BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perilaku Tercela
adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang Menganiaya berarti
menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas,
mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk
perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. Berbuat Aniaya
berarti berbuat dosa. Oleh karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat
buruk yang akan diterima oleh pelakunya. Dewasa ini banyak sekali perilaku
aniaya bahkan telah menjadi trend dikalangan orang yang memiliki kedudukan
tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan memperlakukan seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menilai seseorang itu jauh
lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin ia akan
berbuat seenaknya sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak akibat
perilaku tercela tersebut.
Disisi lain,
Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-akhlak buruk
atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak
dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh
rasulullah yang ditunjukkan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran
yang disampaikan rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy
seperti Abu jalal, Walid bin mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts.
Oleh karena itu, iman merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran dan harus
dipelihara serta di tingkatkan kualitasnya melalui sikap dan perilaku terpuji.
Sifat terpuji dan
tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan terlihat dalam
perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan, maka
terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menampilkan
kebaikan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela
sangat dilarang oleh Allah SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari
karena akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas mengenai isra.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Israf?
2. Apa
Dalil tentang Israf?
3. Apa
Ciri-Ciri Israf?
4. Bagaimana
Bentuk perilaku Israf?
5. Apa
bahaya perilaku Israf?
6. Bagaimana
Upaya Mengatasi Sikap Israf?
7. Bagaimana
Hikmah Israf?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
serta memahami Pengertian Israf.
2. Mengetahui
serta memahami Dalil tentang Israf.
3. Mengetahui
serta memahami Ciri-Ciri Israf.
4. Mengetahui
serta memahami Bentuk perilaku Israf.
5. Mengetahui
serta memahami bahaya perilaku Israf.
6. Mengetahui
serta memahami Upaya Mengatasi Sikap Israf.
7. Mengetahui
serta memahami Hikmah Israf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Israf
Secara Bahasa israf
berasal dari kata sarafa, yasrafu, israfa yg artinya memboroskan,
membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dan secara istilah
adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang
sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan
tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah Ta'la. Israf adalah perbuata
yg tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari
bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh allah Ta'ala
B.
Sebab-sebab
isra
Ada
beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah
lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang
tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang
dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut
biasanya tetap ia bawa.
Selain
itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan
setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya
kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil
perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan
sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya
kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku
berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar
untuk pamer-pamer.
Sabda
Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah
bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi
aku mengkhawatirkan atas kamu dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang
pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba
memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan
mereka.” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya
dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah
menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu
berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap
wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR.
Muslim).
Sebab
ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang
Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia
bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya,
apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu
urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.
Lupa
mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan
kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan
kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak
ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).
Sebab
Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia.
Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu
berubah-ubah dan berganti-ganti.
Sebab
ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan
patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan
ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan
sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)
Lupa
terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.
Sabda
Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu
akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu
tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR
Tirmidzi)
Lupa
terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum
muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia
Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus
menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap
begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)
Dan
sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan
akibat yang bakal terjadi.
C.
Dalil
tentang Larangan Bersifat Israf
[7:31] Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al Araaf:31)
[17:29] Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal
(Qs. Al Isra: 29)
[10:12] Dan
apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring,
duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali)
melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami
untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Qs. Yunus:
12)
[6:141] Dan
Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
(Qs. Al An’am:141)
[40:43] Sudah
pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat
memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya
kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas,
mereka itulah penghuni neraka. (Qs. Ghafir:43)
[26:151] dan
janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, (Qs Ash
Syuara:151)
[26:152] yang
membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan".(Qs Ash
Syuara:152)
D. Contoh
dan Bentuk Perilaku Israf
Israf dapat dilakukan manusia dalam banyak tindakan keseharian, beberapa
contoh di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Israf
dalam Makan dan Minum
Israf dalam makan dan minum
sangat dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa Allah menyediakan semua yang ada
di bumi ini untuk kepentingan manusia. Meskipun demikian, bukan berarti kita
harus memuaskan keinginan untuk makan dan minum semua yang ada. Makan dan minum
melebihi kebutuhan akan membawa dampak tidak baik bagi tubuh kita. Tubuh akan
menjadi letih. Hal ini dapat dengan mudah kita rasakan saat kita
berlebih-lebihan makan dan minum saat berbuka puasa. Jika berlebih-lebihan saat
berbuka puasa, dapat dipastikan kita akan lemas dan kekenyangan serta menjadi
tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan minum adalah tubuh akan
menjadi gemuk. Kegemukan yang berlebihan atau obesitas tidak baik untuk
kesehatan. Oleh karena akibat buruk yang dibawa oleh israf dalam makan dan
minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-lebihan saat kita
makan dan minum.
Artinya: . . . Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-A’ra f [7]: 31)
Dengan jelas Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal
makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dapat menyebabkan
dampak negatif bagi tubuh seperti munculnya penyakit tertentu. Kelebihan
mengonsumsi gula dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam
mengonsumsi garam dapat menyebabkan hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Rasulullah saw. mengajarkan kita agar mengakhiri makan sebelum kenyang dan
hanya akan makan jika merasa lapar. Cara ini merupakan resep untuk menjaga
kesehatan. (Sa’id Hawwa. 2003. Halaman 72)
2. Israf
dalam Berbicara
Israf lain yang dilarang dalam agama
adalah israf atau berlebihan saat berbicara. Berlebihan saat berbicara akan
membawa dampak buruk. Berlebihan saat berbicara akan menyebabkan bosan bahkan
benci lawan bicaranya. Lebih berbahaya lagi jika yang dibicarakan adalah aib
orang lain atau berbicara tentang informasi yang belum tentu kebenarannya dapat
menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan
kita untuk senantiasa menjaga lisan agar tidak mudah berbicara yang
berlebih-lebihan. Jika tidak dapat berkata yang baik dan bijaksana, lebih baik
diam. Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda: barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam. (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Demikianlah, kadang diam itu lebih baik daripada berbicara yang tidak jelas
arahnya. Jika berkata atau berbicara, ia harus berbicara tentang sesuatu yang
baik. Ada saatnya kita harus berbicara atau diam. Kita harus berbicara ketika
melihat kemungkaran. Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat
kemungkaran, kita harus mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang
tersebut bahwa perbuatannya merupakan kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat
sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara ketika melihat
ketidakadilan. Kita harus mengatakan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita
harus berbicara sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.
3. Israf
dalam Perbuatan
Tentu kita pernah mendengar istilah
overacting. Overacting adalah berlebih-lebihan saat melakukan sesuatu hingga
terkesan dibuat-buat. Sikap overacting ini tentu tidak disukai oleh orang lain.
Overacting dapat kita temukan dalam banyak sekali bentuknya. Misalnya
berlebihan saat menerangkan sesuatu dengan gaya yang berlebihan pula,
berlebihan dalam berpakaian (tidak menggunakan adab berpakaianyang baik),
dan berlebihan saat mengendarai mobil baru.
Contoh lain adalah tindakan
overreactive biasanya muncul karena ketidaktahuan atau ketakutan yang
berlebihan pelakunya tentang sesuatu yang dihadapinya. Ketidaktahuan atau
ketakutan itu menyebabkannya tidak dapat berpikir secara jernih. Oleh karena
itu, langsung bereaksi saat ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang diambil
pun tidak jarang tindakan yang kurang tepat.
4. Israf
dalam Menuntut Hak
Israf ini dilakukan dalam
keadaan umum dan terkadang muncul dalam tindakan yang bersifat aksi. Israf
dapat juga terjadi saat kita berusaha menuntut hak secara membabi buta. Contoh
yang paling mudah adalah saat kita merasa disakiti oleh tindakan orang lain.
Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha membalasnya dengan kadar
yang berlebihan bahkan melampaui batas. Hanya karena tersenggol ketika berjalan
di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan memukulnya. Hal ini tentu tidak
dapat dibenarkan.
Beberapa Hal yang Termasuk Perbuatan
Berlebih-lebihan.
Perlu dibedakan
antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah oarang yang
memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah sesuatu
yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa
dikatagorikan berlebihan, yaitu :
a. Menambah-nambah
di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang
terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.
b. Bermewah-mewah
dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu
tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan
tersedia.
c. Melanggar
batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.
d. Menumpuk-numpuk
harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh
masyarakat.
e. Melakukan
segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan
berbagai penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai
dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun
tidak akan optimal
f. melakukan
pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal yang
bersifat hura-hura
g. memperturutkan
hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua
permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
Lawan dari israf
adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir. Orang
sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu
membelanjakan harta benda Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan
hakikat hidup didunia. Dalam pandanganny, dunia bukanlah tempat yang abadi,
dunia hanya sebagai tempat untuk beramalsehingga ketika ia diberi karunia
berupa harta benda maka ia akan pergunakan seperlunya sesuai dengan
kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan Allah.
E.
Ciri-ciri
Perilaku Israf
1. pamer
kekayaan, belebihan dam memakai atau menggunakan kekayaan, baik berupan pakaian
maupun makanan, sehingga menimbulkan sikap ria.
2. Berjiwa
sombong, lepas control terhadap diri sendiri dan social, sehingga melakukan
hal-hal di luar kewajaran.
3. Mendambakan
kemewahan dunia semata, sehingga melupakan akhirat.
4. mengingkari
nikmat yang dikaruniakan oleh Allah, atau kufur nikmat seperti melupakan
pemberi Rizky (ALLAH) dan menganggap rizky yang diperolehnya hanya semata usaha
sendiri.
5. Melakukan
ibadah secara berlebihan, seperti shalat malam semalam suntuk, sehingga
ketiduran menjelang pagi dan meninggalkan shalat subuh.
F.
Bahaya
perbuatan Israf
Setelah kita
mengetahui arti dari israf, dalil tentang larangan berbuat israf serta hal-hal
yang diketegorikan perbuatan israf, maka itu perlu juga mengetahui manfaat
dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :
1. Dibenci
oleh Allah Ta'ala
2. Menjadi
sahabat setan
3. Menjadi
orang yang akan tercela dan menyesal
4. Akan
Allah binasakan
5. Menjadi
orang yang tersesat
6. menghilangkan
keteguhan dan keseimbangan yang dituntut adama dalam melaksanakan berbagai
tanggung jawab hukum.
7. Melupakan
amal yang baik dan mengerjakan yang sunah.
8. Meninggalkan
amal-amal kebaikan yang lain.
Dampaknya yaitu :
1. Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan
perut, sudah tentu berdampak pada
timbulnya penyakit-penyakit
seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2. Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan
lembut dan menjadi lunak apabila perutnya lapar atau hanya makan sedikit..
Begitu sebaliknya. “Dan
banyak nian orang yang melakukan shalat malam, tetapi hasil dari shalatnya itu
hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3. Lamban berfikir
“Apabila
perut penuh, maka tidurlah akal.” (Orang-orang dahulu), maka ia kehilangan ciri
khas sebagai manusia, yaitu daya pikir atau akalnya.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan
dan kesulitan.
6. Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya selalu diliputi
kenikmatan-kenikmatan.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di
hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda
Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan
pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari kiamat, berarti ia telah
disiksa.” (HR. Bukhari)
8. Terjatuh ke dalam usaha yang haram
“Semua
Jasad (tubuh) yang tumbuh dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang
lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9. Menjadi saudara syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah
(58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)
G.
Upaya
Menghindari sikap Israf
Di antara upaya dalam
menghindari sikap Israf yaitu
1. Melakukan
amal ibadah secara istiqamah ataupun terus-menerus meskipun sedikit. Amal tersebut
merupakan amal yang paling di sukai oleh Allah SWT.
2. Hidup
secara bersahaja dan tidak selalu mengikuti hawa nafsu. Sederhanakanlah dan
tundukkanlah hawa nafsu dengan menggunakan akal sehat. Seseorang yang hidup
bersahaja, tidak akan suka melakukan sesuatu yang di luar kewajaran, karena
perbuatan tersebut akan merendahkan dirinya di hadapan Allah SWT dan juga
manusia yang lain karena sebagian besar kejelekan yang menimpa manusia
bersumber dari hawa nafsu yang lepas kontrol.
3. Jangan
mengikuti hawa nafsu atau panggilan setan.
4. Jangan
mendekati hal-hal yang mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik atau
melampaui batas.
5. Tanamkan
sikap sepadan atau sikap kesejajaran atau kesesamaan.
H.
Hubungan
Antara Israf dengan tabdzir dengan Bakhil
Israf merupakan sebuah
perilaku atau sifat yang mengarahkan manusia menjadi berlebih-lebihan, atau
dalam hal ini melampaui batas, berkaitan dengan tabdzir lebih fokus pada
menyia-nyiakan. persamaan
dari Israaf dan Tabdziir menurut Para ulama telah sepakat bahwa
secara syar’i makna kata israfdan al-tabdzir adalah membelanjakan harta untuk perkara-perkara
yang dilarang Allah. Israf dan tabdzir dalam pandangan
Islam bermakna al-tabdzir-linfaq fil haram wal ma’asiy ( infaq /
membelanjakan uang dalam hal yang haram dan maksiyat ). Dari kesemua itu
timbullah bakhil yang condong pada kikir atau pelit, tidak mau mengeluarkan
harta di jalan Allah. Sehingga perilaku tercela ini harus dihindari bahkan diganti
dengan perbuatan terpuji.
I.
Hikmah
Menghindari Perilaku Israf
1. Sikap israf adalah
salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelaku sendiri maupun orang
lain yang yang terkena dampak tingkah lakunya
2. Setiap
muslim dilarang mengikuti syahwat
3. Perbuatan
berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap
nikmat yang di berikan Allah.
4. Sikap
melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang
dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Melakukan
suatu perbuatan yang melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya. Israf
juga dapat diartikan sebagai suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan
yang melebihi semestinya. Perilaku tercela adalah perilaku-perilaku yang
dilarang oleh Islam. Seperti halnya pada perilaku Israaf
yaitu melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang
sebenarnya.
2.
Allah
membenci perbuatan israf ini karena perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang
mencerminkan sikap tidak puas dan rakus. Orang yang memiliki sikap tidak puas
akan selalu merasa kekurangan dan orang yang selalu merasa kurang akan menjadi
orang yang jauh dari rasa syukur kepada Allah SWT.
B. Saran
Sebaiknya
kalian menjauhi sifat-sifat tercela tersebut, karena dapat merusak aqidah kita.
Dan agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-israf-contoh-dan-bentuk.html
http://rianmeigiana.blogspot.co.id/2015/08/perilaku-tercela-israf-pengertian.html
https://fshzaaiqbalmandaku.wordpress.com/2014/02/24/israf/
http://konsultasiterapi.blogspot.co.id/2011/03/makalah-israf-lengkap.html
http://rahmawatyrahh.blogspot.co.id/2014/02/tugas-kelompok-pendidikan-agamaislam.html
http://digadoin.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-ishraf-lengkap-dengan-dalil.html
Kamarudin.
2011. Makalah Perilaku Tercela. http//perilakutercela.com/.
https://diceusuhartono.wordpress.com/2012/04/26/perilaku-tercela/
Promo Fans^^poker :
BalasHapus- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis