Gerakan
Non Blok
Latar belakang Gerakan Non Blok
Non-Aligned
Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah
organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang
tidak menganggap dirinya bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok
kekuatan besar manapun.
Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua
kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok
terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet
sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-tiap
blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara
berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, maka didirikan
lah organisasi Gerakan Non-Blok.
Kata
"Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru
(Perdana Menteri India) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam
pidato itu, Nehru menjabarkan lima pilar yang dapat diterapkan sebagai pedoman
untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima
pengendali). Prinsip ini kemudian dipakai sebagai basis dari Gerakan Non-Blok.
Lima prinsip tersebut ialah:
1. Saling menghormati integritas
teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian tidak saling melakukan
agresi
3. Tidak melakukan intervensi urusan
dalam negeri negara lain
4. Setara dan saling menguntungkan
5. Menjaga perdamaian
Gerakan
Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika /
Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, pada
tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi
ideologi blok Barat dan blok Timur. Pendiri / Tokoh Gerakan Non
Blok ini adalah 5 pemimpin dunia, yaitu:
1.
Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
2.
Soekarno presiden Indonesia
3.
Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
4.
Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
5.
Kwame Nkrumah dari Ghana.
Kemudian
Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang
diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu
konfensi ini dihadiri 25 negara dari berbagai belahan dunia yakni Yugoslavia
(sebagai tuan rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman,
Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana,
Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah,
dan Tunisia.
Dengan
didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non
Blok oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia saat itu). Hasil dari konferensi
tersebut juga mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan
pertama dalam Gerakan Non-Blok.
Sejak
pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan
Non Blok telah diselenggarakan yaitu di Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46
negara dengan anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru
meraih kemerdekaan, kemudian di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair
(1973), Kolombo, Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New Delhi, India
(1983), Harare, Zimbabwe (1986),
Beograd, Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias,
Kolombia (1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia (2003),
Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009), Teheran, Iran (2012) dan
terakhir di Karakas, Venezuela pada tahun 2015.
Gerakan
ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika
anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu Blok, terutama
Blok Timur. Sehingga muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu
dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara non
blok. Atau kasus dimana India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk
melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota
gerakan non blok bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti
misalnya konflik antara Iran dengan Irak dan Pakistan dengan India.
Gerakan
ini kemudian terpecah sepenuhnya pada tahun 1979 ketika terjadi invasi Uni
Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi
sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin
melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian
nonintervensi.
Tujuan Gerakan Non Blok
Tujuan
GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979,
adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial
nasional, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan
segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta
kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas dapat kita jabarkan kedalam 3 poin utama, yaitu:
1.
Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat
perebutan pengaruh Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur)
dalam perang dingin.
2.
Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat
maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
3.
Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara
anggota. Caranya dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam
mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
Meskipun
organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya saling
komunikasi dan memiliki kedekatan seperti NATO / Pakta Warsawa, negara-negara
anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak
anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya
tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada
masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan
Tiongkok selama beberapa tahun.
Perkembangan dalam Gerakan Non Blok
Gerakan
Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia
karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB.
Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti
peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan
pendirian GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh
penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting GNB tidak sekadar dari
peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi juga mengingat prinsip dan tujuan
GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana
tertuang dalam UUD 1945.
Selain
peran serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok dapat
dijelaskan dalam beberapa poin dibawah ini:
1.
Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut
karena Gerakan Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang
digelar di Bandung, pada tahun 1955.
2.
Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi
Tingkat Tinggi GNB yang pertama, Hal ini karena indonesia merupakan salah satu
pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak negara lain untuk
bergabung kedalam GNB.
3.
Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada
saat itu (1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X
GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
4.
Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia
berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang
berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang
tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap
ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
ASEAN
Latar Belakang Pembentukan ASEAN
ASEAN yang merupakan sebuah akronim
dari Association of Souteast Asian Nations adalah Perhimpunan
Negara-negara yang Berada dikawasan Asia Tenggara. Organisasi ASEAN yang pada
awalnya hanya berjumlah lima negara saja sekarang sudah tumbuh berkembang
menjadi 10 negara antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,
Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja dimana lima
negara pertama adalah pendirinya.
ASEAN merupakan sebuah organisasi
internasional kewilayahan yang begitu besar, jika dijumlahkan secara
keseluruhan luas wilayahnya mencapai 1,7 juta mil persegi atau sekitar 4,5 juta
kilometer persegi dengan jumlah populasi yang ada didalamnya sekitar setengah
milyar orang. ASEAN dibentuk dengan maksud dan tujuan kepentingan negara-negara
didalamnya seperti ekonomi, sosial, budaya, dll.
8 Agustus 1967 bertempat di Bangkok. Indonesia,
Singapura, Malaysia, dan Filipina menyetujui terbentuknya ASEAN (Association of
South East Asia Nation). Sejatinya ada beberapa persamaan yang melatar belakangi
dibentuknya organisasi ini yakni :
- Negara-negara Asia Tenggara
memiliki persamaan Geografis yakni berbatasan utara dengan Republik Rakyat
Cina, berbatasan selatan dengan samudera hindia, berbatasan timur dengan
samudera pasifik, dan berbatasan barat dengan teluk bengala dan anak benua
India.
- Bangsa-bangsa di Asia Tenggara
memiliki persamaan ras mongoloid dan memiliki kebudayaan dasar melayu
austronesia.
- Pernah mengalami penjajahan
beberapa diantaranya yakni oleh bangsa Portugis, Belanda, Perancis, dan
Inggris yang datang ke Asia Tenggara melalui jalur perdagangan laut. Hanya
Thailand, Negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami Penjajahan.
- Memiliki persamaan kepentingan
dalam memajukan negaranya.
Kelima Negara yang masing-masing diwakili oleh Menteri
Luar Negeri yang memprakarsai terbentuknya ASEAN melakukan diskusi tanggal 5-8
Agustus 1967 untuk membicarakan terbentuknya ASEAN dan berakhir dengan
kesepakatan penandatanganan deklarasi Bangkok yang menjadi tanda telah resmi
berdiri suatu organisasi regional baru di kawasan Asia tenggara. Perwakilan
Menteri Luar Negeri tersebut yakni :
1. Adam Malik
perwakilan Menteri Luar Negeri Indonesia
2. Rajaratnam
perwakilan Menteri Luar Negeri Singapura
3. Tun Abdul
Razak perwakilan Menteri Luar Negeri Malaysia
4. Narcisco
Ramos perwakilan Menteri Luar Negeri Thailand
5. Thanat
Koman perwakilan Menteri Luar Negeri Filipina
Tujuan
ASEAN
Berikut isi dari deklarasi Bangkok yang merupakan
tujuan dari dibentuknya ASEAN:
- Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, mengembangkan kebudayaan, dan memajukan kehidupan sosial kawasan
Asia Tenggara.
- Menjaga stabilitas regional dan
meningkatkan perdamaian.
- Dalam bidang ekonomi, sosial,
ilmu pengetahuan, administrasi, dan teknik akan ditingkatkan dalam kerja
sama dan saling membantu antar kepentingan bersama.
- Berupaya menjalin kerja sama
yang solid meski telah ada organisasi regional dan internasional lainnya.
- Dalam bidang pendidikan,
latihan, dan penelitian kawasan Asia Tenggara akan ditingkatkan dalam
kerja sama.
Pada awal dibentuknya ASEAN tidak semua Negara ikut
bergabung. Negara-negara tersebut satu persatu bergabung. Uruta waktu kelima
Negara lainnya bergabung yakni :
- Brunei Darussalam bergabung
pada 7 Januari 1987 satu minggu setelah mereka dinyatakan merdeka.
- Vietnam bergabung pada 28 Juli
1995.
- Laos dan Myanmar bergabung
bersamaan pada 23 Juli 1997.
- Kamboja bergabung pada 16
Desember 1998.
- Timor Leste belum dinyatakan
resmi bergabung meski telah mengikuti beberapa kegian dari ASEAN.
Perkembangan ASEAN
Penyelenggaraan
KTT ASEAN
1. KTT ASEAN
I tanggal 23 - 24 Februari 1976 di Denpasar, Bali.
2. KTT ASEAN
II tanggal 4 - 5 Agustus 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia.
3. KTT ASEAN
III tanggal 14 - 15 Desember 1987 di Manila, Filipina.
4. KTT ASEAN
IV tanggal 27 - 28 Januari 1992 di Singapura.
5. KTT ASEAN
V tanggal 14 - 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand.
6. KTT ASEAN
VI tanggal 15 - 16 Desember 1998 di Hanoi, Vietnam.
7. KTT ASEAN
VII tanggal 5 - 6 No ember 2001 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
8. KTT ASEAN
VIII tanggal 4 - 5 No ember 2002 di Pnom Penh, Kamboja.
9. KTT ASEAN
I tanggal 7 - 8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia.
10. KTT ASEAN
tanggal 29 - 30 No ember 2004 di Vientiane, Laos.
11. KTT ASEAN
I tanggal 12 - 14 No ember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia.
12. KTT ASEAN
II tanggal 12 - 14 No ember 2007 di Cebu, Filipina.
13. KTT ASEAN
III tanggal 18 - 22 No ember 2007 di Singapore, Singapura.
Pada tanggal 26 Agustus 2007 ASEAN telah mencanangkan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru yang akan dilaksanakan pada tahun 2013, dengan pengukuhan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
OKI
Latar Belakang beridrinya OKI
Organization
of Islam Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) dibentuk
dengan latar belakang rasa khawatir umat Islam atas jatuhnya kota Jerusalem ke
tangan bangsa Yahudi-Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Di dalam kota
Jerusalem (Darussalam) berdiri dengan megahnya Mesjid Al-Aqsha yang dibangun
oleh Nabi Daud a.s. (1000 SM). Mesjid Al-Aqsha pernah menjadi lambang pemersatu
umat Islam.
Sebab
langsung lahirnya organisasi ini adalah pembakaran Mesjid Al-Aqsha pada tanggal
21 Agustus 1969 oleh Israel yang sejak tahun 1967 menduduki Jerusalem.
Pembakaran Mesjid Al-Aqsha tersebut membangkitkan amarah umat Islam dari dunia
Arab dan dari seluruh dunia.
Dengan terjadinya peristiwa itu,
Raja Hassan II dari Maroko menyerukan kepada para pemimpin dunia Arab khususnya
dan dunia Islam umumnya untuk bersama-sama menuntut pertanggungjawaban Israel
atas kejadian itu. Raja Hassan II menyatakan agar para pemimpin dunia Islam
mengadakan pertemuan untuk menggalang kerja sama yang efektif agar tercapai pembebasan
Jerusalem dan Mesjid Al-Aqsha dari cengkeraman kejahatan Israel.
Negara-negara Islam membentuk Organization of
the Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah
suatu organisasi yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Ada sekitar 46 negara
yang menjadi anggota OKI yang diantaranya adalah: Afganistan, Bangladesh,
Burkina Faso, Mesir, Indonesia, Irak, Iran, Libya, Malaysia, Maroko, Niger,
Pakistan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab.
Tujuan OKI
Organisasi
ini dibentuk pada bulan Mei 1971. Salah satu tujuan utama OKI adalah membentuk
persatuan pada negara-negara Islam. kerja sama di bidang ekonomi, politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Tujuan lain adalah menghilangkan diskriminasi
etnis dan semua Jenis kolonialisme. Selain itu mendukung perjuangan rakyat
Palestina dan mempertahankan tempat-tempat suci.
1. Tujuan
dibentuknya Organisasi Konferensi Islam (OKI), antara lain:
2. Meningkatkan
solidaritas Islam antaranggotanya
3. Berusaha
menghapuskan perbedaan rasial, kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya, serta masalah diskriminasi.
4. Mengkoordinasi
usaha-usaha untuk melindungi tempat-tempat suci Islam
5. Membendung
dan membantu perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh hak-hak serta tanah
airnya
6. Memperteguh
perjuangan Islam dengan maksud melindungi kehormatan, kemerdekaan, dan hak-hak
nasional mereka.
