apa yang sebelumnya tidak kalian ketahui,
yaitu sesudah Allah mengeluarkan dari perut ibu kalian tanpa memahami dan
mengetahi sesuatu apa pun. Allah mengkaruniakan kepada kalian akal untuk
memahami dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Allah membuka mata
kalian untuk melihat apa yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan memberi kalian
telinga untuk mendengar suara- suara sehingga sebagian dari kalian memahami
perbincangan kalian, serta memberi kalian mata utuk melihat berbagai sosok,
sehingga kalian dapat saling mengenal dan membedakan. وَالأفْئِدَةَ
maksudnya adalah hati yang kalian gunakan untuk mengenal segala sesuatu,
merekamnya dan memikirkannya sehingga kalian memahaminya.[11]
Lafadz لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ‘’agar kamu bersyukur’’, maksudnya
adalah kami berbuat demikian pada kalian, maka bersyukurlah kalian
kepada Allah atas hal-hal yang dikaruniakan-Nya kepada kalian, bukan bersyukur
kepada tuhan-tuhan dan tandingannya. Janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu
bagi Allah dalam bersyukur, karena Allah tidak memiliki sekutu dalam
melimpahkan nikmat-nikmatnya kepada kalian.
Pada Q.S. An
Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan pertama kali awalnya
tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah sehingga membutuhkan orang
lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan orang tua kita. Pada
ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak manusia lahir telah dibekali tiga
kemampuan dasar, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga bekal
tersebut agar manusia dapat mengembangkan sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al
Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang sempurna yang dapat
mengemban tugas sebagai khalifah di bumi dengan baik.[12]
Manusia akan
menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar melalui tiga bekal
tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar dirinya untuk
dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan, mendengar melalui
telinga, dan merasa melalui hati.
3. QS Al Hajj: 5
يا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ في رَيْبٍ مِنَ
الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ تُرابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَ غَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ
لَكُمْ وَ نُقِرُّ فِي الْأَرْحامِ ما نَشاءُ إِلى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ
نُخْرِجُكُمْ طِفْلاً ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَ مِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى
وَ مِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ
عِلْمٍ شَيْئاً وَ تَرَى الْأَرْضَ هامِدَةً فَإِذا أَنْزَلْنا عَلَيْهَا الْماءَ
اهْتَزَّتْ وَ رَبَتْ وَ أَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ
Artinya:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah..
Surah
al-Hajj Ayat 5 menjelaskan tentang proses penciptaan, kematian,
dan kebangkitan setelah mati. Pertama, Kata (نطفة) artinya setetes
membasahi. Banyak versi yang menjelaskan
makna Nudfah. Al-marghi memakani dengan air laki-laki atau
Mani. Dr.Nadiah Thayyarah. Berargumen, Istilah nuthfah juga disebut
untuk air laki-laki dan air perempuan. Nuthfah ini menngandung
spermatozoa pada lai-laki dan mengandung sel telur pada wanita. Rasulullah
bersabda, “wahai Yahudi, dari kedua air manusia diciptakan, dari nuthfah laki-laki
dan perempuan.”jadi air perempuan juga bisa disebt
dangan nuthfah, tetapi tidak disebut mani. Oleh sebab itu, mani haya
disebut untuk laki-laki, dan tidak untuk perempuan.[13]
Kedua, علقة berasal
dari kata علق yang
beberapa artinya yakni gumpalan darah yang membeku dan sesuatu yang bergantung
atau berdempet di dinding rahim., Ketiga مضغه segumpal darah seukuran dapat dikunyah. Keempat
, مخلّقة yag
berarti penciptaan. Proses penciptaan yang berkelanjutan mulai peleburan,
mendaging, sehingga membentuk janin yang sempurna dan menunggu masa
kelahiran. Kelima طفل yakni
“anak kecil atau bayi”. Bentuk lafadz ini tungga. Walaupun redaksi ini
ditunjukkan kepada jamak. Karena ayat ini menggamrkan setiap anak kecil yang
beru lahir adalah ” Bayi”., Keenam أرذل berasal dari kata رذل yang artinya sesuatu sesuatu
yang hina atau rendah. Lafad ini dalam ayat cenderung berakma usia yang sangat
tua dan sudah tidak memiliki produktifitas lagi. Ketujuh, هامدة bermakna
suatu kondisi antara hidup dan mati. Kedelapan, زوج dalam ayat ini bermakna aneka
tumbuhan, atau pasangan. Pasangan-pasangan bagi tumbuhan.[14]
Ayat lima
dapat dipahami dari dua sisi. Sisi Pertama yakni awal penciptaan,
akhir dunia, dan peristiwa sesudanya (Kronologi penciptaan makhluk hidup, baik
Tumbuhan, Hewan, ataupun manusia). salah satu yang diyakini bahwa manusia akan
mati. Dari mereka ada yang meninggal pada usia muda dan ada pula
yang masih diberi kesempatan hidup hingga tua renta. Lalu, pada suatu masa yang
tidak diketahui Ciptaan-Nya, Allah Akan membangkitkan mereka kembali dengan
alam yang berbeda.
Allah, Dialah
yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Mahakuasa.
Allah Swt.
mengingatkan (manusia) akan fase-fase yang telah dilaluinya dalam
penciptaannya, dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Asal mulanya
manusia itu berasal dari tanah liat, kemudian dari air mani, kemudian
menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi
tulang yang dilapisi dengan daging, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya.
Setelah itu ia
dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil, dan tidak berkekuatan.
Kemudian menjadi besar sedikit demi sedikit hingga menjadi anak, setelah itu
berusia balig dan masa puber, lalu menjadi pemuda. Inilah yang dimaksud dengan
keadaan kuat sesudah lemah.
Al Qurthubi
dalam tafsirnya mengatakan, Allah menyebutkan tahapan-tahapan ini agar manusia
mengambil pelajaran darinya. Tahapan lemah pertama adalah nutfah, atau bisa
juga ketika manusia baru lahir dan memasuki masa kanak-kanak. Lalu kemudian, ia
menjadikan setelah masa kelemahan itu, masa kekuatan, yaitu masa muda. Lalu
setelahnya, manusia akan memasuki masa lemah yang kedua, yaitu masa tua.
Sedangkan Ibnu
Katsir menyebutkan tahapan hidup manusia mulai dari tercipta menjadi tanah
hingga akhirnya seseorang melemah kemampuan dan keinginannya, dan sifat-sifat
fisik dan mentalnya berubah. Yang demikian itu adalah penciptaan Allah; Dia
berkehendak dan berbuat kepada hamba-Nya dengan kehendak-Nya, dan Dia adalah
Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Berkehendak.
4.
Qs. Ar Rum:54
ٱللهُ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ
ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
ضَعْفاً وَ شَيْبَةً يَخْلُقُ ما يَشاءُ وَ هُوَ الْعَليمُ الْقَديرُ
Artinya: Allah-lah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Allah
subhanahu wata’ala menciptakan fase kuat bagi manusia, berada di antara dua
fase kelemahan. Maka jika masa lemah yang pertama telah berlalu, maka seseorang
akan menjalani masa kuatnya hingga sempurna perkembangannya sebagai seorang
manusia, kemudian Allah kembalikan seseorang itu ke masa lemah, yaitu masa tua.
Dan masa kuat
yang dimaksud di ayat ini adalah masa muda. Masa muda adalah masa di mana
seorang manusia memiliki potensi dan tenaga, serta semangat yang amat menggebu.
Ia juga adalah masa perkembangan menuju sempurna, hingga akhirnya Allah kembalikan
jasad kita ke masa lemah setelahnya.
Kemudian
mulailah berkurang dan menua, lalu menjadi manusia yang lanjut usia dan
memasuki usia pikun; dan inilah yang dimaksud keadaan lemah sesudah kuat. Di
fase ini seseorang mulai lemah keinginannya, gerak, dan kekuatannya; rambutnya
putih beruban, sifat-sifat lahiriah dan batinnya berubah pula.
Imam Ahmad
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Fudail dan Yazid.
Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Marzuq, dari
Atiyyah Al-Aufi yang mengatakan bahwa ia membacakan kepada Ibnu Umar firman
Allah Swt.: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat
itu
lemah (kembali). (Ar-Rum: 54) Ibnu Umar membacakan pula
firman-Nya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah(kembali).
(Ar-Rum: 54)
Kemudian Ibnu
Umar berkata, "Aku belajar dari Rasulullah Saw. ayat ini sebagaimana yang
kamu bacakan kepadaku, dan aku menerimanya dari beliau sebagaimana aku
menerimanya darimu."
Imam Abu Daud
dan Imam Turmuzi meriwayatkannya pula yang dinilai oleh Imam Turmuzi sebagai
hadis hasan, melalui hadis Fudail dengan sanad yang sama. Imam Abu
Daud meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Jabir, dari Atiyyah, dari Abu
Sa'id dengan lafaz yang semisal.
5.
Qs Gafir: 67
هُوَ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرابٍ
ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلاً ثُمَّ
لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخاً وَ مِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى
مِنْ قَبْلُ وَ لِتَبْلُغُوا أَجَلاً مُسَمًّى وَ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes
mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Tafsir Ghafir Ayat 67 (versi Jalalain)
(Dialah Yang
menciptakan kalian dari tanah) yang menciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi
Adam dari tanah liat (kemudian dari setetes nuthfah) yakni air mani (sesudah
itu dari segumpal darah) yakni dari kental (kemudian dikeluarkan-Nya kalian
sebagai seorang anak) lafal Thiflan sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal,
bermakna jamak (kemudian) dibiarkan-Nya kalian hidup (supaya kalian sampai
kepada masa dewasa) masa sempurnanya kekuatan kalian, yaitu di antara umur tiga
puluh sampai dengan empat puluh tahun (kemudian -dibiarkan-Nya kalian hidup-
sampai tua) dapat dibaca Syuyuukhan atau Syiyuukhan (di antara kalian ada yang
diwafatkan sebelum itu) sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia tua. Dia
melakukan hal tersebut kepada kalian supaya kalian hidup (dan supaya kalian
sampai pada ajal yang ditentukan) yakni waktu yang telah dibataskan bagi hidup
kalian (dan supaya kalian memahami) bukti-bukti yang menunjukkan keesaan-Nya,
kemudian kalian beriman kepada-Nya.
Tafsir dan Penjelasan Tambahan
Allahlah yang
menciptakan kalian, wahai anak Adam, dari tanah. Dari tanah itu Dia menciptakan
nutfah yang kemudian Dia ubah juga menjadi ‘alaqah. Setelah itu Dia
mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam bentuk bayi. Selanjutnya,
adakalanya Dia memanjangkan umur kalian, hingga mencapai kesempurnaan fisik dan
daya pikir, atau memanjangkannya lagi hingga mencapai usia lanjut, dan
adakalanya kalian dimatikan sebelum mencapai usia muda, atau tua. Allah
menciptakan kalian dengan cara seperti itu agar kalian sampai pada suatu waktu
tertentu, yaitu hari kebangkitan, dan agar kalian memikirkan hikmah dan
pelajaran yang dapat dipetik dari penciptaan kalian melalui fase-fase seperti
itu(1). (1) Pengertian nuthfah, ‘alaqah dan mudlghah yang terdapat dalam surat
al-Sajdah: 7, 8 dan 9; al-Mu’minûn: 12, 13 dan 14; Ghâfir: 67; dan al-Hajj: 5,
adalah sebagai berikut. Kata nuthfah mengandung beberapa arti, di antaranya
adalah ‘sperma’. Bahkan, dalam ayat 37 surat al-Qiyâmah, pengertian kata
nuthfah lebih sempit lagi: ‘bagian dari sperma’.
Ilmu
pengetahuan modern membuktikan bahwa bagian dimaksud adalah spermatozoa yang
terdapat di dalam sperma laki-laki. Spermatozoa itulah yang membuahi sel telur.
Kata ‘alaqah, dari segi etimologi, mengandung arti ‘darah kental’ atau ‘darah
encer yang berwarna sangat merah’. Tetapi, kalau dilihat dari perspektif ilmu
pengetahuan, kata ‘alaqah berarti ‘sel-sel janin yang menempel pada dinding
rahim setelah terjadi pembuahan spermatozoa terhadap ovum’. Sel-sel itu pada
mulanya adalah satu, kemudian terpecah menjadi beberapa sel yang semakin lama
semakin bertambah banyak, kemudian bergerak ke arah dinding rahim dan
tenggelam, untuk selanjutnya menimbulkan pendarahan di sekitarnya.
Sedangkan kata
mudlghah berarti janin yang telah melewati fase ‘alaqah, yaitu setelah sel-sel
janin itu menempel dan menyebar pada dinding rahim secara acak dan diselimuti
selaput. Fase mudlghah ini berlangsung beberapa pekan untuk selanjutnya
memasuki fase ‘izham. Mudlghah itu sendiri, secara garis besar, terdiri atas
sel-sel berbentuk manusia yang kelak menjadi janin, dan sel-sel yang tidak
berbentuk manusia yang melapisi sel-sel pertama tadi. Sel-sel kedua ini
bertugas melindungi bakal janin dan memberi suplai makanan. Terakhir, kata
‘izhâm berarti ‘tulang’. Akhir-akhir ini, dunia geneologi membuktikan bahwa
pusat pembentukan tulang terdapat di lapisan tengah sel mudlghah, yaitu fase
sebelum ‘izhâm. Dengan demikian, sel tulang mempunyai pusat pembentukan
tersendiri yang terpisah dari sel-sel pembentukan otot.
6.
Qs. Yasin: 68
وَ مَنْ نُعَمِّرْهُ
نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ
Artinya:Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami
kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Tafsir Yasin Ayat 68 (versi
Jalalain)
(Dan barang
siapa yang Kami panjangkan umurnya) yaitu diperpanjang ajalnya (niscaya dia
Kami kembalikan) menurut qiraat yang lain tidak dibaca Nunakkis-hu melainkan
Nunkis-hu yang berasal dari Mashdar At-Tankiis, yakni mengembalikannya (kepada
kejadiannya) sehingga setelah ia kuat dan muda lalu menjadi tua dan lemah
kembali. (Maka apakah mereka tidak memikirkan?) bahwasanya Dzat Yang Maha Kuasa
memperbuat demikian, berkuasa pula untuk membangkitkan hidup kembali, oleh
karenanya mereka lalu mau beriman kepada-Nya. Menurut qiraat yang lain lafal
Ya’qiluuna dibaca Ta’qiluuna dengan memakai huruf Ta.
Tafsir dan Penjelasan Tambahan
Barangsiapa
yang Kami panjangkan usianya, Kami akan mengembalikannya dari kuat menjadi
lemah. Tidakkah mereka berpikir akan kekuasaan Kami melakukan hal itu sehingga
mereka menyadari bahwa dunia ini hanyalah ediaman yang fana dan akhirat
merupakan tempat yang abadi?(1). (1) Hal itu terjadi karena kehidupan manusia
mengalami tiga fase, yaitu fase pertumbuhan, fase kematangan dan fase atrofi
atau penyusutan. Seseorang akan memasuki masa tua ketika pada dirinya mulai
terjadi penyusutan parenkim di ginjal, jantung, kelenjar gondok dan pankreas.
Itu semua mempunyai peranan dalam membuat seluruh tubuh menjadi lemah. Pembuluh
nadi pun, saat itu, mulai mengalami pengerasan dan penyusutan.
Dengan
demikian, darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh pun berkurang. Akibatnya
tubuh menjadi semakin lemah. Di antara penyebab ketuaan lainnya adalah bahwa
daya perusak lebih kuat daripada daya pembangun (metabolisme) tubuh. Hal itu
dimungkinkan karena semua sel pada tubuh mengalami perubahan terus menerus,
kecuali sel otak dan urat saraf tulang belakang yang tidak pernah mengalami
perubahan sepanjang hidup. Jika jumlah sel baru sama dengan jumlah sel yang
mati, maka tidak akan terjadi apa-apa pada tubuh.
Tetapi jika
jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel baru pada bagian tubuh mana
saja, maka bagian tubuh itu akan mengalami penyusutan. Atas dasar itu, semakin
bertambah usia seseorang, jumlah selnya yang mati pun bertambah banyak. Pada
gilirannya akan terjadi penambahan degradasi sel yang mengakibatkan penyusutan
secara umum.
Jumlah
pertambahan sel-sel baru itu sendiri berbeda dari satu jaringan ke jaringan
lain. Jaringan yang tampak, seperti kulit yang menyelimuti tubuh dan selaput
dalam saluran pencernaan serta saluran-saluran kelenjar mengalami penyusutan
lebih banyak seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Dan itu merupakan
penyebab langsung terjadinya ketuaan.
F.
Model Pendekatan Konseling dalam Perkembangan
Psikis Manusia
Model
pendekatan psikologi dalam perkembangan manusia yang dapat diketahui :[15]
1.
Pendekatan Melalui Cross Sectional
Yang dimaksud
dengan pendekatan cross sectional adalah sebuah pendekatan yang dipakai
untuk melakukan sebuah penelitian terhadap beberapa kelompok atau jumlah anak
dalam jangka waktu yang cukup singkat.
Pendekatan
ini dilakukan bagi tingkatan kelompok orang dari usia yang berbeda-beda.
Kelompok – tersebut berbeda bila dibandingkan dalam hal variable terikat,
seperti IQ, memori, relasi teman sebaya, kedekatan bersama orang tua, perubahan
hormone, dan lain sebagainya.
Keuntungan
terpenting dalam pendekatan ini adalah para peneliti tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk menunggu mengetahui setiap individu tumbuh.
Dan sisi kelemahannya
adalah tidak memberikan informasi tentang bagaimana seorang individu
berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Model lain seperti
contoh pendekatan holistik dalam psikologi.
2.
Pendekatan Longitudinal
Salah satu
contoh model pendekatan psikologi dalam perkembangan manusia yaitu
pendekatan longitudinal. Merupakan pendekatan dalam penelitian yang
dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam kurun waktu yang lama, seperti
mengamati seseorang anak selama masa perkembangan mulai dari kanak – kanak
sampai usia remaja. Beberapa macam pendekatan dalam psikologi dan
kelebihan dan kelemahannya antara lain:
a.
Contoh lebih sedikit, sehingga memungkinkan
untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap orang.
b.
Mengetahui gangguan dan hambatan dalam
perkembangan, baik secara pribadi maupu dalam kelompok.
c.
Memungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan
terhadap proses pertumbuhan, baik aspek kematangan serta pengalaman seseorang,
karena data yang didapat dari anak yang sama.
d.
Menganalisa efek dari lingkungan terhadap
perubahan tingkah laku dan kepribadian seseorang.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a.
Memerlukan waktu yang yang lama dan biaya yang
besar.
b.
Memerlukan jumlah peneliti yang tidak sedikit
yang berpengalaman berbeda.
c.
Bisa jadi terjadi hambatan pada saat penelitian
seperti pasien yang pindah lokasi atau meninggal dunia.
3.
Pendekatan Sekuensial Kombinasi
Yaitu sebuah
pendekatan antara kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan ini
mulai dengan studi kros-sektional yang mencakup individu dari usia yang berbeda
– beda. Jangka waktunya bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun
setelah pengukuran awal.
Individu yang
sama akan diuji lagi dan ini merupakan aspek dari longitudinal. Kelompok baru
pada masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol
perubahan yang gugur dari studi atau penelitian.
Pendekatan
sekuensial ini sangat berguna, khususnya dalam menguji pengaruh yang kotor.
Beberapa model pendekatan psikologi dalam pengembangan diri secara
umum.
4.
Pendekatan Cross Cultural
Model
pendekatan psikologi dalam perkembangan manusia selanjutnya adalah pendekatan
cross cultural yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan
faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Sebuah
pendekatan yang dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda latar
belakang kebudayaanya, baik melalui percobaan, maupun tes dengan pengumpulan
data seperti observasi,wawancara dan pengumpulan data lainya. Dimana data
tersebut untuk diolah dan dianalisa persamaan dan letak perbedaannya.
Dengan
demikian pendekatan lintas-budaya (cross-cultural) menganalisa urutan-urutan
dalam perkembangan, tahapan dalam perkembangan. Serta apakah norma yang
universal berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki
dengan latar belakang budaya yang berbeda. Contoh berikut ini pendekatan
kognitif dalam bimbingan konselingdan penjelasannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Psikologi
perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi
perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia. jika
psikologi perkembangan membatasi penelitiannya dari konsepsi sampai kematian,
maka melalui studi literatur keagamaan, dapat memperluas ruang lingkup
penelitiannya pada kehidupan yang bersifat transedental, termasuk kehidupan
setelah mati.
Juga secara
fundamental memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah Allah di
muka bumi, seperti yang diterangkan dalam Alquran dan hadist. Jadi psikologi
perkembangan menurut Islam merupakan kajian atas proses pertumbuhan dan
perubahan manusia yang menjadikan Alquran dan Hadist sebagai landasan
berpikirnya.
Seiring
berjalannya waktu kehidupan, manusia selalu mengalami perkembangan. Baik fisik
maupun spiritual. Perkembangan fisik itu sendiri di tandai
dengan bertambah dan berkembangnya sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ tubuh, serta sistem tubuh manusia. Sedangkan perkembangan spiritual
di tandai dengan berkembangnya emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
B.
Saran
Dalam menyusun
makalah ini, kami menyadari masih ada kekurangan baik materi maupun penulisan.
Jadi kami menyarankan agar pembaca makalah ini membaca referensi dari buku-buku
lain untuk melengkapi atau menambah pengetahuan di bidang psikologi
perkembangan manusia. Saran dari semua pihak akan kami kumpulkan untuk memberi
semangat dan acuan dalam penulisan makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Terjemahan
Ahmadi, Abu dan Shaleh
Munawar, Psikologi Perkembangan Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2007.
Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt:
1962.
Sastropoetro, Pendapat publik, Pendapat Umum, dan Disiplin dalam
Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, Bandung: Remadja Karya, 1987.
Sobur, Alex, Psikologi umum, Bandung: Pustaka Setia,
2003.
Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak &
Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Thalib Syamsu Bachri, Psikologi pendidikan Berbasis Analisis
Empiris Aplikatif,Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2010.
http://radiefwisnu.blogspot.com/2012/08/psikologi-perkembangan-menurut-islam.html
[1]
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007), 1.
[2]
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2005), 15.
[3]
Desmita, Op.Cit., 4.
[4]
Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2005), 3-4.
[5] Komunikasi Sosial (Bandung: Remadja Karya,
1987), 117.
[6]
Alex Sobur, Psikologi umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),
40-41.
[7]
Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt: 1962.
[8]
Ibid
[9]
Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2005), 8-9.
[10]
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007), 10.
[11]
Margiono, dkk, Pendidikan Agama Islam 1, Jakarta: Yudhistira, 2007, h.12
[12]
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (16),
Jakarta:Pustaka Azzam, 2009, h.248-249
[13]
Thayyarah, Nadiah,Buku Pintar Sains dalam al-Qur’an mengerti Mu’jizat ilmiah
Firman Allah, terj. Arifin, M.Zaenal, (Jakarta: Zaman, 2013) hal.187.
[14]
Shihab. M.
Quraish,Tafsir al-Mishbah Pesan, kesan, dan Keserasian al-Qur’an,(Jakarta:
Lentera Hati, 2002, vol. 8), h. 156-158. Lihat juga pada Bakr, Abu Bahru.
Terjemahtafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Putra Toha, 1993 vol
17),h.148-149
[15]
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,2010),41.
Promo Fans^^poker :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis