BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pergerakan
nasional di Indonesia tentunya tidak lepas dari pengaruh ideology dari seluruh
dunia yang masuk ke Indonesia semenjak politik etis di berlakukan. Politik etis
sendiri adalah politik balas budi yang dilakukan belanda kepada Indonesia yang
salah satunya memberi peluang kepada sebagian kecil masyarakat Indonesia untuk
memperoleh pendidikan yang setara layaknya warga belanda yang tinggal di hindia
belanda. Berikut saya paparkan berbagai Organisasi Politik di Indonesia yang
mewakili 5 ideology dunia pada masa pergerakan nasional
Perasaan
akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum
bersifat nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua
wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa
Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1.
Faktor
Intern
a.
Sejarah Masa Lampau yang
GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa
kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit
memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara.
b.
Penderitaan Rakyat Akibat Penjajah. Bangsa
Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa,
dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
c.
Pengaruh Perkembangan Pendidikan
Barat di Indonesia. Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia
Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya
perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang
terjadi di negeri Belanda.
d.
Pengaruh Perkembangan Pendidikan
Islam di Indonesia. Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak
diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam
e.
Pengaruh Perkembangan Pendidikan
Kebangsaan di Indonesia.
Berkembangnya
sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi
untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah
untuk kaum pribumi.
f.
Peranan Bahasa Melayu. Di samping
mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum
(Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu
berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia.
2.
Faktor
Ekstern
a.
Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama
ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit
putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit
berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah
dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara
Jepang melawan Rusia.
b.
Partai Kongres India. Dalam melawan
Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan
Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini
kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha,
dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna
yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c.
Filiphina dibawah Jose Rizal.
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam
perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang
merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Sikap patriotisme
dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela
berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.
B. Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu: Bagaimana pergerakan nasional di
Indonesia?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dalam makalah ini yaitu: menguraikan organisasi yang lahir dalam
pergerakan nasional di Indonesia.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pergerakan Nasional Indonesia
Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian
sebagai berikut :
a. Pergerakan
Maksud dari
kata “Pergerakan” disini meliputi segala macam aksi dengan
menggunakan “organisasi” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan.
Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur,
dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b.
Nasional
Istilah “Nasional” menunjuk
sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi yang mencakup semua
aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.
Pergerakan Nasional terdiri dari dua kata yakni
pergerakan dan Nasional. Maksud dari kata “Pergerakan” disini mencakup segala
macam aksi dengan memakai “organisasi” untuk membangkang penjajahan dan
menjangkau kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut
dibentuk secara teratur, dalam makna ada pemimpinnya, anggota, dasar, dan
destinasi yang hendak dicapai.adapun Istilah “Nasional” menunjuk sifat
dari pergerakan, yakni seluruh aksi dengan organisasi yang merangkum semua
aspek kehidupan, laksana ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.
Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Pergerakan
nasional ialah suatu format perlawanan terhadap untuk kaum penjajah yang
dilakukan tidak dengan memakai kekuatan bersenjata, tetapi memakai organisasi
yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya
dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia. Pada awalnya, berdirinya
organisasi ini tidak ditujukan guna perlawanan terhadap kaum penjajah, namun
organisasi-organisasi itu pada dasarnya didirikan dalam upaya menambah
kesejahteraan rakyat yang merasakan penderitaan dampak penjajahan, tetapi pada
kesudahannya bertujuan guna mewujudkan kemerdekaan. Hal yang demikian ini pula
yang menjadi faktor mula berdirinya sekian banyak macam organisasi
pergerakan nasional di Indonesia.
B. Perkembangan
Pergerakan Nasional
Masa
pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan.Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi
dalam tiga tahap berikut.
1.
Masa pembentukan (1908 - 1920)
berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sareka Isla dan
Indische Partij.
2.
Masa radikal/nonkooperasi (1920 -
1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan
Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
3.
Masa moderat/kooperasi (1930 -
1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu
juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
1. Budi Utomo
(BU)
Pada tanggal
20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.Organisasi
Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai
politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat
dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah,
mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja
anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri,
menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi
cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
2. Sarekat
Islam (SI)
Pada tahun
1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan
tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.Keanggotaan
SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota
yang cukup banyak.Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas
ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI
(Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI
seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam
berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi
berdirinya Sarekat Islam adalah:
a.
Perlawanan terhadap para pedagang
perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b.
Isyarat pada umat Islam bahwa telah
tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya.
c.
Membuat front melawan semua
penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische
Partij (IP)
IP didirikan
pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E
Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP
ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi
orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya
keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan
Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo). IP sebagai organisasi
campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini
disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja
sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah
kuat.
Tujuan dari
partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada
tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun
bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini
direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda.Adalah suatu yang
kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan
dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya.Hal yang ironis
ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M.
Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik
een Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu
R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto
Mangunkusumo yang dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi
judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan.
Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E.
Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus
1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemoen Soewardi
Soerjaningrat,
4. Perhimpunan
Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun
1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging.Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada
dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini
adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai,
Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang
berasal dari Indonesia.Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan
Indische Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam
pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat
Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada
negara-negara terjajah (The Right of Self Determination).Dalam upaya berkiprah lebih
jauh, organisasi ini memiliki media komunikasi yang berupa majalah Hindia
Poetra.
5. Partai
Komunis Indonesia ( PKI )
Partai
Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh
Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P.
Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di
Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam
ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI terus berupaya
mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah
melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah
dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
a. Adanya
kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan
kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya
disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus
keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
6. Partai Nasional
Indonesia ( PNI )
Berdirinya
partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan
Algemeene Studie Club.Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio
politik yang kompleks.Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat
untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda.
Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo,
Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal
berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor
berikut.
a. Pergerakan
yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai
partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya
menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk
mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi
sebagai pegangan perjuangan PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional,
kemauan nasional, dan perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia
merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self
help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap
pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah
marhaenisme.
7. Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal
17 - 18 Desember 1927.
Beranggotakan
organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII), Budi
Utomo, PNI Pasundan, Sumatra Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi
Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
a. Menghindari
perselisihan diantara anggota-anggotanya
b. Menyatukan
organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia; da
c. mengembangkan
persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan
organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
keretakan tesebut.
a.
Masing-masing anggota lebih
mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b.
Kurangnya control pusat tehadap
aktivitas local.
c.
Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi
PPPKI tersebut.
8. Partai
Indonesia (Partindo)
Ketika Ir.
Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah
menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono pada
tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun
dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan
PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun
juga nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung
ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara.Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo
bubar.
9. Partai
Indonesia Raya (Parindra)
Salah satu
organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra).
Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935.
Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI).Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik
Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun
nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela
kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang
agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan
dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah
Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah
Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
10. Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh
orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane,
dan Moh. Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia
Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra.
Tujuan Gerindo antara lain :
a. Mencapai
Indonesia merdeka
b. Memperkokoh
ekonomi Indonesia
c. Mengangkat
kesejahteraan kaum buruh, dan
d. Memberi
bantuan bagi kaum pengangguran
11. Gabungan
Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal
15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya
diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara
Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun
suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri
sendiri.Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.
Tujuan Gapi
adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri,
sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda
membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh
Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari
perubahan-perubahan ketatanegaraan.Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi
Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia.
12. Organisasi
Keagamaan
Muhammadiyah
adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala
jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah
a. Memajukan
pengajaran berdasarkan agama islam.
b. Memupuk keimanan
dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka
mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
a. Mendirikan
sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum
yang modern.
b. Mendirikan
rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan
rumah yatim piatu.
d. Mendirikan
perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
13. Organisasi
Pemuda dan Wanita
Perkumpulan
pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.Organisasi ini berdiri pada
tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan
organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di
Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga
tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo
membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan
sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri
Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. a. Ingin
menghidupkan persatuan dan kesatuan, diantara pemuda jawa, sunda,
Madura, Bali, dan Lombok
b. Kerja sama
dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia. Keanggotaannya
terbatas pada para pemuda jawa, sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
C. Peran Manifesto Politik 1925, Kongres 1928 dan Perempuan Pertama dalam
Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
1. Peran Manifesto Politik
1925 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdirilah organisasi Indische
Vereenlging. Organisasi ini didirikan para mahasiswa yang belajar di negeri
Belanda. Mereka itu adalah Sutan Kasayangan Sorlpada, R.N. Noto Suroto, R.P.
Sosrokartono, R. Husein Djayadiningrat, Notodiningrat, Sumitro Kolopaking, dan
dr. Apituley.
Tujuan organisasi ini adalah memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari
orang-orang yang berasal dari Indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan non
pribumi bukan Eropa di negeri Belanda.
Pada mulanya organisasi ini bersifat sosial budaya, namun sejak berakhirnya
Perang Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme tokoh-tokoh Indische
Vereeniging semakin menonjol. Mereka mengubah suasana dan semangat kegiatan
organisasi ke dalam bidang politik. Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan tiga
tokoh Indische Partij yang dibuang Belanda yakni Dr. Cipto Mangunkusumo, R.M.
Suwardi Suryaningrat, dan E.F.E. Douwes Dekker, yang berjiwa Nasionalis.
Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan
pandangan seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa
pergerakan nasional, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang
berkaitan dengan nasib dan masa depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat
penting artinya bagi terwujudnya Indonesia merdeka yang didengar dan didukung
oleh dunia Internasional.
Konsep-konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia sebenarnyatelah
dimunculkan dalam Majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi,
Perhimpunan Indonesia baru menyampaikan manifesto politiknya secara tegas pada
awal tahun 1925 yang kemudian dikenal sebagai Manifesto Politik 1925. Indische
Verreniging sejak berdirinya tahun 1908 belum pernah terjadi perubahan yang
mendasar. Dengan mengikuti lajunya perkembangan jaman, terutama dalam bidang
pergerakan nasional maka organisasi yang dibentuk di negeri Belanda juga
mengalami perkembangan.
Pada tahun 1924 nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia
Merdeka. Kemudian tahun 1925 dipakailah nama baru organisasi Indonesische
Vereeniging menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Kegiatan organisasi PI ini
semakintegas dalam bidang politik.
Dengan bertambahnya mahasiswa yang belajar di negeri Belanda, maka
bertambah pulalah kekuatan organisasi PI. Pada permulaan tahun 1925 dibuatlah
suatu Anggaran Dasar baru yang merupakan penegasan lebih jelas dari perjuangan
PI. Pada saat itu PI di bawah pimpinan Dr. Sukiman Wiryosanjoyo. Anggaran Dasar
baru itu merupakan manifesto politik, di dalamnya dimuat prinsip-prinsip yang
harus dilaksanakan oleh gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.
Cita-cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan
memerhatikan masalah sosial, ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai
tujuan politik yang dikembangkan sejak tahun 1925 dirumuskan sebagai berikut.
1)
Kesatuan Nasional:
mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit seperti yang berkaitan dengan
kedaerahan, serta perlu dibentuk suatu kesatuan aksi untuk melawan Belanda
untuk mentiptakan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.
2)
Solidaritas:
terdapat perbedaan kepentingan yang sangat mendasar antara penjajah dengan yang
dijajah (Belanda dengan Indonesia). Oleh karena itu haruslah mempertajam konflik
antara orang kulit putih dan sawo matang tanpa melihat perbedaan antara orang
Indonesia.
3)
Non-kooperasi:
harus disadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, oleh karena itu hendaknya
dilakukan perjuangan sendiri tanpa mengindahkan lembaga yang telah ada yang
dibikin oleh Belanda seperti Dewan Perwakilan Kolonial (Volksraad).
4)
Swadaya: perjuangan
yang dilakukan haruslah mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dengan demikian
perlu dikembangkan struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik,
sosial, ekonomi, hukum yang kuat berakar dalam masyarakat pribumi dan sejajar
dengan administrasi kolonial. Dalam rangka merealisasikan keempat pikiran pokok
berupa ideologi.
Dalam deklarasi tersebut ditekankim pula pokok-pokok, seperti ide unity
(kesatuan), equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan). Perhimpunan
Indonesia berusaha menggabungkan semua unsur tersebut sebagai satu kebulatan
yang belum pernah dikembangkan oleh organisasi-organisasi sebelumnya.
Perhimpunan Indonesia percaya bahwa semua orang Indonesia dapat menerima dan
menciptakan gerakan yang kuat dan terpadu untuk memaksakan kemerdekaan kepada
pihak Belanda.
