Langsung ke konten utama

Makalah Israf


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. Berbuat Aniaya berarti berbuat dosa. Oleh karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima oleh pelakunya. Dewasa ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan orang yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu jauh lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan berbuat seenaknya sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak akibat perilaku tercela tersebut.
Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh rasulullah yang ditunjukkan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu jalal, Walid bin mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh karena itu, iman merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkatkan kualitasnya melalui sikap dan perilaku terpuji.
Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan, maka terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari karena akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai isra.


B.   Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Israf?
2.    Apa Dalil tentang Israf?
3.    Apa Ciri-Ciri Israf?
4.    Bagaimana Bentuk perilaku Israf?
5.    Apa bahaya perilaku Israf?
6.    Bagaimana Upaya Mengatasi Sikap Israf?
7.    Bagaimana Hikmah Israf?

C.   Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui serta memahami Pengertian Israf.
2.    Mengetahui serta memahami Dalil tentang Israf.
3.    Mengetahui serta memahami Ciri-Ciri Israf.
4.    Mengetahui serta memahami Bentuk perilaku Israf.
5.    Mengetahui serta memahami bahaya perilaku Israf.
6.    Mengetahui serta memahami Upaya Mengatasi Sikap Israf.
7.    Mengetahui serta memahami Hikmah Israf.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Israf
Secara Bahasa israf berasal dari kata sarafa, yasrafu, israfa yg artinya memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dan secara istilah adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas  atau ukuran yang sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi  pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah Ta'la. Israf adalah perbuata yg tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh allah Ta'ala

B.   Sebab-sebab isra
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut biasanya tetap ia bawa.
Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.
Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR. Muslim).
Sebab ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya, apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.
Lupa mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).
Sebab Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti.
Sebab ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)
Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.
Sabda Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR Tirmidzi)
Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)
Dan sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.



C.   Dalil tentang Larangan Bersifat Israf

[7:31] Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al Araaf:31)

[17:29] Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (Qs. Al Isra: 29)

[10:12] Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Qs. Yunus: 12)

[6:141] Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Qs. Al An’am:141)

[40:43] Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. (Qs. Ghafir:43)

[26:151] dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, (Qs Ash Syuara:151)
[26:152] yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan".(Qs Ash Syuara:152)
D.   Contoh dan Bentuk Perilaku Israf
    Israf dapat dilakukan manusia dalam banyak tindakan keseharian, beberapa contoh di antaranya adalah sebagai berikut.
1.    Israf dalam Makan dan Minum
            Israf dalam makan dan minum sangat dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa Allah menyediakan semua yang ada di bumi ini untuk kepentingan manusia. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus memuaskan keinginan untuk makan dan minum semua yang ada. Makan dan minum melebihi kebutuhan akan membawa dampak tidak baik bagi tubuh kita. Tubuh akan menjadi letih. Hal ini dapat dengan mudah kita rasakan saat kita berlebih-lebihan makan dan minum saat berbuka puasa. Jika berlebih-lebihan saat berbuka puasa, dapat dipastikan kita akan lemas dan kekenyangan serta menjadi tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan minum adalah tubuh akan menjadi gemuk. Kegemukan yang berlebihan atau obesitas tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena akibat buruk yang dibawa oleh israf dalam makan dan minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-lebihan saat kita makan dan minum.
Artinya: . . . Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-A’ra f [7]: 31)
Dengan jelas Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh seperti munculnya penyakit tertentu. Kelebihan mengonsumsi gula dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam mengonsumsi garam dapat menyebabkan hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Rasulullah saw. mengajarkan kita agar mengakhiri makan sebelum kenyang dan hanya akan makan jika merasa lapar. Cara ini merupakan resep untuk menjaga kesehatan. (Sa’id Hawwa. 2003. Halaman 72)

2.    Israf dalam Berbicara
            Israf lain yang dilarang dalam agama adalah israf atau berlebihan saat berbicara. Berlebihan saat berbicara akan membawa dampak buruk. Berlebihan saat berbicara akan menyebabkan bosan bahkan benci lawan bicaranya. Lebih berbahaya lagi jika yang dibicarakan adalah aib orang lain atau berbicara tentang informasi yang belum tentu kebenarannya dapat menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga lisan agar tidak mudah berbicara yang berlebih-lebihan. Jika tidak dapat berkata yang baik dan bijaksana, lebih baik diam. Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Hadis Rasulullah tentang berkata baik atau lebih baik diam
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda: barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Demikianlah, kadang diam itu lebih baik daripada berbicara yang tidak jelas arahnya. Jika berkata atau berbicara, ia harus berbicara tentang sesuatu yang baik. Ada saatnya kita harus berbicara atau diam. Kita harus berbicara ketika melihat kemungkaran. Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat kemungkaran, kita harus mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang tersebut bahwa perbuatannya merupakan kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara ketika melihat ketidakadilan. Kita harus mengatakan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita harus berbicara sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.

3.    Israf dalam Perbuatan
            Tentu kita pernah mendengar istilah overacting. Overacting adalah berlebih-lebihan saat melakukan sesuatu hingga terkesan dibuat-buat. Sikap overacting ini tentu tidak disukai oleh orang lain. Overacting dapat kita temukan dalam banyak sekali bentuknya. Misalnya berlebihan saat menerangkan sesuatu dengan gaya yang berlebihan pula, berlebihan dalam berpakaian (tidak menggunakan adab berpakaianyang baik), dan berlebihan saat mengendarai mobil baru.
            Contoh lain adalah tindakan overreactive biasanya muncul karena ketidaktahuan atau ketakutan yang berlebihan pelakunya tentang sesuatu yang dihadapinya. Ketidaktahuan atau ketakutan itu menyebabkannya tidak dapat berpikir secara jernih. Oleh karena itu, langsung bereaksi saat ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang diambil pun tidak jarang tindakan yang kurang tepat.


4.    Israf dalam Menuntut Hak
            Israf ini dilakukan dalam keadaan umum dan terkadang muncul dalam tindakan yang bersifat aksi. Israf dapat juga terjadi saat kita berusaha menuntut hak secara membabi buta. Contoh yang paling mudah adalah saat kita merasa disakiti oleh tindakan orang lain. Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha membalasnya dengan kadar yang berlebihan bahkan melampaui batas. Hanya karena tersenggol ketika berjalan di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan memukulnya. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan.

Beberapa Hal yang Termasuk Perbuatan Berlebih-lebihan.
Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah oarang yang memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah sesuatu yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa dikatagorikan berlebihan, yaitu :
a.    Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.
b.    Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia.
c.    Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.
d.    Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh masyarakat.
e.    Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
f.     melakukan pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal yang bersifat hura-hura
g.    memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
Lawan dari israf adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir. Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu membelanjakan harta benda Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan hakikat hidup didunia. Dalam pandanganny, dunia bukanlah tempat yang abadi, dunia hanya sebagai tempat untuk beramalsehingga ketika ia diberi karunia berupa harta benda maka ia akan pergunakan seperlunya sesuai dengan kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan Allah.

E.   Ciri-ciri Perilaku Israf
1.    pamer kekayaan, belebihan dam memakai atau menggunakan kekayaan, baik berupan pakaian maupun makanan, sehingga menimbulkan sikap ria.
2.    Berjiwa sombong, lepas control terhadap diri sendiri dan social, sehingga melakukan hal-hal di luar kewajaran.
3.    Mendambakan kemewahan dunia semata, sehingga melupakan akhirat.
4.    mengingkari nikmat yang dikaruniakan oleh Allah, atau kufur nikmat seperti melupakan pemberi Rizky (ALLAH) dan menganggap rizky yang diperolehnya hanya semata usaha sendiri.
5.    Melakukan ibadah secara berlebihan, seperti shalat malam semalam suntuk, sehingga ketiduran menjelang pagi dan meninggalkan shalat subuh.

F.    Bahaya perbuatan Israf
Setelah kita mengetahui arti dari israf, dalil tentang larangan berbuat israf serta hal-hal yang diketegorikan perbuatan israf, maka itu perlu juga mengetahui manfaat dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :
1.    Dibenci oleh Allah Ta'ala
2.    Menjadi sahabat setan
3.    Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal
4.    Akan Allah binasakan
5.    Menjadi orang yang tersesat
6.    menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang dituntut adama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
7.    Melupakan amal yang baik dan mengerjakan yang sunah.
8.    Meninggalkan amal-amal kebaikan yang lain.



Dampaknya yaitu     :
1.    Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan perut, sudah tentu berdampak pada         timbulnya penyakit-penyakit seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2.    Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan lembut dan menjadi lunak apabila perutnya lapar atau hanya makan sedikit.. Begitu sebaliknya. “Dan banyak nian orang yang melakukan shalat malam, tetapi hasil dari shalatnya itu hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3.    Lamban berfikir
“Apabila perut penuh, maka tidurlah akal.” (Orang-orang dahulu), maka ia kehilangan ciri khas sebagai manusia, yaitu daya pikir atau akalnya.
4.    Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5.    Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan dan kesulitan.
6.    Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya selalu diliputi kenikmatan-kenikmatan.
7.    Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari kiamat, berarti ia telah disiksa.” (HR. Bukhari)
8.    Terjatuh ke dalam usaha yang haram
“Semua Jasad (tubuh) yang tumbuh dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9.    Menjadi saudara syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah (58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)

G.   Upaya Menghindari sikap Israf
Di antara upaya dalam menghindari sikap Israf yaitu
1.    Melakukan amal ibadah secara istiqamah ataupun terus-menerus meskipun sedikit. Amal tersebut merupakan amal yang paling di sukai oleh Allah SWT.
2.    Hidup secara bersahaja dan tidak selalu mengikuti hawa nafsu. Sederhanakanlah dan tundukkanlah hawa nafsu dengan menggunakan akal sehat. Seseorang yang hidup bersahaja, tidak akan suka melakukan sesuatu yang di luar kewajaran, karena perbuatan tersebut akan merendahkan dirinya di hadapan Allah SWT dan juga manusia yang lain karena sebagian besar kejelekan yang menimpa manusia bersumber dari hawa nafsu yang lepas kontrol.
3.    Jangan mengikuti hawa nafsu atau panggilan setan.
4.    Jangan mendekati hal-hal yang mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik atau melampaui batas.
5.    Tanamkan sikap sepadan atau sikap kesejajaran atau kesesamaan.

H.   Hubungan Antara Israf dengan tabdzir dengan Bakhil
Israf merupakan sebuah perilaku atau sifat yang mengarahkan manusia menjadi berlebih-lebihan, atau dalam hal ini melampaui batas, berkaitan dengan tabdzir lebih fokus pada menyia-nyiakan. persamaan dari Israaf dan Tabdziir menurut  Para ulama telah sepakat bahwa secara  syar’i makna kata israfdan al-tabdzir adalah membelanjakan harta untuk perkara-perkara yang dilarang Allah. Israf dan tabdzir dalam pandangan Islam bermakna al-tabdzir-linfaq fil haram wal ma’asiy ( infaq / membelanjakan uang dalam hal yang haram dan maksiyat ). Dari kesemua itu timbullah bakhil yang condong pada kikir atau pelit, tidak mau mengeluarkan harta di jalan Allah. Sehingga perilaku tercela ini harus dihindari bahkan diganti dengan perbuatan terpuji.

I.      Hikmah Menghindari Perilaku Israf
1.     Sikap israf adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelaku sendiri maupun orang lain yang yang terkena dampak tingkah lakunya
2.     Setiap muslim dilarang mengikuti syahwat
3.     Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang di berikan Allah.
4.     Sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Melakukan suatu perbuatan yang melampaui batas  atau ukuran yang sebenarnya. Israf juga dapat diartikan sebagai suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Perilaku tercela adalah perilaku-perilaku yang dilarang oleh Islam. Seperti halnya pada perilaku Israaf yaitu melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas  atau ukuran yang sebenarnya.
2.    Allah membenci perbuatan israf ini karena perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang mencerminkan sikap tidak puas dan rakus. Orang yang memiliki sikap tidak puas akan selalu merasa kekurangan dan orang yang selalu merasa kurang akan menjadi orang yang jauh dari rasa syukur kepada Allah SWT.

B.   Saran
Sebaiknya kalian menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, karena dapat merusak aqidah kita. Dan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.


DAFTAR PUSTAKA


http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-israf-contoh-dan-bentuk.html
http://rianmeigiana.blogspot.co.id/2015/08/perilaku-tercela-israf-pengertian.html
https://fshzaaiqbalmandaku.wordpress.com/2014/02/24/israf/
http://konsultasiterapi.blogspot.co.id/2011/03/makalah-israf-lengkap.html
http://rahmawatyrahh.blogspot.co.id/2014/02/tugas-kelompok-pendidikan-agamaislam.html
http://digadoin.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-ishraf-lengkap-dengan-dalil.html
Kamarudin. 2011. Makalah Perilaku Tercela. http//perilakutercela.com/. 
https://diceusuhartono.wordpress.com/2012/04/26/perilaku-tercela/

Komentar

  1. Promo Fans^^poker :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perlawanan bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme bansga eropa di Nusantara

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kedatangan bangsa barat (Portugis, Inggris, dan Belanda) di wilayah Indonesia, yang diikuti dengan penguasaan terhadap wilayah-wilayah di Indonesia dalam periode tertentu ternyata menimbulkan reaksi dari rakyat Indonesia. Reaksi tersebut bentuknya bermacam-macam, tetapi pada pokoknya hanya dua, yaitu kerjasama dan perlawanan. Kerjasama kebanyakan dilakukan bilamana rakyat Indonesia baik secara individu maupun kelompok ingin mendapatkan kekuasaan, sebaliknya perlawanan dilakukan bila bangsa barat tersebut berusaha mengambil alih aset yang dimilikinya, apakah itu berbentuk tempat berdagang, bertani atau berkuasa. Selain itu perlawanan juga dilakukan rakyat Indonesia terhadap bangsa Barat yang disebabkan bangsa-bangsa tersebut berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara ingin memperluas kekuasaannya di Indonesia sambil merampas hak-hak tradisional kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap ...

Makalah Hukum Administrasi negara (HAN)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut Hukum Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan, dan ada juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal. Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa mereka (definisi Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan masyarakat, ...

Makalah 10 Tantangan Masa Depan (Administrasi Pembangunan)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seperti yang apat disaksikan dewasa ini, telah menyebabkan terjadinya berbagai perubahan besar menyangkut aktivitas kehidupan manusia. Perkembangan dan perubahan aktivitas manusia dan masyarakat suatu negara menuntut Pemerintah suatu negara untuk memiliki kualitas dan kemampuan mengatur dan melayani kebutuhan, harapan dan tuntutan yang semakin lama semakin kritis dan semakin besar dan kompleks. Sejalan dengan perkembangan tersebut, dimana negara negara di dunia semakin menglobal seolah tanpa batas menyebabkan administrasi negara harus mampu untuk dapat mengimbangi berbagai tuntutan dan kebutuhan untuk mengatasi dan mengantisipasi perubahan yang sangat cepat tersebut. Tidak hanya peningkatan aspek praktis yang perlu diperhatikan, tetapi hal yang berkaitan dengan aspek teoritis dan ilmiah perlu juga mengadaptasi perhatian. Berkaitan dengan persoala...