A. Pengertian Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Bagaimana dengan penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun? Tentu saja mereka tidak termasuk kelompok tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi setiap negara. Tanpa adanya tenaga kerja, faktor produksi alam dan faktor produksi modal tidak dapat digunakan secara optimal. Tenaga kerja dibagi atas kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Kesempatan kerja mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang mempunyai kesempatan untuk bekerja,
b. dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor produksi yang mungkin dapat ikut dalam proses produksi.
B. Klasifikasi Ketenagakerjaan
Pada dasarnya ketenagakerjaan dapat diklasifikasikan minimal menjadi tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih (trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).
1. Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum pernah dilatih dalam bidang tersebut.
Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman. Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang belum berpengalaman ini antara lain:
a. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya karena tidak mempunyai kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan.
b. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga kerja yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk bisa ikut memajukan perusahaan.
c. Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih mudah untuk dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
a. Perusahaan harus merencanakan membuat program pelatihan tertentu kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman agar benar-benar terampil dan menguasai di bidangnya.
b. Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai jalannya program pelatihan yang telah direncanakan.
c. Untuk menjadikan tenaga kerja terdidik menjadi terlatih memerlukan proses waktu yang lama sehingga hasil yang dicapai oleh perusahaan tentu tidak seperti ketika merekrut tenaga kerja terlatih.
2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Yang dimaksud tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah bekerja dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya, misalnya seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi, maka mereka dapat digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja terlatih ini dapat disamakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman.
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
a. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan sumbangan yang besar bagi perusahaan.
b. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan pelatihan khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga perusahaan tidak perlu membuat program pelatihan seperti yang terjadi pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
c. Sebagai akibatnya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini pada dasarnya lebih sulit diperoleh atau didapat karena jumlahnya tidak banyak.
b. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai daya tawar tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan demikian untuk mendapatkannya perusahaan harus siap memberikan imbalan yang cukup besar.
c. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah terbentuk karakternya dan sudah jadi sehingga jika terjadi ketidaksesuaian dengan keinginan perusahaan biasanya sulit untuk diarahkan dan dibelokkan.
3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ini merupakan bagian terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada.
Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik. Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
a. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya karena di samping tidak mempunyai pendidikan formal tingkat tinggi juga keterampilan yang dimiliki tidak ada. Dengan demikian posisi kekuatan tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
b. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk memilih tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut mengembangkan perusahaan.
c. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat mudah untuk diarahkan sesuai tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
b. Tenaga kerja tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan pekerjaan yang bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya rendah sehingga bila terjadi kendala di lapangan mereka akan merasa kesulitan untuk mencari jalan keluarnya
c. Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang bisa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari pihak perusahaan.
C. Macam-macam Tenaga Kerja
Berdasarkan Sifatnya,Tenaga Kerja dibedakan menjadi 2 yaitu Tenaga Kerja Jasmani dan Tenaga Kerja Rohani :
1. Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga Kerja Jasmani adalah tenaga kerja yang lebih menekankan pada kemampuan kekuatan dari tenaga kerja itu sendiri/atau lebih menekankan pada pengunaan fisik. Contoh dari Tenaga Kerja Jasmani adalah :
Buruh
Pembantu Rumah Tangga
Kuli Bangunan,dll
2. Tenaga Kerja Rohani
Tenaga Kerja Rohani adalah tenaga kerja yang lebih menekankan pada kemampuan pikiran dan akal daripada tenaga kerja itu sendiri/atau lebih menekankan pada pengunaan pikiran. Contoh dari Tenaga Kerja Rohani adalah :
Guru
Dokter
Dosen
D. Masalah Ketenagakerjaan
1. Angka pengangguran yang tinggi
Banyaknya pengangguran di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya pendidikan yang dimiliki para perkerja.
Pekerja berpendidikan rendah tidak memiliki ketrampilan maupun pendidikan yang mencukupi. Akibatnya mereka akan sulit mencari pekerjaan.
Sebagian besar lowongan pegawai negeri sipil dan pegawai perusahaan mensyaratkan lulus sarjana (S1) atau diploma (D3) akibatnya banyak pekerja yang hanya tamat sekolah tidak dapat bekerja dan menganggur.
2. Gaji pekerja yang rendah
Pekerja berpendidikan rendah yang bisa mendapatkan pekerjaan umumnya bekerja di pekerjaan kasar dan sektor informal, yang memiliki gaji rendah.
Pekerja yang berketrampilan rendah dengan mudah dapat digantikan oleh perusahaan. Karena itu mereka tidak memiliki daya tawar untuk menaikkan gaji pekerja.
Akibatnya rendahnya gaji, para pekerja ini akan terancam kemiskinan dan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Pekerja di Indonesia, terutama yang berpendidikan rendah tidak dapat melakukan pekerjaan kompleks. Misalnya pekerjaan teknik di kilang minyak atau induatri berat, pekerjaan analis di bidang keuangan dan sebagainya.
Karena keteampilan dan pendidikan rendah pekerja Indonesia tidak bisa bersaing dengan pekerja dari luar negeri.
4. Pertumbuhan lapangan kerja yang lambat
Karena kurangnya jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi, kegiatan perekonomian yang memerlukan sumber daya unggul tidak dapat berkembang.
Akibatnya industri manufaktur dan jasa yang memerluka keahlian tinggi sulit berkembang dan Indonesia akan hanya bisa mengekspor bahan baku mentah yang berharga rendah, atau sebagai tempat manufaktur barang yang murah.
5. Persebaran lapangan kerja tidak merata
Lapangan kerja di Indonesia terkonsentrasi di wilayah perkotaan, terutama di Jakarta dan sekitarnya serta di Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan terjadinya urbanisasi, yaitu perpindahan besar-besaran penduduk dari desa ke kota.
Di kota tenaga kerja yang mencari kerja ini akan membuat kepadatan pendudum dan menyebabkan berbagai masalah seperti kriminalitas.
A. Pengangguran
Pengangguran ialah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seorang yang sedang berusaha mencari pekerjaan. sedangkan yang dimaksud angkatan kerja adalah jumlah keseluruhan pekerja yang tersedia untuk lapangan pekerjaan dalam sebuah negara. Golongan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, yang mengurus rumah tangga, atau yang menerima pendapatan tidak tetap. Lalu, apa itu tenaga kerja? tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja yang cukup untuk bekerja, mencari pekerjaan dan melalukan kegiatan lain seperti bersekolah. angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun. Jadi kita tidak dapat menyebut seorang remaja berusia 13 tahun yang tidak bersekolah atau menganggur itu pengangguran. Karena memang usia mereka belum termasuk angkatan kerja.
B. Penyebab pengangguran
1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
2. Lapangan kerja sedikit
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan serta pemalas
6. Banyaknya jumlah penduduk
7. Teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi oleh kemampuan manusia
8. Pendidikan dan ketrampilan yang rendah
9. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi
10. Adanya lapangan kerja dipengaruhi oleh musim
11. Ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan negara
Dalam mengatasi permasalahan tersebut diharapkan pemerintah sangat mengharapkan agar seluruh warga tenaga Indonesia dapat ikut berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan disini kami akan memaparkan beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di negara ini semakin meningkat, yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya Pendidikan
Masalah pertama yang kerap terjadi dalam penerimaan pegawai yaitu rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh sebagian orang. Jika mereka hanya memiliki tingkat pendidikan yang minim, itu bisa menjadikan seseorang kesulitan dalam mencari setiap pekerjaan.
2. Keterampilan Yang Kurang
Mungkin untuk saat ini telah banyak diantaranya mahasiswa atau lulusan SMA yang memiliki kriteria yang diinginkan oleh para perusahaan. Akan tetapi hal tersebut tidak akan berguna tanpa adanya keterampilan yang mereka miliki. Karena perusahaan bukan hanya mencari kandidat yang memiliki jenjang pendidikan yang luas, akan tetapi keterampilan yang mereka punyalah yang pihak perusahaan inginkan.
3. Lapangan Kerja Yang Kurang
Untuk setiap tahunnya mungkin negara kita ini memiliki sejumlah lulusan dengan angka yang tidak sedikit. Akan tetapi dengan angka yang tidak sedikit ini tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia di negara ini.
4. Tidak Ada Kemauan Untuk Berwirausaha
Umumnya seseorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
5. Tingginya Rasa Malas
Dalam masalah ini tingkat kemalasan yang menjadikan mereka menjadi pengangguran berat, mereka hanya mengandalkan orang lain tanpa adanya usaha maksimal yang dilakukan.
Itulah faktor-faktor utama yang dapat membuat negara kita ini kebanjiran pengangguran untuk setiap Tahunnya. Karena angka pengangguran di Indonesia setiap tahunnya pasti membeludak. Mungkin sangat sulit untuk mengatasi permasalahan tersebut, tanpa adanya partisipasi dari setiap masyarakat. Jadi diharapkan sekali kepada seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut, agar di negara kita ini angka pengangguran setiap tahunnya tidak bertambah.
C. Jenis-jenis pengangguran
1. Menurut Faktor-faktor penyebabnya
a) Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang terjadi akibat siklus gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya kondisi ekonomi.
b) Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi disebabkan karena tenaga manusia diganti menjadi tenaga mesin atau robot.
c) Pengangguran Srtruktural
Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Misalnya perubahan struktur agraris menjadi industri.
d) Pengangguran Friksional
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi sementara waktu atau dalam jangka pendek. Contohnya seperti menganggur sementara untuk menunggu panggilan kerja.
Menurut ciri-cirinya
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang benar-benar tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini bisa terjadi ketika tenaga kerja telah berusaha semaksimal mungkin mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkannya.
b. Pengangguran Terselubung
Pengangguran ini mempunyai ciri yaitu ketika jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang diperlukan (kelebihan pekerja).
c. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim atau kegagalan musim. pengangguran ini sering terjadi pada petani yang menganggur disaat paceklik.
d. Setengah menganggur
Di negara-negara berkembang banyak orang yang melakukan migrasi. Namun tidak semua yang bermigrasi mendapat pekerjaan di tempat baru mereka. sebagian terpaksa menjadi pengangguran sepenuh waktu. Ada pula yang tidak menganggur tetapi tidak bekerja penuh waktu.
D. Dampak pengangguran
a. Dari segi ekonomi
Menimbulkan turunnya daya beli masyarakat
Menghambat investasi
Turunnya produk domestik bruto, sehingga pendapatan nasional pun akan berkurang.
b. Dari segi sosial
Timbulnya perasaan kurang percaya diri
Meningkatnya angka kriminalitas
Bertambahnya pengamen, anak jalanan dan pengemis
Tingginya jumlah angka anak putus sekolah
c. Dari segi pembangunan ekonomi nasional
Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
Pendapatan pajak pemerintah berkurang
Tidak dapat menggalakkan pertumbuhan ekonomi
E. Upaya mengatasi pengangguran
1. Pemerintah
Mendirikan program tenaga kerja
Mengadakan program latihan kerja magang
Pengerahan tenaga kerja Indonesia
Mendirikan program pelatihan atau kursus
Memperluas pendistibusian informasi tenaga kerja yang dapat diakses dimanapun.
2. Masyarakat
Mengikuti program latihan kerja
Meningkatkan wiraswasta
Membuka lapangan kerja baru atau mendirikan kursus
Aktif dalam mencari informasi tentang tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Bagaimana dengan penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun? Tentu saja mereka tidak termasuk kelompok tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi setiap negara. Tanpa adanya tenaga kerja, faktor produksi alam dan faktor produksi modal tidak dapat digunakan secara optimal. Tenaga kerja dibagi atas kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Kesempatan kerja mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang mempunyai kesempatan untuk bekerja,
b. dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-faktor produksi yang mungkin dapat ikut dalam proses produksi.
B. Klasifikasi Ketenagakerjaan
Pada dasarnya ketenagakerjaan dapat diklasifikasikan minimal menjadi tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih (trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).
1. Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum pernah dilatih dalam bidang tersebut.
Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman. Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang belum berpengalaman ini antara lain:
a. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya karena tidak mempunyai kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan.
b. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga kerja yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk bisa ikut memajukan perusahaan.
c. Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih mudah untuk dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
a. Perusahaan harus merencanakan membuat program pelatihan tertentu kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman agar benar-benar terampil dan menguasai di bidangnya.
b. Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai jalannya program pelatihan yang telah direncanakan.
c. Untuk menjadikan tenaga kerja terdidik menjadi terlatih memerlukan proses waktu yang lama sehingga hasil yang dicapai oleh perusahaan tentu tidak seperti ketika merekrut tenaga kerja terlatih.
2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Yang dimaksud tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah bekerja dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya, misalnya seorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi, maka mereka dapat digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja terlatih ini dapat disamakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman.
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
a. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan sumbangan yang besar bagi perusahaan.
b. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan pelatihan khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga perusahaan tidak perlu membuat program pelatihan seperti yang terjadi pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
c. Sebagai akibatnya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini pada dasarnya lebih sulit diperoleh atau didapat karena jumlahnya tidak banyak.
b. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai daya tawar tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan demikian untuk mendapatkannya perusahaan harus siap memberikan imbalan yang cukup besar.
c. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah terbentuk karakternya dan sudah jadi sehingga jika terjadi ketidaksesuaian dengan keinginan perusahaan biasanya sulit untuk diarahkan dan dibelokkan.
3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ini merupakan bagian terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada.
Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik. Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
a. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya karena di samping tidak mempunyai pendidikan formal tingkat tinggi juga keterampilan yang dimiliki tidak ada. Dengan demikian posisi kekuatan tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
b. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk memilih tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut mengembangkan perusahaan.
c. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat mudah untuk diarahkan sesuai tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
b. Tenaga kerja tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan pekerjaan yang bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya rendah sehingga bila terjadi kendala di lapangan mereka akan merasa kesulitan untuk mencari jalan keluarnya
c. Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang bisa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari pihak perusahaan.
C. Macam-macam Tenaga Kerja
Berdasarkan Sifatnya,Tenaga Kerja dibedakan menjadi 2 yaitu Tenaga Kerja Jasmani dan Tenaga Kerja Rohani :
1. Tenaga Kerja Jasmani
Tenaga Kerja Jasmani adalah tenaga kerja yang lebih menekankan pada kemampuan kekuatan dari tenaga kerja itu sendiri/atau lebih menekankan pada pengunaan fisik. Contoh dari Tenaga Kerja Jasmani adalah :
Buruh
Pembantu Rumah Tangga
Kuli Bangunan,dll
2. Tenaga Kerja Rohani
Tenaga Kerja Rohani adalah tenaga kerja yang lebih menekankan pada kemampuan pikiran dan akal daripada tenaga kerja itu sendiri/atau lebih menekankan pada pengunaan pikiran. Contoh dari Tenaga Kerja Rohani adalah :
Guru
Dokter
Dosen
D. Masalah Ketenagakerjaan
1. Angka pengangguran yang tinggi
Banyaknya pengangguran di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya pendidikan yang dimiliki para perkerja.
Pekerja berpendidikan rendah tidak memiliki ketrampilan maupun pendidikan yang mencukupi. Akibatnya mereka akan sulit mencari pekerjaan.
Sebagian besar lowongan pegawai negeri sipil dan pegawai perusahaan mensyaratkan lulus sarjana (S1) atau diploma (D3) akibatnya banyak pekerja yang hanya tamat sekolah tidak dapat bekerja dan menganggur.
2. Gaji pekerja yang rendah
Pekerja berpendidikan rendah yang bisa mendapatkan pekerjaan umumnya bekerja di pekerjaan kasar dan sektor informal, yang memiliki gaji rendah.
Pekerja yang berketrampilan rendah dengan mudah dapat digantikan oleh perusahaan. Karena itu mereka tidak memiliki daya tawar untuk menaikkan gaji pekerja.
Akibatnya rendahnya gaji, para pekerja ini akan terancam kemiskinan dan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Pekerja di Indonesia, terutama yang berpendidikan rendah tidak dapat melakukan pekerjaan kompleks. Misalnya pekerjaan teknik di kilang minyak atau induatri berat, pekerjaan analis di bidang keuangan dan sebagainya.
Karena keteampilan dan pendidikan rendah pekerja Indonesia tidak bisa bersaing dengan pekerja dari luar negeri.
4. Pertumbuhan lapangan kerja yang lambat
Karena kurangnya jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi, kegiatan perekonomian yang memerlukan sumber daya unggul tidak dapat berkembang.
Akibatnya industri manufaktur dan jasa yang memerluka keahlian tinggi sulit berkembang dan Indonesia akan hanya bisa mengekspor bahan baku mentah yang berharga rendah, atau sebagai tempat manufaktur barang yang murah.
5. Persebaran lapangan kerja tidak merata
Lapangan kerja di Indonesia terkonsentrasi di wilayah perkotaan, terutama di Jakarta dan sekitarnya serta di Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan terjadinya urbanisasi, yaitu perpindahan besar-besaran penduduk dari desa ke kota.
Di kota tenaga kerja yang mencari kerja ini akan membuat kepadatan pendudum dan menyebabkan berbagai masalah seperti kriminalitas.
A. Pengangguran
Pengangguran ialah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seorang yang sedang berusaha mencari pekerjaan. sedangkan yang dimaksud angkatan kerja adalah jumlah keseluruhan pekerja yang tersedia untuk lapangan pekerjaan dalam sebuah negara. Golongan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, yang mengurus rumah tangga, atau yang menerima pendapatan tidak tetap. Lalu, apa itu tenaga kerja? tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja yang cukup untuk bekerja, mencari pekerjaan dan melalukan kegiatan lain seperti bersekolah. angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun. Jadi kita tidak dapat menyebut seorang remaja berusia 13 tahun yang tidak bersekolah atau menganggur itu pengangguran. Karena memang usia mereka belum termasuk angkatan kerja.
B. Penyebab pengangguran
1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
2. Lapangan kerja sedikit
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan serta pemalas
6. Banyaknya jumlah penduduk
7. Teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi oleh kemampuan manusia
8. Pendidikan dan ketrampilan yang rendah
9. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi
10. Adanya lapangan kerja dipengaruhi oleh musim
11. Ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan negara
Dalam mengatasi permasalahan tersebut diharapkan pemerintah sangat mengharapkan agar seluruh warga tenaga Indonesia dapat ikut berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan disini kami akan memaparkan beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di negara ini semakin meningkat, yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya Pendidikan
Masalah pertama yang kerap terjadi dalam penerimaan pegawai yaitu rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh sebagian orang. Jika mereka hanya memiliki tingkat pendidikan yang minim, itu bisa menjadikan seseorang kesulitan dalam mencari setiap pekerjaan.
2. Keterampilan Yang Kurang
Mungkin untuk saat ini telah banyak diantaranya mahasiswa atau lulusan SMA yang memiliki kriteria yang diinginkan oleh para perusahaan. Akan tetapi hal tersebut tidak akan berguna tanpa adanya keterampilan yang mereka miliki. Karena perusahaan bukan hanya mencari kandidat yang memiliki jenjang pendidikan yang luas, akan tetapi keterampilan yang mereka punyalah yang pihak perusahaan inginkan.
3. Lapangan Kerja Yang Kurang
Untuk setiap tahunnya mungkin negara kita ini memiliki sejumlah lulusan dengan angka yang tidak sedikit. Akan tetapi dengan angka yang tidak sedikit ini tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia di negara ini.
4. Tidak Ada Kemauan Untuk Berwirausaha
Umumnya seseorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
5. Tingginya Rasa Malas
Dalam masalah ini tingkat kemalasan yang menjadikan mereka menjadi pengangguran berat, mereka hanya mengandalkan orang lain tanpa adanya usaha maksimal yang dilakukan.
Itulah faktor-faktor utama yang dapat membuat negara kita ini kebanjiran pengangguran untuk setiap Tahunnya. Karena angka pengangguran di Indonesia setiap tahunnya pasti membeludak. Mungkin sangat sulit untuk mengatasi permasalahan tersebut, tanpa adanya partisipasi dari setiap masyarakat. Jadi diharapkan sekali kepada seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut, agar di negara kita ini angka pengangguran setiap tahunnya tidak bertambah.
C. Jenis-jenis pengangguran
1. Menurut Faktor-faktor penyebabnya
a) Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang terjadi akibat siklus gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya kondisi ekonomi.
b) Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi disebabkan karena tenaga manusia diganti menjadi tenaga mesin atau robot.
c) Pengangguran Srtruktural
Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Misalnya perubahan struktur agraris menjadi industri.
d) Pengangguran Friksional
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi sementara waktu atau dalam jangka pendek. Contohnya seperti menganggur sementara untuk menunggu panggilan kerja.
Menurut ciri-cirinya
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang benar-benar tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini bisa terjadi ketika tenaga kerja telah berusaha semaksimal mungkin mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkannya.
b. Pengangguran Terselubung
Pengangguran ini mempunyai ciri yaitu ketika jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang diperlukan (kelebihan pekerja).
c. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim atau kegagalan musim. pengangguran ini sering terjadi pada petani yang menganggur disaat paceklik.
d. Setengah menganggur
Di negara-negara berkembang banyak orang yang melakukan migrasi. Namun tidak semua yang bermigrasi mendapat pekerjaan di tempat baru mereka. sebagian terpaksa menjadi pengangguran sepenuh waktu. Ada pula yang tidak menganggur tetapi tidak bekerja penuh waktu.
D. Dampak pengangguran
a. Dari segi ekonomi
Menimbulkan turunnya daya beli masyarakat
Menghambat investasi
Turunnya produk domestik bruto, sehingga pendapatan nasional pun akan berkurang.
b. Dari segi sosial
Timbulnya perasaan kurang percaya diri
Meningkatnya angka kriminalitas
Bertambahnya pengamen, anak jalanan dan pengemis
Tingginya jumlah angka anak putus sekolah
c. Dari segi pembangunan ekonomi nasional
Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
Pendapatan pajak pemerintah berkurang
Tidak dapat menggalakkan pertumbuhan ekonomi
E. Upaya mengatasi pengangguran
1. Pemerintah
Mendirikan program tenaga kerja
Mengadakan program latihan kerja magang
Pengerahan tenaga kerja Indonesia
Mendirikan program pelatihan atau kursus
Memperluas pendistibusian informasi tenaga kerja yang dapat diakses dimanapun.
2. Masyarakat
Mengikuti program latihan kerja
Meningkatkan wiraswasta
Membuka lapangan kerja baru atau mendirikan kursus
Aktif dalam mencari informasi tentang tenaga kerja
Komentar
Posting Komentar