Langsung ke konten utama

Makalah Karya Ilmiah Remaja Masa Kini


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Menilik fenomena yang terjadi di sekitar kita, terutama dunia anak-anak saat ini, sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, tindak kekerasan yang meningkat, ketidakjujuran yang membudaya, perilaku tidak sopan terhadap orang tua maupun guru, tidak adanya rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Mau tidak mau membuat kita mengurut dada. padahal, generasi muda adalah 100% penentu masa depan suatu bangsa.
Di era globalisasi seperti saat ini, teknologi, informasi akan sangat mudah diakses kapan dan dimana saja. Siapa pula anaknya yang tidak difasilitasi HP -misalnya- oleh orang tuanya? Itulah salah satu faktor pendukung bagi menurunnya nilai-nilai moral anak-anak kita, selain fasilitas-fasilitas yang lain.
Dari hasil penelitian, lebih dari 4000 aborsi dilakukan setiap hari oleh anak remaja, 40% pemakai narkoba adalah anak-anak usia 14 – 20 tahun. 6241 anak telah akrab dengan pornografi diantaranya 58% dalam bentuk komik, 26% game, 14% situs porno, 12% film.
Diketahui bahwa anak-anak kita terancam oleh krisis idola dan krisis teladan. Mereka bingung, mereka tidak tahu siapa yang harus diidolakan, siapa yang dapat mereka teladani dalam menapaki kehidupan mereka yang hanya sementara ini? Tak heran semua fenomena tadi lekat pada diri mereka, karena anak adalah peniru yang unggul, siapapun yang mereka senangi pasti akan mereka ikuti.
Ada seorang anak yang sangat mengidolakan Batman, saking senangnya, ia mencoba terbang layaknya seorang Batman. Lalu ia pun naik ke atas atap rumah mereka. Pada kasus lain, ada seorang remaja, begitu menyenangi sinetron dengan gaya hidup yang tinggi. Akhirnya walaupun ia berasal dari keluarga tidak mampu, tapi dapat bergaya hidup ibarat orang dari kalangan menengah ke atas dengan mengahalalkan segala cara.
Itulah sekelumit kondisi yang sedang mengancam anak-anak kita di luar sana. Tidak ada jalan lain kecuali membekali anak dengan Islam. Kenalkan dan arah mereka pada tokoh-tokoh yang memang pantas diidolakan dan diteladani. Siapa lagi kalau bukan para Rasul dan Nabi Allah. Mereka jelas bukan tokoh fiktif dan imajinatif belaka, mereka terbukti sebagai orang-orang yang berhasil menegakkan agama Allah, mereka juga adalah orang yang telah dijamin Allah sebagai ahli surga. Alangkah luar biasanya anak-anak kita, andai mereka benar-benar mengidolakan dan meneladani mereka.
Dalam era globalisasi yang serba mudah ini, segala informasi mudah sekali didapatkan, terlebih lagi banyaknya jejaring sosial yang telah beroperasi dan hal tersebut memudahkan dalam mengakses banyak hal. Tidak hanya orang dewasa. Bahkan anak-anak dan remaja juga banyak yang memiliki jejaring sosial atau media sosial.
Kabanyakan dari remaja menggunakan media sosial untuk mengikuti trend. Trendnya pun tidak hanya trend yang sedang berlangsung di Indonesia, melainkan luar negeri juga. Para remaja melakukannya dengan mengikuti akun milik orang-orang tertentu yang biasanya orang tersebut adalah seorang trend setter atau artis dan orang yang mereka idolakan.
Para remaja juga memiliki berbagai alasan untuk mengikuti trend. Mulai dari tidak ingin dibilang “ kudet ” atau kurang update, ingin jadi populer di sekolah atau dilingkungan rumah bahkan populer di sosial media, agar mendapat perhatian dan juga ada yang hanya sekedar mengikuti trend saja.Agar bisa mengikuti trend yang sedang berlangsung, remaja biasanya mengumpulkan uang dngtan berbagai cara. Ada yang dengan cara menabung dengan menyisihkan uang jajan, berjualan suatu hal, bekerja paruh waktu dan ada juga yang meminta uang orang tua.
Perilaku remaja masa kini semakin bertolak belakang dengan norma yang berlaku di Indonesia. Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebut dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia, tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karena perilaku manusia adalah perilaku yang khusus  di tunjukan oleh manusia.
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pergaulan Remaja Masa Kini” untuk menguraikan berbagai persolan remaja yang menjadi identitas serta perkembangan jati diri mereka dalam kehidupan sosial masyarakat.


B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, ada beberapa hal yang menjadi poin permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1.      Apa pengertian serta ciri-ciri remaja?
2.      Bagaimana perkembangan remaja masa kini?
3.      Bagaimana permasalahan pergaulan remaja masa kini?
4.      Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab pergaulan remaja masa kini?
5.      Perilaku apa saja dari dampak pergaulan remaja masa kini?
6.      Bagaimana mengatasi dampak pergaulan remaja masa kini?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Mengetahui serta memahami pengertian serta ciri-ciri remaja.
2.      Mengetahui serta memahami perkembangan remaja masa kini.
3.      Mengetahui serta memahami permasalahan pergaulan remaja masa kini.
4.      Mengetahui serta memahami Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab pergaulan remaja masa kini.
5.      Mengetahui serta memahami dampak pergaulan remaja masa kini.
6.      Mengetahui serta memahami mengatasi dampak pergaulan remaja masa kini.




D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini di antaranya:
1.      Mengubah pola pikir remaja masa kini agar menjadi generasi yang bermoral dan berbudaya.
2.      Mengajak para remaja untuk selalu waspada pada hal-hal baru yang terima.
3.      Menginformasikan kepada remaja tentang dampak yang timbul dari gaya pergaulan hidup bebas.
4.      Menjadi Pribadi remaja yang selalu aktif untuk menebar manfaat kepada generasi muda lainnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Remaja
Pengertian remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa ini manusia tidak dapat disebut sebagai anak-anak ataupun dewasa. Remaja berasal dari bahasa latin yakni adolensence yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Dikutip dari Hurlock tahun 1992 istilah adolensence memiliki arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Dalam bahasa Inggris remaja atau teenager yang artinya manusia berusia belasan tahun. Usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa.Oleh karena itu, pada masa ini peranan masyarakat, keluarga dan orang-orang sekitar berperan penting dalam membantu perkembangan remaja ke dewasa.
Masa remaja juga disebut masa uber atau akil baligh. Anak laki-laki yang telah puber disebut seorang pria, sedangkan perempuan yang telah puber disebut seorang wanita.
Masa remaja yang di alami oleh peremuan berlangsung antara umur 12 hinggga umur 21 tahun. Jika pada laki-laki berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai dengan 22 tahun.
Berikut adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian remaja, yakni :
1.      Calon
Menurutnya masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
2.      Monks Dkk. (1989)
Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa.
Remaja berada di antara anak dan orang dewasa, oleh karena itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.
3.      Siti Sundari
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
dengan dirinya sendiri dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak lagi.
4.      Y. Singgih D. Gunarso, 1998:8
Remaja yaitu permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.
Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembanganm psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.
5.      Zakiah Darajat
Zakiah Darajat mendefinisikan bahwa remaja “adolescene” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
6.      WHO (World Health Organization)
Menurut WHO, remaja adalah suatu masa di mana: Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-nak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosil ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih mandiri (Muangman, dalam Sarwono, 2002). WHO menetapkan batasan usia konkritnya adalah berkisar antara 10-20 tahun. Kemudian WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun, dan remaja akhir 15-20 tahun.


B.     Tahap – Tahap Masa Remaja
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan masa remaja, yakni :
1.      Masa pra remaja (Usia 12 – 14 tahun)
Masa pra remaja adalah periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
2.      Masa remaja awal(Usia 14 – 17 tahun)
Masa remaja awal adalah periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
3.      Masa remaja akhir (Usia 17 – 21 tahun)
Masa remaja akhir artinya tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206).

C.    Ciri – Ciri Remaja
Berikut ini ciri-ciri remaja adalah :
1.      Pertumbuhan Fisik
Pada masa remaja pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak – anak dan masa dewasa.
2.      Perkembangan Seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan lain sebagainya.
3.      Cara Berfikir
Cara berpikir causatif adalah menyangkut hubungan sebab dan akibat. Contohnya, remaja duduk didepan pintu, lalu orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Jika yang dilarang itu anak kecil, maka ia akan langsung menuruti perintah orang tuanya. Namum, jika remaja yang dilarang melakukan hal tersebut, maka ia akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu.



4.      Emosi yang Meluap – Luap
Keadaan emosi remaja pada masa itu masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
5.      Mulai Tertarik pada Lawan Jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berpacaran.
6.      Menarik Perhatian Lingkungan
Remaja akan mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung.
7.      Terikat dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua berada dinomor dua, sedangkan kelompoknya menjadi nomor satu. (Zulkifli L. 2003 : 65 – 67).

D.    Tugas Perkembangan Masa Remaja
Berikut ini adalah tugas perkembangan masa remaja, diantaranya :
  1. Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.
  2. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing – masing.
  3. Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.
  4. Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.
  5. Mencapai kebebasan ekonomi.
  6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
  7. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya.
  8. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep tentang kehidupan bermasyarakat. dan ;
  9. Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat. (Sofyan S. Willis. 2005: 8 – 15).

E.     Masa Kini
Masa adalah suatu tahapan dimana kita pernah melewati hal itu, atau belum pernah melewati hal tersebut. Masa seringkali di anggap sepele oleh orang banyak, jika di perhatikan ada beberapa tahap bagi masa itu sendiri, yaitu :
1.       Masa lalu
Masa lalu ialah masa dimana kita telah melewati hal tersebut, atau masa yang telah lampau. Masa lalu itu "Penting", mengapa? Karena dari masa lalu kita mendapatkan banyak pengalaman, dapat belajar dari masa lalu. Yang buruk di perbaiki, yang baik kita buat lebih baik kembali. Masa lalu itu sebaiknya dilupakan, tetapi ingat masa lalu itu "Penting".
2.       Masa depan
Setelah mengingat masa lalu, sekarang kita beranjak ke masa depan. Masa depan ialah masa kita untuk meraih kesuksesan, mau jadi apa kita, mau seperti apa kita. Harus benar-benar paham bagaimana kita menyikapi masa depan, karena masa depan itu "Sangat Penting" untuk kehidupan kita kedepannya.
3.       Masa kini
Dari kedua masa diatas, ada satu masa lagi disini, yaitu masa kini. Masa kini adalah masa yang "Paling Penting", karena masa kini yang menentukan kita ke depan nya seperti apa, mau jadi apa kita. Di masa kini kita malas-malasan saja, ya itu pasti akan menentukan masa depan kita, jika kita berusaha untuk masa kini, masa depan kita pasti akan cerah. Ingat masa kini adalah masa yang "Paling Penting".

F.     Definisi Pergaulan Remaja Masa Kini
         Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja. Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari  dalam persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. “Gaul” menurut dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend, mode, dan hal-hal yang berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam geng-geng, sering bergabung, dan konkow-konkow diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata,  game center, dan lain-lain. yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
           Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai yang sesuai dengan kebudayaan kita yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging di sebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik oranng tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.
Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek, yakni :
1.       Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat diantaranya:
a.       Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatanterhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak sehat.
b.       Memiliki rasa setia kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
c.        Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan dia.
d.       Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.
e.        Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
f.        Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.
g.        Etika Pergaulan Remaja
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,sikap cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha´ artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika´ oleh Aristoteles (384-322 SM): ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral. Moral dari bahasa latin mos jamaknya mores berarti kebiasaan, adat. Dalam kamus bahasa Indonesia pertama kali tahun1988 kata mores dipakai dalam arti yang sama yakni adat kebiasaan. Jadi kata moral dan etika keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
2.       Pergaulan Remaja yang tidak Sehat
Pergaulan remaja zaman sekarang memang sangat memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita mengenai kenakalan remaja bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks bebas, sampai pada penggunaan narkotika NAPZA. Ini menunjukkan bahwa pergaulan remaja saat ini sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti sekarang ini tentu saja sangat menimbulkan dampak negatif . Selain memperburuk situasi dan kondisi pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup remaja lain, cara pergaulan remaja yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu kita.


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan perilaku Remaja Masa Kini
Dewasa ini perkembangan perilaku  remaja semakin parah saja, semua itu tidak terlepas dari pergeseran nilai yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gambaran sederhana tampak pada tata cara bergaul dan berpakaian remaja pada umumnya. Pada tahun 80an bergandengan tangan di tengah jalan apalagi berpelukan sementara masih beratribut sekolah merupakan hal yang langka bahkan TABU bagi sebagian besar orang dewasa. Tetapi sekarang fenomena seperti itu menjadi TREND. Rasanya belum lepas dalam ingatan kita ketika Film dengan judul 'BURUAN CIUM GUE' sangat digandrungi oleh remaja. Tentu kita bertanya kenapa lantas film seperti itu sangat digemari remaja kita? Jawabannya adalah 'nilai' yang dikemas dalam film itu telah menjadi bagian dari gaya hidup remaja kita.
Demikian halnya dengan gaya berpakaian remaja putri (ABG ) cenderung mengeksploitasi keindahan tubuhnya. Mereka sering terlihat tampil dengan busana – busana minim yang transparan lagi ketat. Model rambut yang punky dengan anting yang bersusun bagi remaja putra menjadi hal biasa. Penampilan dan gaya bicara yang artificial sebagai pelengkap dari tongkrongan remaja kita. Mall dan tempat-tempat umum lainnya, seperti pantai, kedai-kedai terbuka di sepanjang pantai, cafe, bahkan diskotik menjadi tempat mangkal mereka. Lebih ironis lagi ketika orang tua memberikan dukungan secara tak langsung alias mentolerir dengan dalih TREND hidup remaja.
Itu baru satu sisi kehidupan remaja kita, masih banyak sisi yang lebih buram bahkan telah mencapai titik nadir. Betapa sering kita baca berita utama koran atau lewat layar kaca, terjadi tawuran massal antar sekolah. Di Palembang, tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (Lihat Sumatra ekspres Palembang 23 /9/ 2006 dalam Budie 2008). Hal yang sama juga terjadi di Palu antara siswa SMA 2 dan SMK 3 beberapa tahun yang lalu. Demikian halnya di Tolitoli tahun 2006 terjadi aksi saling lempar sekolah antara MAN 1 Tolitoli dengan SMKN 1 Tolitoli. Ada pula siswa mengkonsumsi sabu-sabu, ekstasi, dan obat-obatan psikotropika lainnya bahkan terlibat dalam pengedaran. Berdasarkan data yang ada pada Kementrian Kordinator Kesejahteraan Rakyat bahwa pada tahun 2006 sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi atau menggunakan dan obat-obat terlarang lainnya. Selain itu sebagai rangkaian dari kecanduan obat-obat terlarang itu, mereka (baca:siswa) sering ditemukan baik secara berpasangan maupun berkelompok melakukan pesta seks. Lebih ironis lagi jika hal-hal tersebut terjadi pada jam-jam sekolah. Inilah potret remaja kita dewasa ini yang notabene akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa.
Pergeseran perilaku remaja karena adanya norma-norma yang semakin kabur sehingga remaja melakukan penyimpangan, Norma-norma sosial tersebut sama dan berlaku disetiap daerahdi Indonesia umumnya. Namun karena sifatnya yang abstrak membuat kebudayaan dan norma-norma tersebut semakin tergerus. Apalagi era globalisasai dimana semuanya bisa dilihat, dan dicoba. Ketika gaya pakaian ala kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan norma kesopanan dan adat istiadat suatu daerah  yang dulunya hanya bisa dilihat di televisi dan majalah tetapi sekarang remaja bisa melihat fashion, style, trend melalu majalah dan televisi, bukan hanya melihat, mereka bisa mencoba dan merasakan trend tersebut tinggal pilih dan beli.
Sekarang mencoba sesuatu yang baru tetapi tidak sesuai dengan norma-norma dan adat istiadat adalah menjadi hal yang biasa untuk para remaja. Menggunakan celana pendek ataupun rok mini ditempat umum adalah gaya hidup. Karena norma-norma dan adat istiadat sifatnya tidak nampak, akhirnya norma dan adat istiadat yang semakin kabur di era globalisasi ini membuat perilaku pelajar semakin menyimpang. Pernyataan kedua adalah mengenai makna adalah lebih penting, karena pentingnya hakikat kausal dari makna. Sejauh mana makna menjadi kausal perilaku?.
Tidak bermakna itu bukan berarti identik dengan menjadi tidak adanya kehidupan atau tidak adanya manusiawi. Dikaitkan dengan perilaku pelajar, penyimpangan yang mereka lakukan menjadi tidak bermakna ketika norma-norma dan adat istiadat tidak lagi diberlakukan pada kehidupan mereka. Sesuatu tidak memiliki makna hanyalah jika sesuatu itu tidak dapat dihubungkan dengan aksi peranan metode dan kegunaannya. Suatu kategori fakta adalah tidak memiliki  makna akan tetapi penting untuk menjelaskan aksi menyangkut berbagai fenomena psikologinya seperti kegembiraan, kebiasaan, dan lain-lain.
Begitu pula perilaku pelajar yang menyimpang itu termasuk tidak bermakna karena tidakada kegunaannya, makna kegunaannyalah yang tidak ada dari perilaku pelajaryang menyimpang itu, tetapi perilaku psikologis mereka seperti bahagia, sedih, kebiasaan mereka itu menjelaskan kalau bahwasanya mereka melakukan aksi, meskipun aksinya tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang berguna.

B.     Permasalahan Remaja Masa Kini
Dewasa ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain mengindikasikan kemajuan umat manusia disatu pihak, juga mengindikasikan kemunduran akhlak di pihak lain. Di samping itu, era informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dan negatifnya telah mendorong adanya pergeseran nilai di kalangan remaja.
Kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi dikalangan remaja yang memiliki kondisi jiwa yang labil, penuh gejolak dan gelombang serta emosi yang meledak-ledak ini cenderung mengalami peningkatan karena mudah dipengaruhi.
Gejala akhlak remaja yang cenderung kurang hormat terhadap orang tua, melawan orang tua, terjerumus dalam perilaku sex bebas, kurang disiplin dalam beribadah, mudah terpengaruh aliran sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata tidak sopan, pendusta, tidak bertanggungjawab dan perilaku lainnya yang menyimpang telah melanda sebagian besar kalangan remaja.
Secara langsung ataupun tidak langsung banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh arus globalisasi terhadap psikologi para remaja, khususnya remaja Indonesia. Psikologi dan kondisi labil para remaja kita membuat mereka mudah terbawa arus negatif globalisasi. Kita lihat saja sekarang ini banyak remaja kita yang terjebak pada seks bebas, yang mana diakomodasi oleh proses globalisasi itu sendiri.
Dari data survey Kesehatan Reproduksi Remaja (15-19 tahun) oleh Badan Pusat Statistik (2009) tentang perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi menunjukkan fakta yang mencengangkan. Data tersebut menyebutkan bahwa dari 10.833 remaja laki-laki yang disurvei, 72 persen diantaranya mengaku sudah berpacaran. Dan dari 72 persen itu diperoleh data sebagai berikut:
1.      92 persen saat berpacaran lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
2.      82 persen mengaku telah berciuman
3.      10,2 persen mengaku telah melakukan hubungan seks (seks di luar nikah)
4.      62 persen mengaku telah melakukan petting
Sedang dari hasil survei terhadap 8.340 remaja putri diperoleh data sebagai berikut:
1.      77 persen mengaku sudah berpacaran
2.       92 persen mengaku lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
3.      86 persen mengaku telah berciuman
4.      6,3 persen mengaku telah melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya
5.      63 persen mengaku telah melakukan petting
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun perlu disosialisasikan kepada para remaja, antara lain; resiko terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian. Belum lagi dampak psikologis yang seringkali lebih mengarah pada wanita korban pelecehan tersebut, seperti rasa malu, depresi berat, rasa tidak berharga, putus asa, dan sebagainya.
Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :
1.      Tidak Kuasa untuk Menolak
Biasanya karena merasa takut diputus dan kehilangan pacarnya. Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab? Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya jika dilogika kalau benar-benar cinta, pasti akan saling menjaga
2.      Konsep “GAUL” yang Sesat
Saat ini para remaja banyak yang berasumsi bahwa dengan pernah melakukan hubungan seks, dianggap ‘Gaul’, berani, hebat, dan sebagainya. Ini tentu sebuah konsep menyesatkan yang perlu diluruskan kembali pada jalur koridor yang benar.
3.      Prostitusi sebagai Lahan Bisnis
Tidak bisa dipungkiri kini prostitusi semakin merebak dan berkembang menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan. Akhirnya para remaja pun banyak yang terjerumus ataupun menjadi korban perdagangan manusia atas bisnis maksiat tersebut. Di beberapa daerah, ternyata ada juga remaja yang kebanyakan perempuan, dimana mereka dijual oleh orangtua atau keluarganya sendiri kepada “Germo” dengan alasan ekonomi. Sungguh ironis memang!.    
4.      Korban Tayangan TV
Merebaknya seks bebas di kalangan remaja saat ini juga tidak lepas dari pengaruh kotak “setan” yang bernama Televisi. Akhir-akhir ini tayangan di televisi tanpa disadari seringkali mengumbar tontonan yang sensual. Ini tentu mendorong perilaku seks yang agresif pada para remaja. Contohnya saja kini sinetron-sinetron yang terkadang menampilkan adegan-adegan sensual dan gaya berpacaran yang kebablasan.
5.      Masuknya Budaya “POP”
Masuknya budaya pop Barat ke dalam budaya kita nampaknya kini justru semakin menggeser budaya kita sendiri. Kini para remaja dan generasi muda justru lebih bangga dengan segala embel-embel yang kebarta-baratan. Gaya hidup remaja pun lebih sering berkiblat pada bangsa lain.
Jadi kesimpulannya, semua ini tentu tidak boleh kita biarkan begitu saja. Kenyataannya remaja kita belum mampu menerima dan menghadapi adanya globalisasi. Kita sadari psikologi mereka memang masih begitu labil untuk bisa menerima globalisasi secara dewasa. Mereka sangat butuh bimbingan dan partisipasi kita semua. Dunia pendidikan dalam hal ini harus terus berperan aktif memberikan pendidikan serta pengajaran terhadap para siswa-nya terkait dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya globalisasi ini. Siswa dan para remaja diberikan pemahaman agar tidak lagi terjebak pada arus negatif globalisasi semacam seks bebas, pergaulan bebas, dan sebagainya. Karena itu hanyalah kenikmatan yang sesaat dan bisa membawa derita seumur hidup.

C.    Contoh Perilaku Pergaulan Remaja Masa Kini
Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tehnologi banyak sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Berikut ini adalah macam – macam perilaku remaja masa kini :
1.      Cabe – Cabean dan terong - terongan
Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Sedangkan terong-terongan adalah sebutan bagi remaja pria yang senang dengan kehidupan malam, suka tawuran dan menghisap ganja. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA.
Cabe-cabean kini tidak hanya ditemui di arena balap liar tetapi hampir semua tempat nongkrong anak muda. Cewek Alay Bahan Exxxan (CABE) ini diidentikkan dengan perilaku yang mengarah negative.  fenomena Cabe-cabean bisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
2.      Premanisme di sekolah
Perilaku premanisme tidak datang dengan sendirinya, ada pola dan modus tertentu. Para analis mengatakan perilaku remaja ini tumbuh karena sifat kompetitif individu dan kelompok sosial pelajar; geng motor, club olahraga, organisasi ke pemudaan dll. Namun melalui kacamata strukturalis-fungsional, yang lebih berbahaya adalah perilaku premanisme dianggap mulai tumbuh di sekolah akibat fungsi elemen sekolah tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar. Munculnya anggapan ini karena sekolah tidak mampu menyelesaikan problem perkembangan psikologis siswa. Akar masalahnya berawal dari kasalahan treatmen dalam menghadapi disfungsi psikologis siswa, seperti sifat bandel, bolos sekolah, terlambat, berbohong dll, yang kemudian dilakukan tindakan kekerasan fisik maupun mental.
3.      Penyalahgunaan narkotika dan Miras (Minuman Keras)
Penyalahgunaan narkotika dan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja.
Sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam golongan umur 14-16 tahun (47,7%); golongan umur 17-20 tahun (51,3); golongan umur 21-24 tahun (31%). pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari golongan pelajar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari golongan menengah keatas. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan sumber daya manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat semakin luasnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
4.      Mucikari
Mucikari adalah seseorang yang menawarkan jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Di usia remaja hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak heran bila banyak anak muda mencari media yang dapat menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkap 21 gadis remaja yang berusia antara 14 hingga 16 tahun tertangkap tahun ini bekerja sebagai mucikari atau ibu inang bagi PSK. Jumlahnya di lapangan, diprediksi lebih besar lagi. Data dari badan PBB yang mengurus soal buruh, ILO, ada sekitar 40 ribu hingga 70 ribu anak yang menjadi korban eksploitasi seksual di Indonesia setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka dipicu karena kemiskinan dan konsumerisme yang tinggi. 

D.    Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini yaitu :
1.      Faktor internal
a.       Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatisdalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya).  Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
b.      Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu  teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c.       Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.      Faktor Ekstern
a.       Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b.      Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif.
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang  dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c.       Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.         
d.      Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e.       Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.

E.     Tantangan yang dihadapi remaja masa kini
Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang bisa dengan mudahnya didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet. Informasi-informasi tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-konten dewasa, yang dapat diakses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah persepsi remaja mengenai seks dan seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil contoh dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk membicarakan masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi dengan anak-anak. Tetapi yang harus disadari adalah, biasanya remaja akan mencari panutan dari orang tua, jadi apabila orang tua hanya diam saja tanpa memberikan informasi yang tepat mengenai seksualitas, maka remaja dapat memperoleh informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.




F.     Pergaulan Bebas di tengah Pergaulan Remaja Masa Kini
Di era globalisasi sekarang semua sudah semakin canggih mulai dari teknologi sampai pendidikan tapi miris nya pergaulan remaja pun semakin bebas. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan asing masuk ke dalam namun tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul pada remaja sudah sampai pada tingkat yang sangat menguatirkan. Para remaja dengan bebas bergaul dengan lawan jenis. Sering kali di jumpai di tempat umum, mereka berangkulan mesra tanpa menyadari masyarakat sekitarnya. Mereka yang sudah mengenal istilah pacar dari awal masa remaja. Pacar, bagi mereka adalah bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, remaja jaman sekarang sering sekali bersaing untuk mendapatkan pacar.
Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
1.      Pengertian pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. atau pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pengertian Pergaulan Bebas diambil karna arti dari Pergaulan dan bebas. Pengertian pergaulanadalah merupakan proses interaksi antara individu atau individu dengan kelompok. Sedangkan bebas adalah terlepas dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama dan norma kesusilaan. Pergaulan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang individu baik pergaulan positif atau negatif.
2.      Sebab Pergaulan bebas
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkanperilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas. Berikut ini di antara penyebab maraknyapergaulan bebas di Indonesia:
a.       Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok,memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
b.      Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orangtua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturanyang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi,sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
c.       Kegagalan remaja menyerap norma dan pendidikan agama
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi dan bisa juga karena factor keluarga yang kurang memberikan pendidikan agama, sehingga begitu lemahnya iman seorang remaja yang menjadikan mereka gampang terpengaruh oleh pergaulan bebas dalam lingkungannya tersebut.
d.      Teman dan Komunitas Tempat Tinggal yang Kurang Baik
Masa remaja adalah masa dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang sebenarnya, masa ini masa yang sangat rentan dan harus terus di control oleh para orang tua kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Karena remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
3.      Ciri-ciri Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri yang menandakannya antara lain sebagai berikut..
a.       Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
Rasa ingin tahu yang sangat besar
b.      Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.
c.       Terjerat dalam pesta hura-hura dengan menggunakan obat-obat terlarang seperti ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lainnya. 
d.      Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
e.       Perilaku yang tidak baik
f.       Pakaian terbuka 
g.      Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, selalu menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba banyak hal. 
h.      Sering mengalami tekanan mental dan emosi
i.        Ingin mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan jalan yang salah, keji dan haram. 
4.      Faktor Penyebab Pergaulan Bebas 
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan atran-aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut :

a.       Rendahnya Tarah Pendidikan Keluarga
Rendahnya tarah pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengisinkan sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan yang menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.
b.      Keadaan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluarga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan psikologi remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas.
c.       Orang Tua yang Kurang Memperhatikan 
Tidak diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang mendapat perhatian sehingga sang anak bebas dalam beraktivitas. 
d.      Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk keperibadian seseorang, jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana kitak ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan dari pada keluarga. 
e.       Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman 
Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan negatif dimana sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik.
f.       Keadaan Ekonomi Keluarga 
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah dan biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan anak tersebut dengan remaja yang senasib yang membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah. 
g.      Kurangnya Kesadaran Remaja 
Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari kurangnya pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan bebas. 
h.      Adanya Teknologi Informasi (Internet)
Dari adanya internet memudahkan untuk mengakses jenis macam budaya yang tidak sesuai dengan norma ketimuran. 
5.      Akibat Pergaulan/Dampak Pergaulan Bebas
Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh tersebut dari dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai berikut: 
a.       Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan Indonesia dengan adat ketimuran. 
b.      Ketergantungan Obat. Dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan dan berdampak overdosis yang diakhiri dengan kematian.  Menurunnya tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang menggugurkan kandungan yang tentu saja membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal tersebut dapat menurunkan kesehatan. 
c.       Meningkatkan Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki uang untuk membeli maka jalan keluar yang cepat adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas. 
d.      Meregangkan Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara keluarga karena beberapa penyebab yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat hilang. Menyebarkan Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba membuat berbagai penyakit dapat menyerang orang-orang sekitar yang tidak bersalah. 
e.       Menurunnya Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras dan narkoba. 
f.       Berdosa. Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi masih hidup, namun saat kematian menjemput yang dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat yaitu ke neraka.
6.      Cara Mengatasi Pergaulan Bebas 
Masalah apapun dapat diatasi, baik itu pergaulan bebas hal ini dapat diatasi, dan dicegah dengan solusi-solusi penanganan dan pencegahan pergaulan bebas dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
a.       Memperbaiki Cara Pandang
Bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan untuk mendidik anak-anak untuk berusaha dan menerima hasil usaha walaupun tak sesuai dengan apa yang dinginkan sehingga apabila hasilnya mengecewakan dapat menanggapi dengan positif.
b.      Jujur Pada Diri Sendiri 
Menyadari dan mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sehingga tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri. 
c.       Menanamkan Nilai Ketimuran
Nilai ketimuran atau nilai keislaman sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang dengan meningkatkan keimanan sebagai pegangan atau perisai untuk berpikir ke pergaulan bebas. 
d.      Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Maksudnya adalah dengan manajemen waktu, emosi dan energi agar selalu berpikir positif dengan kegiatan ositif setiap hari. 
e.       Banyak Beraktivitas Secara Positif
Dengan banyak aktivitas positif maka tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal negatif. 
f.       Berpikir Masa Depan
Berpikir masa depan adalah agar dapat menyusun langkah-langkahnya dalam menggapai masa depan yang ia cita-citakan yang dia impikan agar tidak menjadi seorang yang hampa tanpa harapan dan tanpa cita-cita. 
g.      Mengurangi Menonton Televisi
Televisi menjadi sumber informasi yang mendidik, Namun kenyataannya bertolak belakang, karena kebanyakan televisi hanya menyiarkan hiburan-hiburan dengan nilai-nilai gaya hidup bebas. 
h.      Selalu Membaca Buku
Membaca buku memberikan kita wawasan luas baik itu wawasan dalam pelajaran di sekolah maupun wawasan akan kehidupan yang baik dan mengetahui lebih cepat hal-hal yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
i.        Berkomunikasi dengan Baik
Dengan berkomunikasi dengan baik kita dapat berhubungan baik dengan masyarakat dan membuat masyarakat tahu akan diri dan tidak mengajak kepada hal yang negatif karena lingkungan atau masyarakat tidak akan mengganggu. 
j.        Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dengan sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama para remaja mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah pencegahan. 
k.      Menegakkan Aturan Hukum
Dengan penegakan aturan hukum memberikan efek jera kepada pergaulan bebas dan sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa Indonesia. 


G.    Solusi Permasalahan remaja masa kini
1.      Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2.      Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orangtuanya.
3.      Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4.      Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.
5.      Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6.      Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan pergaulan remaja masa kini ini dapat di simpulkan bahwa telah mengalami rendahnya kesadaran moral remaja masa kini. Sebab kalau tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan semakin memprihatinkan. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk dapat mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan Nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan moral yang baik.

B.     Saran
a.       Kepada Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia agar memperdalam ilmu agamanya karena dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan memiliki kepribadian yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b.      Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan tingkah laku juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik. 
c.       Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku dan pergaulan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Kun Maryati dan Juju Suryawati,S.Pd,2007, Sosiologi, Jakarta: PT.Gelora Askara Pratama
http://intanmilenia.wagomu.id/e946.html/mirisnya-remaja-masa-kini.
http://romantisnya-remajaku.blogspot.com/2009/02/pergaulan-remaja-masa-kini.html
http://ekachuby.blogspot.com/2007/12/pergaulan-remaja-masa-kini.html
http://www.idafazz.com/tentang-kenakalan-remaja.php
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-remaja
https://ekoteknik.wordpress.com/artikel-artikel/anak-muda/pergaulan-remaja-masa-kini/
https://www.kompasiana.com/richardolivierajo/masa-lalu-masa-depan-atau-masa-kini_586a0028b893732b0c8a9b9c
https://www.pustakapelangi.com/fenomena-anak-zaman-sekarang/
Kartini ,Kartono,Dr .Kenakalan Remaja.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2005
Prof.Dr. Azyumardi Azra,MA, 2003, Pendidikan kewarganegaraan, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Prof.Dr.Komarudin Hidayat dan Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perlawanan bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme bansga eropa di Nusantara

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kedatangan bangsa barat (Portugis, Inggris, dan Belanda) di wilayah Indonesia, yang diikuti dengan penguasaan terhadap wilayah-wilayah di Indonesia dalam periode tertentu ternyata menimbulkan reaksi dari rakyat Indonesia. Reaksi tersebut bentuknya bermacam-macam, tetapi pada pokoknya hanya dua, yaitu kerjasama dan perlawanan. Kerjasama kebanyakan dilakukan bilamana rakyat Indonesia baik secara individu maupun kelompok ingin mendapatkan kekuasaan, sebaliknya perlawanan dilakukan bila bangsa barat tersebut berusaha mengambil alih aset yang dimilikinya, apakah itu berbentuk tempat berdagang, bertani atau berkuasa. Selain itu perlawanan juga dilakukan rakyat Indonesia terhadap bangsa Barat yang disebabkan bangsa-bangsa tersebut berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara ingin memperluas kekuasaannya di Indonesia sambil merampas hak-hak tradisional kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap ...

Makalah Hukum Administrasi negara (HAN)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal. Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan masyarakat, ...

Makalah 10 Tantangan Masa Depan (Administrasi Pembangunan)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seperti yang apat disaksikan dewasa ini, telah menyebabkan terjadinya berbagai perubahan besar menyangkut aktivitas kehidupan manusia. Perkembangan dan perubahan aktivitas manusia dan masyarakat suatu negara menuntut Pemerintah suatu negara untuk memiliki kualitas dan kemampuan mengatur dan melayani kebutuhan, harapan dan tuntutan yang semakin lama semakin kritis dan semakin besar dan kompleks. Sejalan dengan perkembangan tersebut, dimana negara negara di dunia semakin menglobal seolah tanpa batas menyebabkan administrasi negara harus mampu untuk dapat mengimbangi berbagai tuntutan dan kebutuhan untuk mengatasi dan mengantisipasi perubahan yang sangat cepat tersebut. Tidak hanya peningkatan aspek praktis yang perlu diperhatikan, tetapi hal yang berkaitan dengan aspek teoritis dan ilmiah perlu juga mengadaptasi perhatian. Berkaitan dengan persoala...