BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil
tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan tersebut
biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh
masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam
tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau
kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang
menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode
penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan
adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan
dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini
dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil
penelitian pada khalayak terkait.
Oleh karena
itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam
penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan
adanya pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan
belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya
belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan
dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan
secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat
makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2.
Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan
karya ilmiah?
3.
Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
4.
Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang
termasuk karya ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah ini
yaitu:
1.
Memahami metode penulisan karya ilmiah.
2.
Memahami cara penulisan karya ilmiah yang baik.
3.
Memahami bentuk – bentuk apa saja yang termasuk
karya ilmiah.
4.
Memahami sistematika atau kerangka penulisan
karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya yang
disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan
keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau pemikiran seseorang tanpa adanya
penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi
persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah
lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil
penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :[1]
1.
Masalah penelitian
2.
Tujuan penelitian
3.
Metode penelitian
4.
Kajian Teori
5.
Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
6.
Hasil penelitian
Supaya para pembaca dapat
lebih memahami keenam komponen di atas, maka disini akan dijelaskan secara
singkat tentang keenam komponen tersebut.
1.
Masalah Penelitian
Berkaitan dengan masalah
penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat masalah, cara mencari
masalah,identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah.
Sebelum kita melakukan suatu penelitian, pastilah kita harus menentukan masalah
yang akan diteliti. Masalah dapat dipahami atau diartikan sebagai adanya
keadaan, kejadian, atau peristiwa yang perlu untuk dipecahkan. Masalah biasanya
timbul karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang lain. Misalnya,
antara apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenyataan, mengenai
teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat menimbulkan
suatu pertanyaan. Maka penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut
atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari
berbagai sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari
pertemuan-pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatn sepintas,
dan sebagainya.
Seandainya kita telah menemukan masalah
yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus menjelaskan mengapa masalah
tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi kegunaan hasil
peneliti tersebut.
Selanjutnya, jika masalah
tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah masalah yang lebih kecil
yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah yang telah
kita identifikasi, kita memilih sebuah masalah yang dianggap paling tepat untuk
diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah
yang kita teliti agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh
karena itu, masalah yang akan kita teliti haruslah dirumuskan dulu dengan
baik.
2.
Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai
suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat terarah sesuai dengan
masalahnya, maka tujuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggung, bahwa
judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
3.
Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan
sebagai jalan atau cara untuk memecahkan masalah. Metode penelitian dibagi
menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, maka ada
dua cara untuk melakukan metode penelitian.
Metode kuantitatif digunakan
untuk menguji hipotesis dengan bantuan analisis statistik, dan untuk membuat
generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan metode
kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah
objek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji
hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan menemukan atau menyusun
“teori-teori” baru dari data-data penelitian yang digunakan.
Selain penelitian kuantitatif dan
kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut dengan action research. Penelitian ini
dilakukan melalui beberapa siklus, biasanya digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar atau hasil suatu produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu hipotesis
yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama
akan diperbaiki oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang
terakhir dan didapatkan hasil yang dianggap memuaskan.
4.
Kajian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan
dan tujuan penelitian ditetapkan, maka harus dilanjutkan dengan kajian teori
yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori dapat diambil
dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada.
Penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori
yang ada lalu merumuskan konsep pikiran dari teori-teori tersebut, serta
merumuskan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang akan dikumpulkan.
Sedangkan dalam penelitian yang
bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan sedikit demi sedikit. Data yang
baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir yang
telah ditetapkan.
5.
Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
Dalam penelitian kuantitatif
objek penelitiannya disebut populasi, tetapi tidak seluruh populasi yang
diteliti, melainkan hanya sampel (percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil
penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari
populasi itu. Sampel biasanya diambil sekian persen dari populasi, tergantung
dari besarnya populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif,
besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada sampel, melainkan pada
jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin diketahui
dianggap telah tercapai.
Dalam penelitian kuantitatif
berupa angka-angka nilai, kemudian akan dianalisis dengan bantuan statistik.
Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaan, kejadian, dan sebagainya.
Perlu dijelaskan bahwa objek
penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam penelitian kuantitatif ada
istilah variabel penelitian. Yang dimaksud dengan variabel penelitian itu
adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah
korelasi, antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis, maka variabelnya
adalah kemampuan membaca dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel
bebas dan yang lain dijadikan variabel terikat.
6.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif,
hasil penelitiannya berupa hasil perhitungan statistik terhadap variabel-variabel
yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini dijadikan dasar untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian kualitatif,
hasil penelitiannya berupa penjelasan terhadap data-data yang ditemukan. Berdasarkan
hasil penelitian itu, kemudian ditarik suatu kesimpulan dan berdasarkan
kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.
B.
Sistematika
atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah
Hasil penelitian yang dilaporkan
dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah. Oleh karena itu, penulisnya harus
menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut
dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang bersangkutan. Secara umum,
kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
pendahuluan, isi, dan penutup.[2]
1.
Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi :
halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar dan grafik.
a.
Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar
isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital, biasanya di tengah halaman
agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
b.
Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau
lembaga yang bersangkutan.
c.
Kata Pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan
tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada pembimbing
dan pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
d.
Halaman Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau
disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan halaman ini.
e.
Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang isi pokok laporan, sehingga harus mencantumkan dengan jelas urutan bab
dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada dengan nomor halaman
masing-masing.
f.
Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar,
dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka harus mencantumkan nomor urut dan
halaman dengan jelas.
2.
Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri
dari:
a.
Pendahuluan
Memaparkan: latar belakang dan
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis, penjelasan, dan
metode penelitian.
b.
Landasan teori
Berisi: uraian teoritis yang berhubungan
dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan hipotesis.
c.
Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan analisis data,
serta penafsiran hasil analisis data.
d.
Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian.
Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan
kemudian dikemukakan beberapa saran.
3.
Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
a.
Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan
sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang digunakan dalam penulisan
laporan.
b.
Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar
pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan lain-lain.
c.
Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang
ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.
C.
Cara
atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik
Secara umum, penulisan karya
tulis ilmiah harus memenuhi beberapa syarat tertentu, hasil penulisan karya
ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya karena karya ilmiah
bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di buat berdasarkan imajinasi ataupun
khayalan penulis.
Suatu karya ilmiah harus apa
adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat – syarat penulisan karya ilmiah
adalah prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis baku (EYD). Syarat penulisan
karya ilmiah mencakup beberapa hal sebagai berikut : [3]
1. Objektivitas
Objektivitas berhubungan dengan
sikap penulis. Dalam hal ini, penulis harus bersikap objektif dalam mengemukan
pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat–buat. Sehingga hasil tulisannya dapat
dipertanggung jawabkan berdasarkan data yang ada.
2. Pola
berfikir deduktif – induktif
Dalam mengemukakan atau menarik
kesimpulan, penulis harus menggunakan pola berfikir yang logis (runtut dan sesuai
dengan nalar) ada dua pola berfikir logis yaitu : dedukatif dan
indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari teori atau hal yang umum
untuk menarik kesimpulan yang khusus.
Contoh : Secara umum dikatakan
semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus ayahku seorang dokter, maka
dapat ditarik kesimpulan ayahku tulisannya jelek.
Sedangkan pola berfikir induktif
yaitu cara berfikir atau menarik kesimpulan dari fakta – fakta khusus
kepada fakta umum atau kalimat utamanya berupa kalimat yang bersifat
umum.
Contoh : Fakta – fakta
khusus menyatakan manusia membutuhkan oksigen. Hewan membutuhkan oksigen.
Tumbuhan membutuhkan oksigen, maka dapat disimpulkan bahwa “semua mahluk hidup
membutuhkan oksigen”
3. Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun
secara sistematika, artinya menuruti alur pemahaman yang runtut dari masalah
sampai pada kesimpulan.[4] Tata
tulis baku berhubungan dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah,
biasanya masing – masing lembaga mempunyai peraturan tata tulis yang berbeda.
Akan tetapi, pada dasarnya peraturan tersebut mempunyai patokan yang sama. Tata
tulis baku ini diperlukan karena :
a.
Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.
b.
Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
c.
Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan
penyusunan kembali.
Tata Cara Penulisan Ilmiah
terdiri dari: penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
1.
Kutipan
Kutipan merupakan penulisan kembali pendapat
atau hasil karya tulis orang lain,baik langsung maupun tidak langsung. Pada
umumnya kutipan dibedakan menjadi dua,yaitu: Kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.
a.
Kutipan Langsung
Kutipan
langsung ditulis persis dengan aslinya(baik kata,ejaan,maupun tanda bacanya). Kutipan
seperti ini biasanya digunakan untuk mengutip: rumus, peraturan
hukum, surat keputusan, peribahasa, definisi, dan
lain-lain. Secara umum kutipan langsung dibedakan menjadi dua:kutipan langsung
panjang dan kutipan langsung pendek. Kutipan langsung panjang,ditulis lebih dari
tiga baris,ditulis sendiri dalam alinea baru dengan perubahan spasi. Baris
pertama kutipan dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin kiri,baris
berikutnya dimulai pada ketukan ke-lima.
Kutipan
langsung pendek tidak lebih dari tiga baris,dituliskan langsung dalam kalimat
penulis diantara tanda petik(“…”) dan tanpa perubahan spasi.
b.
Kutipan Tak Langsung
Kutipan
tak langsung ini merupakan uraian penulis dengan kata-kata sendiri berdasarkan
pendapat atau hasil karya penulis lain. Tetapi pendapat pribadi tidak boleh
dikemukakan di dalamnya. Penulisannya tanpa tanda petik dan spasi. Sumber asal
kutipan dapat dituliskan langsung dengan mencantumkan nama penulis,tahun
terbit,dan halaman buku.
2.
Catatan Kaki
Yang dimaksud dengan catatan kaki
adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki
halaman tulisan yang bersangkutan. Catatan kaki sebetulnya bukan untuk
mengetahui sumber kutipan,tetapi untuk memberi penjelasan mengenai sesuatu yang
berada di luar pokok pembicaraan,yang perlu diketahui untuk memahami pokok
pembicaraan lebih jauh. Sumber catatan kaki dapat berasal
dari:buku,majalah,jurnal,makalah,surat kabar maupun pernyataan langsung. Cara
penulisannya dengan mencantumkan nama pengarang,judul tulisan,kota dan nama
penerbit,tahun terbit serta halaman kutipan. Penulisan sumber kutipan yang
muncul berulang kali dapat disingkat dengan beberapa
istilah,seperti:ibid.,op.cit.,dan loc.ci.
Untuk menghindari pencatatan sumber
yang diulang –ulang, digunakan singkatan-singkatan dari bahasa Latin sebagai
pengganti sumber. Pemakaian sumber tersebut sebagai berikut:
a.
Ibid dari kata Ibidem, artinya sama.
Maksudnya menyatakan bahwa kutipan itu diambil dari sumber dan halaman yang
sama yang datanya telah dicantumkan dengan lengkap sebelum kutipan tersebut.
Jadi, di antara kutipan itu dengan kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain.
Bila halamannya saja yang berbeda dipakai Ibid halaman.
b.
Loz. Cit. dari kata loco
cotato, artinya pada tempat yang sama dengan sumber yang telah
mendahuluinya. Begitu pula halamannya sama, hanya telah diselingi sumber lain.
Contoh: Jauhari, Loz. Cit.
c.
Op. Cit.
dari opera citato, maksudnya karya yang telah dikutip terlebih
dahulu. Contoh: Muttaqin, Op. Cit. hlm.207.
3.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua
sumber bacaan yang digunakan dalam penulisan. Komponen yang harus ada
dalam daftar pustaka adalah,nama pengarang,tahun terbit,judul buku,kota
penerbit,nama penerbit.[5]
D.
Bentuk-Bentuk
Karya Ilmiah
Dilihat dari bobot dan kedalaman
analisisnya bisa dibedakan adanya beberapa karangan ilmiah, yaitu karya tulis,
makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil penelitian. Pada
prinsipnya semua karangan ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam
hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang
pendeknya karya tulis ilmiah tersebut.[6]
1.
Karya Tulis
Karya tulis adalah karangan
ilmiah yang lazim diberikan kepada siswa sekolah menengah mengenai salah satu
aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen masalah, tujuan
penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang lebih sepuluh halaman
ketikan dua spasi pada “kertas ukuran A4”. [7]
2.
Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah
yang ditulis untuk disajikan dalam seminar atau simposium. Tebalnya sekitar 15
halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran A4, termasuk abstrak dan
daftar pustaka.
Makalah juga harus disusun
berdasarkan hasil penelitian, entah penelitian lapangan maupun penelitian
pustaka. Jadi, semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya. Namun,
format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis, dan
disertasi. Abstrak yang diletakkan pada awal makalah, biasanya berisi
tujuan penulisan, masalah penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim
berisi kata kunci dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi dewasa ini
tidak menuntut penyaji makalah membacakan makalahnya melainkan hanya
menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.[8]
3.
Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah
yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain yang ditulis
untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata satu (S1). Masalah yang
diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi substansi bidang
keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari sebuah
karya tulis. Semua komponen penelitian yang dikemukakan pada subbab 8.1 harus
jelas tampak dalam sebuah skripsi. [9]
Pendapat yang diajukan harus
didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian
langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (study
kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur
pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal
60 halaman. Kalau karya tulis tidak diujikan, dan makalah disajikan dalam
suatu seminar atau suatu pertemuan ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu
sidang ujian skripsi.
4.
Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah
sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata dua. Isinya merupakan pendalaman
dari salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis juga diujikan
dalam satu sidang ujian tesis.[10]
Penulisan tesis bertujuan
mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas
khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini
terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam
tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis
minimal 80 halaman.
5.
Disertasi
Disertasi adalah karangan ilmiah
sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata tiga. Isinya merupakan tinjauan
filosofis terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang diteliti.
Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan strata tiga.
Mengapa? Karena induk dari segala ilmu adalah filsafat. Mereka yang sudah
menyelesaikan pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan disertasi
dikatakan pengetahuannya telah sampai pada tingkat filsafat. Maka itu, di
Inggris atau di negara lain, mereka yang telah lulus dalam pendidikan
strata tiga diberi gelar Ph.D (=Philosophy Degree). Artinya, telah
mencapai derajat filosof.[11]
Disertasi merupakan suatu
karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang
dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan
senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi
tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih
mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,
penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi
berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250
halaman.
6.
Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian adalah
laporan yang dibuat setelah suatu penelitian dilakukan. Laporan penelitian juga
berisi komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian, instrumen
penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi untuk melakukan sesuatu yang
lain berdasarkan hasil penelitian itu. [12]
E. Bagian Inti Karangan Pada Karya Tulis
Ilmiah
Bagian
inti karangan karya tulis ilmiah:[13]
1.
Bab Pendahuluan
a. Latar Belakang
Masalah
Bagian ini memuat alasan penulis mengambil
judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan
ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang
dimulai dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
b. Rumusan
masalah
Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam
bagian pembahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang
sudah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat
pertanyaan.
c. Tujuan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan
pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan
relevansinya dengan judul.
d. Ruang
Lingkup
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan
masalah yang dibahas. Pembatasan masalah hendaknya terinci dan
istilah istilah yang berhubungan dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup
harus sesuai dengan tujuan pembahasan
e. Landasan
Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori
yang mempengaruhi dalam pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu
gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam membahas masalah
yang sedang diteliti.
f. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan/perkiraan
yang dirumuskan dan untuk sementara diterima, serta masih harus dibuktikan
kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab be rikutnya.
Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana, serta cukup mencakup
masalah yang dibahas.
g. Sumber
data atau kajian pustaka
Sumber data atau kajian pustaka yang
digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah kepustakaan, tempat kejadian
peristiwa (hasil observasi), interview, seminar, diskusi, dan sebagainya.
h. Metode
dan teknik
1)
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu penulisan,
ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan
cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain
sebagainya.
2)
Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara,angket,
daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini disesuaikan dengan masalah yang
dibahas
3)
Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara
garis besar dari bab I sampai bab terakhir atau kesimpulan dari
suatu karangan ilmiah. Berdasarkan landasan teori
2.
Bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok
dari sebuah karangan ilmiah, yaitu masalah-masalah akan
dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar,
penulisan dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
3.
Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang
telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan adalah
gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah
dikemukakan.Yang dimaksudkan dengan saran adalah saran penulis tentang metode
penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada hubungannya dengan
hambatan yang dialami selama penelitian.
4.
Bagian Penutup
Pada bagian Penutup terdiri dari
Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan Kaki Penulisan kutipan,
daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data
untuk kepentingan penulisan karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan data.
a. Harus
mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa
mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
b. Data
yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
c. Pengambilan
data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari
objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan, pengujian,
atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode Penulisan karya ilmiah
merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang
sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah
terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Banyak cara untuk menemukan
jawaban dari penelitian tersebut. Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap
permasalahan atau pertanyaan yang ada dalam penelitian, penulisan karya ilmiah
harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawabnya.
Untuk itu penulisan karya ilmiah harus rajin
dan teliti dalam hal membaca dan mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang
mendukung karya tulis ilmiahnya. Dengan demikian, karya tulis ilmiah yang
pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan-penemuan di
dalamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasarkan
rasio.
B.
Saran
Kami membuat makalah ini untuk
pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca
menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi
yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang
menjadi referensi secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Agam, Rameli. 2009. Menulis
karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.
Chaer, Abdul,
2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.
Heri
Jauhari, Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010
Keraf, Gorys,
2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah,
Cetakan XIII.
Rumaningsih,
Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah
Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.
Wasito, Hermawan,
1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Winarto,
Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya
Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, Edisi 1.
[1] Drs.Abdul Chaer,2011,Ragam Bahasa Ilmiah,Jakarta:Rineka Cipta.h.181-187
[2]
Drs.Hermawan Wasito,1997,Pengantar
Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.103-106
[3]
Drs.Hermawan Wasito,Pengantar Metodology
Penelitian,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,1997)h.99
[4]
Ibid
[5]
Heri Jauhari, Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) h. 24
[6] Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah Ilmu-ilmu
Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III. Hal 80
[7] Abdul Chaer, Ragam
Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), h. 185.
[8]
Ibid.h. 185-186
[9]
Ibid. h. 186.
[10] Ibid. h. 186.
[11]
Ibid. h. 186-187.
[12]
Ibid. h. 187.
[13]
Agam, Rameli. 2009. Menulis
karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga. Hal
56
Promo Fans^^poker :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis