BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kemajuan
teknologi yang kini merambah keseluruh lapisan masyarakat memang sangat
membantu dalam segala bidang. Banyaknya mesin-mesin impor yang digunakan untuk
memperm
udah
pekerjaan manusia dapat menghasilkan barang yang berkualitas yang tak kalah
dengan pembuatan manual oleh manusia.
Tetapi
hal ini tidak saja membuat pemerintah dan masyarakat lega, namun juga
menimbulkan masalah baru yang hingga kini belum dapat terselesaikan. Masalah
yang tiap tahun bertambah rumit, dan makin banyak saja masyarakat yang
menjalani profesi ini, yaitu pengangguran.
Pengangguran
yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan,
kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat.
Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus
mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini,
membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Jika masalah
pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. yang terjadi tidak saja
menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa
orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator
masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke
jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak
kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh
pendidikan maupun pembinaan yang baik.
B. Rumusan
Masalah
Seperti
yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan pengangguran?
2. Apa
saja jenis-jenis pengangguran?
3. Apa
saja penyebab terjadinya pengangguran?
4. Bagaimana
keadaan pengangguran di Indonesia?
5. Apa
saja dampak pengangguran di Indonesia?
6. Bagaimana
cara mengatasi pengangguran?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penyusunan makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengangguran.
2.
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengangguran.
3.
Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya
pengangguran.
4.
Untuk mengetahui bagaimana keadaan pengangguran di
Indonesia.
5.
Untuk mengetahui apa saja dampak pengangguran di
Indonesia.
6.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi pengangguran.
D. Manfaat
Penulisan
Manfaat
yang diperoleh dari adanya pembahasan lebih lanjut mengenai topik yang terkait
(pengangguran) yaitu :
1.
Bagi Penulis
Mampu
meningkatkan kemampuan menulis serta bisa berkontribusi terhadap pemecahan
masalah pengangguran yang ada di negeri ini.
2.
Bagi Pemerintahan
Mendapat
beberapa pencerahan dalam menyelesaikan permasalahan pengangguran yang ada
di negeri ini.
3.
Bagi Masyarakat
Mendapat
pemahaman tentang pengangguran serta dampak dan cara mencegahnya, sehingga
jumlah pengangguran dapat berkurang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengangguran
Sebelum membahas tentang
pengangguran, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut dengan
tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang ditetapkan di Indonesia.
Tenaga
kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara
lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka
yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Angkatan
kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang
sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu
panen,karyawan yang sedang sakit,dsb).
Sedangkan
yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan
dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah
antara 15-64 tahun.
Kemudian
yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Selain
definisi di atas masih ada beberapa definisi pengangguran lainnya dari para
ahli misalnya menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali
atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan.
B. Jenis
Pengangguran
Secara garis besar, pengangguran dapat
dibedakan menjadi dua golongan, menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya.
1.
Jenis pengangguran menurut waktu kerja
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a.
Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal
pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8
orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja.
Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
b.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan
yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya.
c.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga
kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
2.
Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
a.
Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.
Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan
(kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang
tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang
merupakan latar belakang ketidakcocokan itu.
c.
Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi
kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja).
Pengangguran ini muncul dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia
menganggur untuk sementara waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik,
menantang dan menunjang karirnya. Pengangguran ini sering disebut pengangguran
sukarela.
d.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul
akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin
f.
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand). Contoh : suatu saat perekonomian suatu negara mengalami masa
pertumbuhan (menaik).Di saat lain, mengalami resesi (menurun) atau bahkan
depresi.Pada saat krisis ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat
permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa memaksa produsen untuk menurunkan kegiatan
produksi.Produsen melakukan ini antara lain dengan cara mengurangi pemakaian
faktor produksi, termasuk tenaga kerja.
C.
Penyebab Terjadinya Pengangguran
Pengangguran
dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya:
1.
Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor
terjadi juga pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana
sektor jasa tansportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan
hari-hari biasa. Begitu pula hari menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan,
nampak permintaan antara barang dan jasa meningkat dan selanjutnya akan membawa
dampak otomatis terhadap permintaan tenaga kerja disektor yang bersangkutan.
a.
Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari
kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu
dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap
tentang lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat
lowongan pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi
sudah tidak kondusif lagi.
b.
Rendahnya Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai
daya ungkit terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak
output (pendapatan). Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan
sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja, dan input lainnya).
Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat dengan adanya
peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
c.
Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan
memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada
aktivitas ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan
cara diantaranya adalah melalui pendidikan, atihan, magang, pendidikan formal,
membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motifasi kerja.
d.
Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan,
ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan
SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah
terpuruknya sumber SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih
oleh tenaga kerja.
e.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan
terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi
f.
Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada
dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan
di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka
yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
g.
Pemalas
Selain
budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia
adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
h.
Tidak mau ambil resiko
“Saya
bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor
bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan
hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.” Adakah yang
berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau
dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut
ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga,
toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
Ada beberapa sebab terjadinya
pengangguran, hal-hal tersebut antara lain:
a.
Pertumbuhan
penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran dan meningkatkan jumlah
angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
b.
Angkatan kerja
tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
c.
Perkembangan
teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari
para pencari kerja.
d.
Tidak ada
kecocokan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia memperkerjakan
seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
e.
Tidak memiliki
kemauan wirausaha, sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.
f.
Ketidakstabilan
perekonomian, politik dan keamanan negara.
Selain itu, faktor penyebab
pengangguran di negara Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Kebijakan
pemerintah yang tidak tepat
b.
Distorsi harga
faktor produksi
c.
Pengangguran
penduduk berpendidikan tinggi
D.
Perkembangan Masalah Pengangguran Di
Indonesia
Melemahnya daya serap tenaga kerja di
beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran bertambah. Badan
Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada
Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Pada
Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas
sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah
Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Dikutip CNNIndonesia,
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Razali Ritonga
mengatakan jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga
kerja dari beberapa industri melemah.
Jumlah
angkatan kerja pada Agustus 2015 bertambah 510 ribu orang menjadi 122,38 juta,
dibandingkan Agustus 2014 yang sebanyak 121,87 juta jiwa. "Ada PHK dan
daya serap yang agak menurun, sehingga pengangguarn meningkat," kata Rizali
di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (5/11).
Razali
mengatakan sebagian industri yang melakukan PHK adalah industri yang memiliki
ketergantungan terhadap bahan baku impor. Melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS turut menambah beban biaya produksi sektor industri tersebut.
Perlambatan
pertumbuhan ekonomi nasional ditambah terseoknya nilai rupiah terhadap
dolar memicu terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh
Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah karyawan yang
dirumahkan 26.506 orang sepanjang September 2015.
Pemerintah
sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa
menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah memberi banyak
insentif bagi penanaman modal, salah satunya kemudahan berinvestasi di kawasan
industri.
Dari
data BPS, selama setahun terakhir (Agustus 2014-Agustus 2015) kenaikan
penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu
orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen),
dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).
Penyerapan
tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja
berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 50,8 juta orang (44,27 persen) dan SMP
20,7 juta (18,03 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak
12,6 juta orang, mencakup 3,1 juta diploma dan 9,5 juta sarjana.
E. Dampak
Pengangguran Terhadap Perekonomian Di Indonesia
Dampak
yang ditimbulkan dari adanya pengangguran di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya
seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila
pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya (berdasarkan standar
Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu pendapatan
perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).
2.
Pengangguran Dapat Menghilangkan Keterampilan, Karena
Tidak Digunakan Apabila Tidak Bekerja / Produktivitas. Tenaga kerja akan
menurun produktivitasnya jika tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi,
patah semangat, dan perasaan tidak berdaya, yang terjadi pada pengangguran,
dalam jangka panjang akan menimbulkan sikap masa bodoh. Para penganggur tidak
mampu mengelola dirinya dan tidak mampu menangkap peluang secepatnya . mereka
“tidak siap bekerja”, jadi pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh
sebelumnya , apalagi dengan biaya yang besar pula menjadi sia-sia. Jadi
keterampilan yang diperoleh hilang, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
3.
Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang
pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan
untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun seorang pengangguran dalam keadaan
terdesak bisa saja melakukan tindakan criminal seperti mencuri, mencopet,
jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.
4.
Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen,
perdagangan anak dan sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan
bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai
meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa
melukai apabila tidak diberi uang.
5.
Pengangguran akan Menimbulkan Ketidakstabilan Sosial
dan Politik. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksinambungan antara pemerintah
itu sendiri dengan masyarakatnya, sehingga kontak social dan politik yang ada,
tidak berlangsung dengan baik. Dalam arti pemerintah mengabaikan aspirasi
masyarakat atau tidak menanggulangi pengangguran yang ada dalam masyarakat,
sehingga masyarakat menginginkan turun tangan dari pemerintah. Tetapi
pemerintah itu sendiri tidak memikirkan beban yang ditanggung masyarakat.
Sehingga terjadi perbedaan antara pemeritah dengan masyarakat. Masalah seperti
bisa memunculkankekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan
perebutan kekuasaan.
6.
Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya,
terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat
masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus
anak-anak terkena busung lapar.
7.
Penurunan Pendapatan Perkapita / Penerimaan Negara.
Semakin besar jumlah pengangguran maka, semakin menurun pendapatan perkapita
Negara dari pajak penghasilan. Begitu pendapatan menurun , semakin menurun pula
kemampuan pemerintah melayani kebutuhan warganya. Pengangguran yang semakin
tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah
pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin
tidak ada pendapatan.sehingga,Penurunan Pendapatan Pemerintah yang berasal dari
sektor pajak.
8.
Meningkatnya Biaya Sosial Yang Harus Dikeluarkan Oleh
Pemerintah. Pengangguran mengakibatkan masyarakat harus menanggung sejumlah biaya
social , antara lain ada kaitan erat antara peningkatan pengangguran dan
kejahatan. Selain itu, masyarakat harus menanggung biaya social biaya
pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang berkaitan dengan
perawatan psikologis, peningkatan kualitas pengamanan wilayah, dan peningkatan
volume peradilan karena meningkatnya tindak kejahatan.
Ada beberapa dampak pengangguran yaitu sebagai
berikut:
1. Dampak Ekonomi
Tingginya tingkat pengangguran akan
menyebabkan banyaknya sumber daya manusia yang terbuang dan menurunnya tingkat
pendapatan masyarakat. Sebaliknya, jika tingkat pengangguran rendah akan
mengakibatkan pemanfaatan tenaga kerja dapat optimal, sehingga dapat tingkat
output yang dihasilkan akan meningkat dan berdampak pada meningkatnya pendapatan
masyarakat. Disamping itu, pengangguran juga mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan ekonomi, standar kehidupan menurun, dan penghasilan pajak negara
menurun.
2. Dampak Sosial
Pengangguran dapat menimbulkan
ketidakstabilan sosial dan politik. Pengangguran akan memberikan dampak pada
meningkatnya tindak kriminalitas yang meresahkan masyarakat, misalnya
perampokan, penjambretan, dan sebagainya. Pengangguran yang terlalu tinggi
cenderung akan menyebabkan terjadinya kekacauan sosial dan politik, seperti
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
F. Solusi
Mengatasi Pengangguran
Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya dengan melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.
Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah
satunya bisa diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal padat karya, home
industry.
2.
Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan
dengan demikian para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi tidak hanya
memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila mereka membuat
usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dengan demikian membantu
pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita
lihat akhir-akhir ini, sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses
melakukan kegiatan usaha.
3.
Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan
tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
4.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat
dan sector yang kelebihan ke tempat atau sector ekonomi yang kekurangan
5.
Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan
teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan
pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan
andal bersaing di bidangnya.Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan
menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak
lainnya.
6.
Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan
pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
7.
Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin
kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
8.
Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan
keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu
segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim
investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
9.
Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan
Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap
tenaga kerja daerah setempat.
10. Melakukan
program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil
produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
11. Dengan
memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru
atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke
daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.
12. Menyeleksi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah.
13. Segera
harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para
lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
14. Segera
mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak
geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan
pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat
menciptakan lapangan kerja yang produktif.
G. Kebijakan Pemerintah mengentaskan Pengangguran
Kebijakan Pemerintah dalam
Mengurangi Pengangguran
1. Tujuan kebijakan pemerintah
a.
Tujuan bersifat
Ekonomi
Dalam
hal ini ada tiga pertimbangan utama, yaitu:
1) Menyediakan lowongan pekerjaan
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
pengangguran merupakan usaha terus-menerus. Dalam jangka panjang usaha
mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk yang selalu bertambah
akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus-menerus. Maka, untuk
menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongan
pekerjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ketahun.
2) Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
Kenaikan kesempatan kerja dan
pengurangan pengangguran sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dan
tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi
nasional dan pendapatan nasional. Perkembangan ini selanjutnya akan menambah
kemakmuran masyarakat. Dengan demikian, kesempatan kerja yang semakin meningkat
dan pengangguran yang semakin berkurang bukan saja menambah pendapatan
nasional, tetapi juga meningkatkan pendapatan perkapita, sehingga melalui
perubahan ini kemakmuran masyarakat akan bertambah.
3) Memperbaiki pembagian pendapatan
Pengangguran yang semakin tinggi
menimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagian pendapatan. Pekerja
yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Semakin besar pengangguran, maka
semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan.
Seterusnya pengangguran yang terlalu besar cenderung untuk menurunkan upah
golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang tinggi
tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini
dapat disimpulkan bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.
b. Tujuan bersifat sosial dan politik
1) Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan
keluarga
Apabila kebanyakan anggota dalam suatu
rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai masalah akan timbul. Misalnya:
keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melakukan
perbelanjaan dan mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai pendidikan
anak-anaknya.
2) Menghindari masalah kejahatan
Terdapat perkaitan yang erat di antara
masalah kejahatan dan masalah pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran,
maka semakin tinggi kasus kejahatan. Dengan demikian, usaha mengatasi
pegangguran secara tidak langsung menyebabkan pengurangan dalam kejahatan.
3) Mewujudkan kestabilan politik
Tanpa kestabilan politik tidak mungkin suatu negara
dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus-menerus. Penggangguran
merupakan salah satu sumber/penyebab dari ketidakstabilan politik, sehingga
menyebabkan masyarakat tidak merasa puas dengan pihak pemerintah karena mereka
merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat sehingga
mereka melakukan demonstrasi dan mengemukakan kritikan-kritikan terhadap
pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran
adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Secara
umum pengangguran dapat dibedakan menjadi 2 golongan, menurut lama waktu kerja
(pengangguran terselubung, setengah menganggur, terbuka) dan menurut
penyebabnya (pengangguran konjungtural, structural, friksional, musiman,
teknologi, dan siklus)
3. Pengangguran
disebabkan oleh beberapa hal seperti laju pertumbuhan penduduk yang besar,
minimnyaa lapangan pekerjaan, malasmencari pekerjaan, dll.
4. Melemahnya
daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran
bertambah. BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015
sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa
5. Pengangguran
menyebabkan munculnya kemiskinan, gangguan psikologi, tindak kejahatan dan
kriminal, dan menyebabkan tingkat pendapatan nasional menurun.
6. Pengangguran
dapat dikurangi dengan beberapa cara seperti memperluas lapangan pekerjaan,
mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah
keterampilan, meningkatkan pendidikan , dll.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan
penulis adalah sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu yang
dapat mengurangi jumlah pengangguran dan memberikan penyuluhan, pembinaan serta
pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan.
Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya
pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://beritagar.id/artikel/berita/data-bps-pengangguran-di-indonesia-756-juta-orang
Hakim, Abdul. 2004. Ekonomi
Pembangunan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Ekonosia Kampus FE UII.
Nopirin. 1996. Ekonomi
Moneter. Buku II Edisi ke-1. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.
Prayitno, Hadi dan Budi
Santoso. 1996. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2010.
Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran-friksional-struktural-musiman-siklikal
http://jendela-kampus.blogspot.co.id/2012/01/pemerintah-dan-perannya-mengatasi.html
http://lathifahanun.blogspot.co.id/2012/09/makalah-pengangguran.html
http://derryjie.blogspot.co.id/2013/11/makalah-dampak-pengangguran-di-indonesia.html
http://yogotakgentar.blogspot.co.id/2014/02/makalah-penganggurandi-indonesia-di.html
Promo Fans^^poker :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis