Langsung ke konten utama

Makalah PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dari banyaknya buku sejarah yang kita baca dan informasi-informasi yang kita telah dapatkan, para ahli sejarah telah mencatat banyak hal tentang perkembangan peradaban Islam khususnya pertengahan abad ke-8 M hingga permulaan abad ke-13 M. Sejarah peradaban islam telah dicatat dalam sejarah, bahwa pada masa tersebut Islam pernah mengalami masa kejayaan. Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang lainnya. Kemajuan-kemajuan itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiah) yang berpusat di Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang berpusat di Cordoba.
Di masa khilafah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad ke 5 (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia.
Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahan Islam yang berkembang di periode klasik.
Maka pada makalah ini, kami akan mencoba membahas secara gamblang mengenai bagaimana peradaban Islam di Andalusia. Tentu Islam membawa banyak peranan penting bagi khazanah peradaban di Andalusia (Spanyol). Banyak perubahan-perubahan drastis setelah masuknya Islam di Andalusia yang patut kita tahu dan cermati sebagai pemikir umat Islam. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Dalam bab pembahasan makalah ini, sebelum kami mengkaji kebangkitan kebudayaan Islam di Andalusia, tidak ada salahnya kita perlu meninjau terlebih dahulu tentang situasi di Andalusia sebelum Daulah Umayyah berdiri disana. Untuk itu, kami memaparkan di dalam makalah kami secara gamblang tentang hal tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan faktor-faktor masuknya Islam di Andalusia!
2.      Menjelaskan Proses Masuknya Islam di Andalusia!
3.      Menunjukkan Hasil-Hasil Usaha Penyebaran Islam di Andalusia!

C.     Tujuan Penulisan
1.      Memahami dan mengetahui faktor-faktor masuknya Islam di Andalusia.
2.      Memahami dan mengetahui Proses Masuknya Islam di Andalusia.
3.      Memahami dan mengetahui Hasil-Hasil Usaha Penyebaran Islam di Andalusia.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Masuknya Islam di Spanyol

Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyo, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikan sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan Ibn Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan Bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa Bin Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa Bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang dilakukan sebelumnya.
Sebelum dikalahkan dan dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.  Ada tiga pahlawan Islam paling berjasa memimpin satuan-satuan ke sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Khalifah mengirim 500 orang pasukan yang dipimpin oleh Tharif  Ibn Malik pada tahun 91 H/711 M, Ibn Nushair (gubernur Afrika Utara) mengirim pasukan sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Akhirnya Thariq Ibn Ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan  Nushair mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Thariq Ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata yang dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian dari orang Arab yang dikirim oleh Khalifah Al-Walid. Pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama  kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukanya, yaitu Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan, dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu). Musa Ibn Nushair membantu perjuangan Thariq dengan suatu pasukan besar dan ia berangkat menyeberangi selat itu dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditlaklukkanya seperti Sidonia, Karmona, Seville, Merida, serta kerajaan Gothik, Theodomir di Orihuela, kemudian ia bergabung dengan Thariq di Teledo dan keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Yaitu bagian Utara (dari Sarogosa sampai Navarre).
Ketika Daulah Umayyah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abd al-Rahman Ibn Mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750 M. Ia diberi gelar al-dakhil, karena beliau adalah pangeran Dinasti Bani Umayyah pertama yang menginjakan kakinya di semenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan Yusuf  Ibn Abd al-Rahman al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Bani Abbas pada tahun 138 H/756 M. Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirka bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas dan Ia memakai gelar amir (bukan khalifah).
Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketangguhannya, kemudia Ia diberi gelar Rajawali Quraisy. Karena kekuasaan Dinasti Bani Abbas sepeninggal al-Mutwakil (247 H/861 M) semakin merosot, Abd al-Rahman memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai gelar amir al-mu’minin.

B.     Faktor-Faktor yang Menyebabkan Islam Mudah Masuk Spanyol
Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat lumpuh. Padahal sewaktu Spanyol berada di bawah kekuasaan Romawi, berkat kesuburan tanahnya pertanian dan perdagangan, dan industri maju pesat. Akan tetapi setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat lumpuh. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir dikalahkan Islam.
 Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di wilayah tersebut.

Faktor yang Mendukung Masuknya Islam di Andalusia

1.      Buruknya pemerintahan raja Roderic yang banyak menyebabkan kesengsaraan rakyatnya baik dalam bidang politik, sosial, maupun agama
2.      tentara Roderic yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang, selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
3.      Keinginan rakyatnya yang ingin di pimpin oleh khalifah yang peduli terhadap nasib warganya, toleran, bijaksana, dan berprikemanusiaan seperti pemimpin-pemimpin para umat muslim.

C.     Perkembangan Islam di Spanyol

1.      Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Stabilitas politik negeri Spanyol pada periode ini belum tercapai secara sempurna, ada gangguan yang datang dari dalam dan dari luar. Gangguan dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elite penguasa, dan terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus, dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Sedangkan gangguan dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.

2.      Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintah Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama yaitu Abdurrahman I yang memasuki Spanyol (138 H/755 M) yang diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, ia adalah keturuna Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus, dan al-Dakhil berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol. Saat ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman A-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.

3.      Periode Ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini Diperintah oleh peguasa dengan gelar khalifah. Umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku, pada masa ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.


4.      Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya. Dan umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, namun walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada peiode ini.

5.      Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Tahun 1238  Cordova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.

6.      Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir, Tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah kecil. Abu Abdudllah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain untuk penggantinya sebagai raja, lalu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian  meminta bantuan kepada ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dan mereka dapat mengalahkannya, lalu Abu abdullah naik tahta.
Kemudian Ferdinand dan Isabella mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan, menyerang balik Abu Abdullah dan mengambil kekuasaannya. Akhirnya Abu Abdullah kalah dan menyerahkan kekuasaanya kepada Ferdinand dan Isabella. Sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Lalu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M.

D.     Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

1.      Kemajuan Intelektual dan Eksakta

a.            Filsafat
Pada abad IV H/X M, para pelajar di Andalusia banyak yang pergi ke Baghdad untuk belajar filsafat. Di antara mereka adalah Abu al-Qasim Maslamah Ibn Ahmad al-Majriti (w. 397 H/1007 M). Ia mempelajari manuskrip-manuskrip Arab dan Yunani, kemudian mengembangkan ilmu yang diperolehnya di Andalusia. Ia berjasa dalam bidang illmu matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia, dan ia merupakan ulama’ pertama yang memperkenalkan ajaran Rasa’il ikhwan al-Shafa di Eropa.
Perkembangan filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 154 H/771 M. Di samping itu, ulama Arab telah menciptakan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, sehingga melahirkan ilmu apotek dan farmasi.
Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di  Saragosa , ia pindah di Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M.

b.      Sains
Sains yang terdiri dari ilmu-ilmu kedokteran , fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilm obat-obatan berkembang dengan baik. Salah satu tokoh Sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Farnas, dalam bidang obat-obatan yaitu Ahmad bin Iyas, di bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, dalam bidang geogarafi yaitu Ibn Jubar, dan Ibn Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.

c.       Bahasa dan Sastra
Di Spanyol  pada masa Islam, banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, antara lain Ibn Sayyidih. Dan dalam bidang sastra banyak bermunculan seperti Al-Aqd Al-Farid karya ibnu Abd Rabbih dll.
Pada zaman Umayyah, di Cordova tercatat sejumlah ulama yang melahirkan karya-karya besar, di antaranya yaitu Al-Zabidi (guru Ibn Quthiyah), di antara karyanya Mukhtsahar al-‘Ayn, dan Akhbar al-Nahwiyin.

d.      Musik dan Kesenian
Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu. Keahliannya di bidang musik membekas hingga sekarang, bahkan ia dianggap sebagai peletak dasar musik Spanyol modern.

2.      Bidang Ilmu Keagamaan

a.       Tafsir
Salah satu Mufasir yang terkenal di Andalusia adalah al-Qurtubi. Nama lengkapnya  adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi (w. 1273 M). Karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Alqur’an, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.

b.      Fiqh
Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki.Adapun yang memperkenalkaln mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman. Para ahli Fiqh lainnya adalah Asy-Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syari’ah (ushul Fiqh), dan Ibn Hazm.

3.      Pembangunan Kota
Kemajuan Dinasti Umayyah di Andalusia dicapai pada Zaman Al-muntashir, pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Cordova ditandai dengan al-Qashr al-Kabir (kota satelit yang dibangun oleh al-Dakhil dan dilanjutkan oleh penggantinya, yang di dalamnya terdapat gedung-gedung istana megah), Rushafat (istana yang dikelilingi oleh taman yang dibangun oleh al-Dakhil di sebelah barat laut Cordova), masjid Jami Cordova (dibangun tahun 170 H/786 M) hingga kini masih tegak, al-Zahra (kota satetlit di bukit pegunungan Sierra Morena), nama tersebut diambil dari nama salah seorang selir (gundik) al-Nashir pada tahun 325 H/936 M). Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa  atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir di tengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik  senjata, dan pabrik perhiasan.
Faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-dakhil Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran  dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan karena konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, karena kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan karena letaknya yang terpecil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.

E.     Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa
            Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M (30 tahun setelah wafatnya Ibn Rasyd). Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan ilmu filsafat.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 Myang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-17 M. Dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.
Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.

F.      Hasil – hasil Usaha Penyebaran Islam

1.      Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang termasyhur di negaranya
2.      Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
3.      Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon.
4.      Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut
5.      Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu
6.      Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.


G.    Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1.    Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
2.    Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.
3.    Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
4.    Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
5.    Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya.
Kemajuan Islam di Spanyol dipengaruhi oleh kemajuan intelektual dan eksakta (filasafat, sains, musik dan kesenian, bahasa dan sastra), bidang ilmu keagamaan (fiqh dan tafsir), dan pembangunan kota.
Pengaruh peradaban Islam di Spanyol yaitu berawal Di Eropa yang timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca.
Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.

B.     Saran
Perbanyaklah membaca sejarah agar wawasan kita senantiasa bertambah. Terlebih lagi sebagai umat Islam harus tahu lebih banyak akan sejarah Islam itu sendiri. Jika ingin mengetahui sejarah tentang sesuatu, khususnya sejarah Islam dan lebih khususnya lagi sejarah Islam di Andalusia, pelajarilah bahasa Spanyol. Ini dikarenakan bahasa Spanyol adalah bahasa yang dominan dan banyak dituturkan oleh masyarakat setempat selain bahasa Catalan, Basque, Potugis, dan sebagainya. Ini akan memudahkan kita dalam menggali informasi lebih dalam mengenai sejarah Islam di Andalusia.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.
http://elconquistador123.blogspot.co.id/2015/05/makalah-islam-di-spanyol-andalusia.html
http://jamedisc.blogspot.co.id/2011/11/materi-ski-xii.html
http://kumpulanpemakalah.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-peradaban-islam-di-andalusia.html
http://luckysetiania.blogspot.co.id/2012/01/peradaban-islam-di-andalusia-spanyol.html
Ibrahim, Qasim A dan Muhammad A. Saleh. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam. Jakarta: Zaman.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,     1996. 
Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,      1999.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perlawanan bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme bansga eropa di Nusantara

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kedatangan bangsa barat (Portugis, Inggris, dan Belanda) di wilayah Indonesia, yang diikuti dengan penguasaan terhadap wilayah-wilayah di Indonesia dalam periode tertentu ternyata menimbulkan reaksi dari rakyat Indonesia. Reaksi tersebut bentuknya bermacam-macam, tetapi pada pokoknya hanya dua, yaitu kerjasama dan perlawanan. Kerjasama kebanyakan dilakukan bilamana rakyat Indonesia baik secara individu maupun kelompok ingin mendapatkan kekuasaan, sebaliknya perlawanan dilakukan bila bangsa barat tersebut berusaha mengambil alih aset yang dimilikinya, apakah itu berbentuk tempat berdagang, bertani atau berkuasa. Selain itu perlawanan juga dilakukan rakyat Indonesia terhadap bangsa Barat yang disebabkan bangsa-bangsa tersebut berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara ingin memperluas kekuasaannya di Indonesia sambil merampas hak-hak tradisional kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap ...

Makalah Hukum Administrasi negara (HAN)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal. Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan masyarakat, ...

Makalah 10 Tantangan Masa Depan (Administrasi Pembangunan)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seperti yang apat disaksikan dewasa ini, telah menyebabkan terjadinya berbagai perubahan besar menyangkut aktivitas kehidupan manusia. Perkembangan dan perubahan aktivitas manusia dan masyarakat suatu negara menuntut Pemerintah suatu negara untuk memiliki kualitas dan kemampuan mengatur dan melayani kebutuhan, harapan dan tuntutan yang semakin lama semakin kritis dan semakin besar dan kompleks. Sejalan dengan perkembangan tersebut, dimana negara negara di dunia semakin menglobal seolah tanpa batas menyebabkan administrasi negara harus mampu untuk dapat mengimbangi berbagai tuntutan dan kebutuhan untuk mengatasi dan mengantisipasi perubahan yang sangat cepat tersebut. Tidak hanya peningkatan aspek praktis yang perlu diperhatikan, tetapi hal yang berkaitan dengan aspek teoritis dan ilmiah perlu juga mengadaptasi perhatian. Berkaitan dengan persoala...