2. Peran Kongres Pemuda 1928 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan
Indonesia.
Sejak berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) maka muncullah organisasi
organisasi pergerakan kebangsaan di berbagal daerah. Di antaranya organisasi
pemuda Tri Koro Dharmo (7 Maret1915) yang dldlrikan di Jakarta oleh Dr. R.
Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman dan Sunardi. Tujuan organisasi ini adalah
mencapai Jawa-Raya dengan jalan lain memperkokoh persatuan antara pemuda Jawa,
Sunda, dan Madura. Untuk rnenghindari perpecahan maka pada waktu kongres di
Solo ditetapkan bahwa mulai tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong
Java.
Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya supaya kelak ia dapat
menyumbangkan tenaganya untuk pembangunan Jawa-Raya dengan jalan mempererat
persatuan, menambah pengetahuan anggota, serta berusaha menumbuhkan rasa cinta
akan budaya sendiri. Dalam perkembangannya, ternyata Jong Java juga ikut
berpolitik.
Seiring dengan berdirinya Jong Java, berdiri pula perkumpulan-perkumpulan
pemuda bersifat kedaerahan, seperti Pemuda Pasundan, Jong Sumateranen Bond,
Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Celebes (Sulawesi). Semua
organisasi kepemudaan ini bercita-cita ke arah kemajuan Indonesia terutama
memajukan budaya dan daerahnya maslng-masing.
Dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan ini ternyata terdapat benih-benih
yang dapat disatukan ke arah persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemuda-pemuda
Indonesia merasa, perlu membentuk suatu wadah untuk menyamakan langkah dalam
mencapai tujuan. Wadah kegiatan itulah yang dikenal dengan Kongres Pemuda yang
disebut juga dengan nama Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda yang kemudian dikenal sebagai sebuah tonggak dalam sejarah
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari organisasi kepemudaan seperti Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ini
yang mendapat dukungan dari organisasi kepemudaan yang lain sepertiJong Java, Jong
Sumatera dan sebagainya dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu
persatuan Indonesia. Organisasi yang bernama Jong Indonesia yang didirikan pada
Februari 1927 ini kemudian mengganti nama menjadi Pemuda Indonesia. Para
anggotanya terdiri dari murid-murid yang berasal dari AMS, RHS, dan Stovia.
Dalam perjalanannya para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan
peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami
selama masa penjajahan. Pertemuan awalnya dimulai 15 Nopember 1925 dengan
membentuk panitia Kongres Pemuda Pertama yang bertugas menyusun tujuan kongres.
a.
Kongres Pemuda I
(30 April – 2 Mei 1926)
1) Tempat kongres di Jakarta
2) Tujuan kongres: menanamkan semangat kerjasama antara perkumpulan pemuda di
Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia.
b.
Kongres Pemuda II
Kongres ini berlangsung di Gedung Indonesische Club, di Jalan Kramat Raya
106 Jakarta, pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres ini terlaksana atas
inisiatif dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan Pemuda
Indonesia. Ketua kongres ini adalah Sugondo Joyopuspito.
Keputusan-keputusan
Kongres Pemuda II sebagai berikut.
1)
Mengucapkan ikrar
Sumpah Pemuda.
2)
Menetapkan lagu
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
3)
Menetapkan sang Merah
Putih sebagai bendera Indonesia.
4)
Melebur semua
organisasi pemuda menjadi satu dengan nama Indonesia Muda.
Kongres Pemuda II berjalan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang
sangat penting untuk modal perjuangan selanjutnya. Sumpah Pemuda amat
berpengaruh bagi upaya mencapai lndonesia merdeka. Partai-partai yang ada
segera menyesualkan diri dengan cita-cita pemuda. Semangat persatuan dan
kesatuan bangsa yang telah menjiwai partai-partai di Indonesia itu diwujudkan
dalam wadah baru bernama Gabungan Poitik Indonesia (GAPI).
Demikian pula beberapa perkumpulan wanita yang kemudian bergabung dalam
Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia, juga semua, organisasi kepanduan yang
membentuk persatuan dengan nama Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).
Dengan Kongres Pemuda itu identitas kebangsaan Indonesia semakin terbentuk.
Identitas itu kini berwujud: tanah air, bangsa, bahasa dan persatuan dengan
nama Indonesia. Dengan Kongres Pemuda II, rasa persatuan dan kesatuan di
kalangan pemuda dan bangsa Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini merupakan
suatu keberanian dan keuletan yang luar biasa dari pemuda kita. Walaupun di
bawah tekanan senjata polisi Kolonial Belanda, mereka tetap melaksanakan
kewajiban dan pengabdian guna memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan tanah
airnya.
Kongres Pemuda II ini sangat penting bagi terbentuknya identitas sebagai
bangsa Indonesia. Karena pentingnya peristiwa Kongres Pemuda II bagi bangsa
Indonesia, maka tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
3. Peran Kongres
Perempuan Pertama dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia.
Pergerakan kaum wanita di Indonesia dirintis oleh R.A. Kartini (1879 -
1904). Perjuangan R.A.Kartini memunculkan semangat nasionalisme bagi kaum
wanita. Sebagai penerus R.A. Kartini adalah Dewi Sartika (1884 - 1974) dari
Jawa Barat. Berkat cita-cita R.A. Kartini, muncullah gerakan-gerakan
penididikan wanita di Indonesia.
Dalam perkembangannya sejak tahun 1920 organisasi-organisasi ke-wanitaan
tersebut mulai terlibat dalam gerakan politik. Pada tanggal 22 De-sember 1928
diadakan Kongres Perempuan I. Kongres ini diselenggarakan di Yogyakarta,
dipimpin oleh R.A. Sukanto.
Tujuan Kongres Perempuan I adalah sebagai berikut.
a. Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
b. Menyatukan organisasi-organisasi wanita yang beraneka ragam.
Kongres Perempuan I membicarakan masalah persatuan di kalangan wanita,
masalah wanita dalam keluarga, masalah poligami dan perceraian serta sikap
yangharus diambil terhadap kolonialisme Belanda. Keputusan terpenting dalam
kongres tersebut adalah
mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang disebut Perserikatan
PerempuanIndonesia (PPI).
Pada tahun 1929 Perserikatan Perempuan Indonesia berganti nama menjadi
Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Kongres Perempuan I besar
pengaruhnya dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk
identitaskebangsaan sebagai berikut.
• Kongres Perempuan
I merupakan kebangkitan kesadaran nasional di kalangan wanita. Di samping
berperan penting dalam keluarga atau masyarakat, wanita juga berperan penting
dalam perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa dan negara.
• Kongres Perempuan
I membuka kesadaran kaum wanita untuk ikut berjuang dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain.
Dengan pentingnya peristiwa Kongres Perempuan I tersebut maka tanggal 22
Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Peran generasi muda maupun perempuan di
masa perjuangan sampai di zaman kemerdekaan ini sangat penting. Mereka menjadi
penggerak perubahan dan pembaharuan. Hal itu sudah diawali dengan adanya
kegiatan Kongres Pemuda 1928 maupun Kongres Perempuan I 1928.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa
yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pergerakan nasional Indonesia muncul
akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat
Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2.
Organisasi-organisasi pergerakan
nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
Indonesia.
3.
Kemerdekaan yang dicapai Indonesia
saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun organisasi-orgnisasi
yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan Indonesia.
B. Saran
Bangsa
Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya
kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan
nasional demi sebuah kemerdekaan yang sebenarnya. Dan menjadikan hari esok
sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang
rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda di Indonesia harus
membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara yang
lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Pringgodigdo,
A,K, 1966, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, Jakarta:
Pustaka
Rakyat.
Sartono
Kartodirdjo, 1970, Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sartono
Kartodirjo, 1975, Sejarah Nasional Indonesia VI, jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sartono
Kartodirdjo, 1992, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional Jilid 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
http://sayutinew.blogspot.co.id/2015/03/makalah-pergerakan-nasional-dan.html
http://sejarah-indonesia-lengkap.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-pergerakan-nasional-di-indonesia.html
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2016/05/pergerakan-nasional-indonesia.html
http://gusdarwanto.blogspot.co.id/2016/11/sejarah-pergerakan-nasional.html
https://www.kumpulanmakalah.com/2016/10/pergerakan-nasional-indonesia.html
Komentar
Posting Komentar