Perkembangan OKI
Pada awal pembentukanny, OKI hanyak bergerak dalam
kasus pembakaran Masji Agsha, namun dalam perkembangannya menangani
masalah-masalah politik, ekonomi dan sosial budaya
Bidang Politik
1. Mendukung
dan membentu perjuangan PLO
2. Mengecam
invasi Rusia ke Afghanistan dan menuntut mundur dari wilayah tersebut
3. Mengusahakan
perdamaian Iran-Iran
Bidang Ekonomi
1. Mendirikan
Bank Pembangunan Islam untuk membantu negara-negara anggota
2. Membentuk
pusat-pusat dan penelitian masalah ekonomi
Bidang Sosial-Budaya
1. Membentuk
Dana Solidaritas Islam di Jeddah
2. Mendirikan
Pusat Riset Sejarah, Kesenian dan Budaya Islam di Istanbul
3. Mendirikan
dana ilmu, teknologi dan pembangunan di Jeddah
4. Mendirikan
pusat riset dan latihan di Dacca
Negara Anggota
Afghanistan, Aljazair, Chad, Guienea, Indonesia,
Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Maroko, Mauritania, Mesir, Niger,
Pakistan, Palestina, Arab Saudi, Senegal, Sudan, Somalia, Tunisia, Turki,
Yaman, Yordania, Bahrain, Oman, Qatar, Suriah, Uni Emirat Arab, Sierra Leone,
Bangladesh, Gabon, Gambia, Guinea-Bissau, Uganda, Burkina Faso, Kamerun,
Komoro, Irak, Maladewa, Djibouti, Benin, Brunei Darusalam, Nigeria, Azerbaijan,
Albania, Kirgistan, Tajikistan, Turmeninstan, Mozambik, Kazakhstan, Uzbekistan,
Suriname, Togo, Guyana, Pantai Gading.
Penyelenggaran KTT OKI
1. KTT I : di
Rabat, Maroko (1969)
2. KTT II :
di Lahore, Pakistan (1974)
3. KTT III :
di Taif, Arab Saudi (1981)
4. KTT IV :
di Casablanca, Maroko (1984)
5. KTT V : di
Kuwait City, Kuwait (1986)
6. KTT VI :
di Dakar, Sinegal (1991)
7. KTT VII :
di Dacca, Bangladesh (1995)
APEC
Latar Belakang Berdirinya
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan
upaya kerjasama dari 21 negara dengan tujuan bersama untuk meningkatkan
perdagangan bebas di wilayah ini. Pertama kali didirikan pada tahun 1989 dengan
12 negara anggota di Canberra, Australia, APEC telah membuat langkah besar
dalam memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan di antara negara-negara
anggotanya.
Dalam dekade pertama setelah pembentukannya,
perekonomian negara-negara anggota menyumbang 70% dari pertumbuhan global
ekonomi. Anggotanya adalah, berdasarkan abjad, Australia, Brunei Darussalam,
Kanada, Chili, Republik Rakyat Cina, Hong Kong, Cina; Indonesia, Jepang,
Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Republik
Filipina, Federasi Rusia, Singapura, Cina Taipei, Thailand, Amerika Serikat,
dan Vietnam.
Dinamika ekonomi politik Asia Pasifik pada akhir
tahun 1993 tampak memasuki babak baru, terutama dalam bentuk pengorganisasian
kerja sama perdagangan dan investasi regional. Dalam hal ini,
negara-negara Asia Pasifik berbeda dengan negara-negara di Eropa
Barat. Negara-negara di Eropa Barat memulainya dengan membentuk wadah
kerja sama regional. Dengan organisasi itu, ekonomi di setiap negara
saling berhubungan dan menghasilkan ekonomi Eropa yang lebih kuat daripada
sebelum Perang Dunia II. Sebaliknya, negara-negara Asia Pasifik, terutama
sejak tahun 1970-an, saling berhubungan secara intensif dan menimbulkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi walaupun tanpa kerangka kerja sama formal
seperti yang ada di Eropa. Bahkan, berbagai transaksi ekonomi terjadi
antarnegara yang kadang-kadang tidak memiliki hubungan diplomatik. Taiwan
adalah contoh negara yang tidak diakui eksistensi politiknya, tetapi menjadi
rekanan aktif sebagian besar negara Asia Pasifik dalam kegiatan
ekonomi. Sekarang dinamika ekonomi itu dianggap memerlukan wadah organisasi
yang lebih formal.
Dunia usaha lebih dahulu merasakan adanya kebutuhan
akan organisasi itu, seperti tercermin dalam pembentukan Pacific Basin Economic
Council (PBEC) tahun 1969. Organisasi ini beranggotakan pebisnis dari
semua negara Asia Pasifik, kecuali Korea Utara dan Kampuchea. Organisasi
PBEC aktif mendorong perdagangan dan investasi di wilayah Asia Pasifik, tetapi
hanya melibatkan sektor swasta.
Pada tahun 1980 muncul Pacific Economic Cooperation Council (PECC).
Pada tahun 1980 muncul Pacific Economic Cooperation Council (PECC).
Organisasi yang lahir di Canberra, Australia ini
menciptakan kelompok kerja untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional,
terutama perdagangan, sumber daya manusia, alih teknologi, energi, dan
telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal, PECC melibatkan para
pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan akademis. Salah satu hasil kegiatan
PECC adalah terbentuknya Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) sebagai wadah
kerja sama bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi yang secara
resmi terbentuk bulan November 1989 di Canberra, Australia pada tahun
1989. Pembentukan APEC atas usulan Perdana Menteri Australia, Bob
Hawke. Suatu hal yang melatarbelakangi terbentuknya APEC adalah
perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia pada waktu itu yang berubah
secara cepat dengan munculnya kelompok-kelompok perdagangan seperti MEE,
NAFTA.
Selain itu perubahan besar terjadi di bidang politik
dan ekonomi yang terjadi di Uni Soviet dan Eropa Timur. Hal ini diikuti
dengan kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay (perdagangan
bebas). Apabila masalah perdagangan bebas gagal disepakati, diduga akan
memicu sikap proteksi dari setiap negara dan sangat menghambat perdagangan
bebas. Oleh karena itu, APEC dianggap bisa menjadi langkah efektif untuk
mengamankan kepentingan perdagangan negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Adapun tujuan dibentuknya APEC adalah untuk meningkatkan kerja
sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik terutama di bidang perdagangan dan
investasi.
Tujuan APEC
Tujuan
APEC adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi melalui peningkatan
volume perdagangan dan investasi. Selan itu, APEC bertujuan untuk
memperjuangkan kepentingan ekonomi di kawasan tersebut di tengah-tengah
perkembangan ekonomi internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut APEC
melakukan kerja sama dalam tiga ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar
Kerja Sama APEC. Ketiga pilar itu adalah liberalisasi perdagangan dan
investasi, fasilitasi usaha, kerja sama ekonomi, dan teknik.
Perkembangan Apec
KTT
APEC
APEC
merupakan kerja sama ekonomi regional untuk memajukan perdagangan dan investasi
di Asia Pasifik.Pertemuan tingkat tinggi para kepala negara/pemerintah disebut
meeting atau AELM (APEC Economic Leaders Meeting = Pertemuan para pemimpin
Ekonomi APEC) yang bersifat informal. Adapun AELM diadakan:
a)
AELM I di Seattle, AS tahun 1993
b)
AELM II, di Bogor, Indonesia tahun 1994
c)
AELM III, di Osaka, Jepang tahun 1995
d)
AELM IV di Manila Filipina tahun 1996
e)
AELM V di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 17-18 November 1998.
OPEC
Latar belakang berdirinya
Venezuela adalah negara pertama yang memprakarsai pembentukan organisasi
OPEC dengan mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun
1949, menyarankan mereka untuk menukar pandangan dan mengeksplorasi jalan lebar
dan komunikasi yang lebih dekat antara negara-negara penghasil minyak. Pada 10
– 14 September 1960, atas gagasan dari Menteri Pertambangan dan Energi
Venezuela Juan Pablo Pérez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan Energi Saudi
Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak, Persia, Kuwait, Saudi Arabia dan
Venezuela bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan
harga dari minyak mentah yang dihasilkan oleh masing-masing negara. OPEC
didirikan di Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum 1960 yang dibentuk oleh
Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang mendesak kuota dari impor minyak
Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak Kanada dan Mexico. Eisenhower
membentuk keamanan nasional, akses darat persediaan energi, pada waktu perang.
Yang menurunkan harga dari minyak dunia di wilayah ini, Presiden Venezuela
Romulo Betancourt bereaksi dengan berusaha membentuk aliansi dengan
negara-negara Arab produsen minyak sebagai satu strategi untuk melindungi
otonomi dan profabilitas dari minyak Venezuela. Sebagai hasilnya, OPEC
didirikan untuk menggabungkan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari
negara-negara anggota sebagai kelanjutan dari yang telah dilakukan.
OPEC
adalah organisasi antara pemerintah yang berdiri tahun 1960. Negara anggotanya
adalah negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari Arab Saudi, Iran,
Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar, Libya, UAE dan Indonesia.
Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota tetapi kemudian keluar pada
tahun 1992 dan 1994.
Berdirinya
OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The
Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industry minyak dan menetapkan
harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan
perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam
menetapkan pasar minyak internasional.
Tujuan
OPEC
Setelah
lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai strategi dalam
mencapai tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya menetapkan tujuan
yang hendak dicapainya yaitu: “preserving and enhancing the role of oil as a
prime energy source in achieving sustainable economic development” melalui:
1. Koordinasi
dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;
2. Menetapkan
strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara anggota;
3. Menerapkan
cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasional sehingga tidak
terjadi fluktuasi harga;
4. Menjamin
income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak;
5. Menjamin
suplai minyak bagi konsumen;
6. Menjamin
kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.
Perkembangan OPEC
Konferensi Tingkat
Tinggi OPEC dilakukan 2 kali dalam setahun. Tetapi pertemuan extra-ordinary
dapat dilaksanakan jika diperlukan (pasal 11-12). Konferensi OPEC dipimpin oleh
Presiden dan Wakil Presiden OPEC yang dipilih oleh anggota pada saat pertemuan
Konferensi (Pasal 14). Pasal 15 menetapkan Konferensi OPEC bertugas
merumuskan kebijakan umum organisasi dan mencari upaya pengimplementasian
kebijakan tersebut. Sebagai organisasi tertinggi, pertemuan Konferensi OPEC
mengukuhkan penunjukan anggota Dewan Gubernur dan Sekretaris Jenderal OPEC
Perkembangan OPEC
Pada
perkembangannya, keanggotaan diperluas dengan menambahkan tujuh negara lainnya
yaitu Aljazair, Angola, Indonesia, Libya, Nigeria, Qatar, dan Uni Emirat Arab,
membuat keanggotaan total berjumlah 12 negara.
OPEC
mewakili kekuatan politik dan ekonomi yang cukup signifikan. Dua-pertiga dari
cadangan minyak dunia serta setengah ekspor minyak dunia dimiliki negara
anggota OPEC.
Taring
OPEC dalam pentas politik dunia pertama ditunjukkan pada tahun 1970an.
Ketika
Perang Yom Kippur meletus di Timur Tengah, AS membantu Israel dalam upayanya
melawan Mesir dan Suriah.
Sebagai
respon, OPEC lantas menerapkan embargo minyak yang ditargetkan kepada Amerika
Serikat dan sekutu Eropanya. Embargo berlangsung dari tanggal 19 Oktober 1973
hingga 17 Maret 1974.
Embargo
ternyata berakibat luas. Efek langsung meliputi inflasi dan resesi ekonomi di
Amerika Serikat dan negara-negara lain yang menjadi target embargo.
Pemilik
mobil di Amerika Serikat sempat dibatasi untuk hanya membeli bensin pada hari
tertentu serta penerapan plat nomor genap-ganjil untuk beroperasi bergantian.
Embargo
minyak juga mendorong produsen mobil memproduksi kendaraan berukuran lebih
kecil dan hemat bahan bakar.
Bahkan
setelah embargo berakhir, harga minyak terus naik dan ekonomi Amerika Serikat
terus menderita.
Meskipun
OPEC sering dianggap sebagai berlaku “jahat” dalam arena politik, organisasi
ini juga memiliki tujuan yang bisa dijustifikasi.
OPEC
berfungsi mencegah anggotanya dimanfaatkan oleh negara-negara industri dengan
memastikan bahwa negara-negara pengekspor minyak mendapatkan harga minyak yang
adil.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.markijar.com/2017/02/pengertian-sejarah-latarbelakang-dan.html
http://pengamatsejarah.blogspot.com/2016/05/sejarah-gerakan-non-blok-gnb-sejarah.html
http://sukasosial.blogspot.com/2015/07/pengertian-sejarah-tujuan-asean.html
http://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-berdirinya-asean-2
https://panduansoal.blogspot.com/2016/02/perkembangan-asean-dan-peran-indonesia.html
https://apipah.com/latar-belakang-dan-7-tujuan-organisasi-konferensi-islam-oki/
http://www.donisetyawan.com/sejarah-pembentukan-oki/
http://gofatih.blogspot.com/2013/10/sejarah-organisasi-apec-asia-pasifik.html
http://pengertianahli.id/2015/02/apec-pengertian-tujuan-dan-sejarah-apec.html#
http://sejarahmula.blogspot.com/2017/02/sejarah-terbentuknya-opec.html
https://www.amazine.co/25048/apa-itu-opec-fakta-sejarah-informasi-lainnya/
Promo Fans^^poker :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis